Part 33

26.4K 1.6K 1K
                                    

"Sabarku ke kamu itu bentuk syukurku mendapatkan kamu."

_Haidar Al-Faraby

Setelah pulang sekolah, Ning Adiba memutuskan makan di kediaman Bu Nyai Halwa dan berbincang ringan dengan Gus Amjad.

Ia benar-benar merindukan momen bersama Gus Amjad.

"Mas, kok bisa ya sekarang Mas Haidar manis dan hangat. Beda banget sama dulu yang dingin dan datar," ucap Ning Adiba mengawali perbincangan.

"Allah Maha membolak-balikkan hati dek. Yang dingin jadi hangat begitupun sebaliknya. Yang benci jadi cinta begitupun sebaliknya," tutur Gus Amjad.

"Aku bersyukur dengan Mas Haidar yang sekarang Mas meskipun dalam hati benar-benar takut," curhat Ning Adiba.

"Takut kenapa?" Tanya Gus Amjad.

"Tahu sendiri kan kalau Mas Haidar itu gantengnya kecipratan Nabi Yusuf. Ketampanan dia pasti memikat banyak perempuan di luar sana," jawab Ning Adiba.

Gus Amjad tersenyum lebar.

"Hati yang di takdirkan untukmu tidak akan terebut oleh siapapun meskipun ia lakukan berbagai cara," tutur Gus Amjad.

"Tapi kenapa ya Mas, kadang ada perempuan yang jatuh cinta dengan lelaki meskipun dia tahu, lelaki itu sudah punya pasangan?"

"Cinta itu anugrah namun juga bisa menjadi ujian," tutur Gus Amjad.

"Nduk, temani Umma ke mall ya," ucap Bu Nyai Halwa tiba-tiba.

"Ngapain ke mall Umma?" Tanya Ning Adiba.

"Belanja buat Mbak Nana," jawab Bu Nyai Halwa.

"Naik mobil Umma?"

"Iya lah nduk. Masa jalan kaki," sahut Bu Nyai Halwa sambil terkekeh.

"Bentar ya Ma, aku coba izin Mas Haidar dulu," ucap Ning Adiba sembari membuka ponsel dan mengirim pesan pada Gus Haidar.

"Mas Haidar tanya sama siapa aja?" Tanya Ning Adiba.

"Sama Kang Fachri," jawab Bu Nyai Halwa.

Ning Adiba tergelak namun detik berikutnya segera membalas pesan Gus Haidar.

"Kalau nggak dapat izin ya udah, Umma berangkat sendiri aja," kata Bu Nyai Halwa membuat Ning Adiba tidak enak.

"Eh, dapat izin kok Ma," sahut Ning Adiba cepat.

"Kamu serius?"

"Iya Ma. Tapi kata Mas Haidar nggak boleh ngerepotin Umma dengan cara minta barang aneh-aneh."

Bu Nyai Halwa tertawa kecil. Baginya anak dan menantunya sangat menggemaskan.

"Ya udah kamu persiapan, Umma tunggu."

"Gini aja Umma."

Pada akhirnya Ning Adiba dan Bu Nyai Halwa segera masuk ke dalam mobil.

"Emang Mbak Nana nggak di ajak Umma?" Tanya Ning Adiba.

Partner Syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang