1. PROLOG

652 36 14
                                    

Bandung 2017

Nayyara memegang kuat tangan perempuan di sampingnya dengan sedikit gemetar, sebentar lagi bus yang mereka tumpangi akan tiba dan itu membuat Nayyara semakin gugup sekaligus takut.

"Nay gapapa kan tinggal di Jakarta?" Tanya perempuan yang berdiri di sampingnya, Nayyara sedikit mendongak agar bisa menatap perempuan itu lalu mengangguk pelan, matanya sudah berkaca-kaca tapi dia tidak bisa mengeluarkan air matanya, Nayyara tidak ingin membuat ibu Aminah khawatir.

"Tapi sampe kapan bu?" Tanya Nayyara dengan suaranya yang sumbang, terlihat sekali dia sedang menahan tangisnya.

Aminah tersenyum lalu berjongkok dihadapan Nayyara dan mengusap lembut rambutnya.

"Ibu gatau nay, tapi nay pasti bakalan bahagia disana, kan nanti nay sekolah ditempat baru, temen-temennya juga baru dan ga bakal ada yang jahatin nay, ibu ga akan biarin semua kejadian di Bandung terulang di Jakarta, ibu bakal jagain nay selalu" Aminah berkata dengan lembut dan merengkuh gadis dihadapannya dengan sayang, Aminah benar-benar prihatin dengan nayyara dan kisahnya.

'tapi di Bandung ada papah, ada Jian juga! Nay gamau pisah sama mereka bu' hati Nayyara bersuara bersamaan dengan datangnya bus yang akan mereka naiki.

Aminah menarik koper milik Nayyara dengan tangan kirinya dan menggandeng gadis itu dengan tangan kanannya agar tidak hilang.

"Udah malem Nay, kamu tidur aja yah nanti kalo udah sampe ibu bangunin" suruh Aminah lembut, Nayyara mengangguk dan menatap kearah jendela dengan tatapan sendu.

'dadah papah, dadah Jian, dadah ka Kay, dadah mamah, dadah Bandung'

🌱

Jakarta 2017

"Bian jangan kemana-mana yah, bentar lagi bus yang abang naikin sampe, bunda mau ke kamar mandi dulu" Sarah berpesan pada anak bungsunya yang sedang fokus bermain game diponselnya, Bian hanya mengangguk sebagai balasan, toh disini juga ada ayahnya.

"Sekolah gimana dek?" Tanya Surya yang semakin mendekatkan duduknya pada anak bungsunya.

"Hah?" Bian kembali bertanya karena kurang mendengar pertanyaan ayahnya.

"Sekolah gimana Bian?" Tanya surya sekali lagi, Bian menghela nafas karena ia kalah dari gamenya dan memutuskan untuk menutupnya setelah itu.

"Kayak biasa" jawab Bian datar

"Udah banyak yang nemenin kamu?" Tanya Surya lagi, Bian memang baru beberapa hari masuk SMP dan pertanyaan tentang teman menjadi pertanyaan yang wajar dilontarkan untuk siswa baru.

Bian terdiam sebentar, ia tidak tahu tiga lelaki yang sering membuntutinya itu bisa disebut teman atau tidak.

"Ada" dan akhirnya Bian menjawab.

"Sekolah yang bener yah dek, biar bisa kuliah di bandung kayak abang" Surya mengacak rambut bian saat mengatakannya, dan Bian hanya terdiam.

'gue lebih pinter dari abang'

Saat suara dari speaker terdengar dan mengabarkan kalau bus yang mereka tunggu akan segera tiba, Surya langsung mengajak Bian berdiri dan berjalan ketempat yang lebih dekat dengan pemberhentian bus.

Bian menguap karena mengantuk dan juga bosan, sekarang jam 2 dini hari dan ini adalah hari minggu, hari yang seharusnya ia pakai untuk berleha-leha dikamarnya dan bermimpi indah, abangnya itu benar-benar merepotkan menurut Bian.

NAYYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang