"Meskipun ada sejuta pilihan yang di siapkan untukku, pilihanku tetap akan jatuh ke kamu."
Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya Haidar dan Adiba telah sampai di tujuan. Kedatangan keduanya di sambut hangat oleh Kyai Arham dan Bu Nyai Sayyida.
“Kok lemes nak?” Tanya Bu Nyai Sayyida pada Adiba yang terlihat lemas.
“Habis muntah-muntah Ma,” jawab Haidar.
“Oh, sudah hamil?” Tanya Kyai Arham spontan.
“Enggak bah. Adiba mabok perjalanan,” jawab Haidar.
“Oh ya sudah. Ajak istirahat di kamar kalau gitu. Biar Mama bikinin minuman hangat,” ucap Bu Nyai Sayyida.
Haidar mengangguk kemudian membawa Adiba ke kamar. Sementara para khadimah membantu membawakan barang-barang bawaan Adiba dan Haidar ke kamar.
Melihat empuknya ranjang, Adiba langsung membanting tubuhnya di atas ranjang sambil memejamkan mata.
“Udah dandan cantik-cantik malah mabok. Kan jadi jelek,” gerutu Adiba merasa malu terlihat kusut di hadapan kedua mertuanya.
“Kata siapa jelek? Istriku nggak pernah jelek,” sahut Haidar sengaja membuat Adiba tersenyum sipu seketika.
Tak berapa lama, datanglah Bu Nyai Sayyida memberikan minuman hangat berupa wedang jahe pada Adiba.
“Makasih Ma,” ucap Adiba setelah meneguk wedang jahe pemberian sang mertua.
“Iya nduk. Kamu istirahat aja dulu biar kondisi tubuh lebih enakan,” pesan Bu Nyai Sayyida.
Adiba mengangguk kecil sambil tersenyum.
“Kok bisa mabok perjalanan memangnya nggak minum obat anti mabok dulu?” tanya Bu Nyai Sayyida.
“Diba gengsi ngakuin kalau mabok perjalanan Ma.” Lagi-lagi Haidar yang angkat bicara membuat Adiba merasa malu pada mertuanya.
“Kalian pasti capek motoran jauh begitu. Mama tinggal dulu biar kalian bisa istirahat,” ujar Bu Nyai Sayyida.
Haidar dan Adiba kompak mengangguk. Setelah Bu Nyai Sayyida keluar, Adiba kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
"Gimana? Udah enakan?" Tanya Haidar perhatian.
"Kepalanya masih agak pusing," jawab Adiba jujur.
"Aku pijat?" Kata Haidar menawarkan.
“Nggak usah, Mas sendiri pasti lebih capek nyetir sejauh itu,” ujar Adiba.
“Capeknya hilang asal kamunya nyaman,” ujar Haidar membuat Adiba tersenyum seketika.
Detik berikutnya, Haidar memijat pelan pelipis Adiba membuat gadis itu memejamkan mata menikmati pijatan sang suami.
"Kok tadi Abah tanya soal cucu, apa jangan-jangan Abah udah mengharapkan cucu?” celetuk Adiba.
"Semua orang tua itu pasti pengen punya cucu kalau anaknya menikah," jawab Haidar simpel.
![](https://img.wattpad.com/cover/339798413-288-k347206.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner Syurga (TERBIT)
Romance"Aku memang bukan lelaki idaman para wanita tapi aku berjanji akan berusaha menjadi satu-satunya lelaki idamanmu." _Haidar Al-Faraby Menikah muda memang bukan impian Ning Adiba sama sekali tapi apa yang tidak di inginkan belum tentu menjadi hal terb...