Part 16

37.3K 2K 137
                                    

"Kamu nggak perlu melakukan apapun untuk bisa membahagiakanku, karena mendapatkan kamu sebagai pasangan halalku saja sudah menjadi kebahagiaan yang terus mengalir hingga ajal menjemput."


"Hari ini jadi sowan ke para guru-guru dan silaturahmi ke para kerabat nggak?" Tanya Haidar pada Adiba.

Adiba diam sejenak. Ia memikirkan jawaban yang tepat. Sebenarnya berat menjalaninya hari ini karena posisinya tengah nyeri haid namun ia tidak mungkin menunda lagi.

Jauh-jauh hari ia dan Haidar sepakat akan segera sowan pada para guru Haidar dan silaturahmi ke para kerabat di Jombang sebelum dirinya masuk sekolah kembali.

"Jadi Mas," ujar Adiba memutuskan.

"Ya udah, ayo siap-siap," ujar Haidar.

Adiba mengangguk kecil. Ia segera pergi mandi. Sementara Haidar menunggunya sembari mempersiapkan pakaian di koper.

Sesuai rencana mereka akan menginap di Jombang terlebih dahulu selama tiga hari.

Tak berapa lama, Adiba keluar dari kamar mandi. Aroma wangi sabun menyeruak di rongga penciuman Haidar, membuat dirinya mengarahkan pandangan ke arah Adiba.

Kedua mata Haidar tak berkedip sama sekali. Ia terpana dengan wajah Adiba yang terlihat cantik dan menggemaskan.

"Cantik ya Mas? Jujur aku sendiri sadar sih kalau cantik soalnya udah terverifikasi cantik sejak masih embrio," ucap Adiba penuh percaya diri, membuat Haidar tertawa seketika.

Haidar melangkah mendekat ke arah Adiba.Tangannya bergerak mengacak-acak rambut Adiba gemas.

"Jangan lupa sisiran!" Pesan Haidar. Ia harus menjadi reminder untuk istri kecilnya yang bandel dalam hal menyisir rambut.

"Sisirin Mas," pinta Adiba manja.

"Jangan manja Diba," ucap Haidar sambil tersenyum lebar.

"Pokoknya kalau Mas nggak mau sisirin, ya udah biarin rambut aku gimbal," ancam Adiba.

Haidar geleng-geleng kepala. Pada akhirnya ia mengambil mengambil sisir dan menyisir rambut sang istri. Di balik itu, Adiba tersenyum gembira karena suaminya mau memanjakannya.

"Karena udah di sisirin, aku boleh minta di nyanyiin?" ujar Haidar membuat Adiba mengangguk antusias.

Adiba jelas dengan senang hati menuruti permintaan Haidar. Selain pamer skill pada suami, Adiba memang suka bernyanyi.

Adiba mulai menyanyikan sholawat dengan merdu. Suara merdunya membuat Haidar senyam-senyum sendiri mendengarnya.

Setelah selesai menyisir rambut Adiba, Haidar yang akan beranjak ke kamar mandi pun di tahan tangannya oleh Adiba.

"Kenapa lagi?" Sahut Haidar.

"Makasih," ucap Adiba sambil tersenyum lebar.

"Iya, jangan lupa beresin baju-baju yang mau kamu bawa ke koper ya?" kata Haidar mengingatkan.

"Oke, siap," ucap Adiba.

Selanjutnya Haidar segera masuk ke kamar mandi. Sementara Adiba menata barang-barang yang akan di bawanya.

"Baru bayangin aja rasanya udah nervous," kata Adiba kala dirinya membayangkan menginap di kediaman suaminya.

"Semoga nanti aku bisa jaga image sebagai istri Mas Haidar," ucap Adiba penuh harap.

Setelah membereskan barang bawaan, Adiba melanjutkan dengan berdandan.

Tak butuh waktu lama, Adiba telah siap dengan jilbab yang sudah menutupi kepalanya.

Partner Syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang