28. om hilman

86 24 8
                                    

Masih di hari ulang tahun haikala, malamnya mereka bertiga keluar untuk sekedar makan malam di pinggir jalan bersama ayah haikala.

Kalian tahu? Sejujurnya selama ini nayyara juga belum pernah melihat sosok ayah haikala seperti apa, setiap kali ingin bertemu pasti selalu ada saja gangguannya seperti saat nayyara yang tiba-tiba diajak makan malam bersama dengan keluarga bian.

Dan akhirnya setelah sekian lama mengenal istri dan anaknya, nayyara juga akan segera mengenal kepala keluarga mereka.

"Lo nyetir yah nay, soalnya gue mau boncengin ibu" suruh haikala begitu mereka sampai diluar rumah nayyara.

Nayyara menatap Aminah dengan pandangan ragu, mana bisa dia disuruh menyetir malam hari begini?

"Jangan kal! Kita naik grab aja deh, kamu duluan" larang aminah yang juga mengusulkan hal lain.

"Lah? Nay kan bisa nyetir bu, lagian pecel lele juga deket dari sini mah" haikala tentu kebingungan dengan apa yang terjadi saat ini, karena setahu haikala nayyara bisa menyetir tanpa kendala apapun.

"Ibu ga izinin dia nyetir kalo malem" jelas Aminah akhirnya, nayyara mengangguk setuju membuat bian ber ohh pelan.

"Yaudah pesen dah! Kala tungguin "

Nayyara membuka ponselnya dan segera memesan grab agar tidak terlalu membuang waktu, namun sayangnya tidak ada yang mengambil pesanan nayyara membuat nayyara menghela nafas sedih.

"Lagi rame, ga ada yang ngambil" ujar nayyara memberitahu.

"Yaudah gue anter ibu dulu deh, nanti balik lagi jemput lo" ujar haikala memutuskan, nayyara mengangguk tak masalah.

"Beneran bisa kal? Ga kelamaan?" Tanya Aminah khawatir nayyara akan menunggu lama.

"Engga lama bu, orang deket sini kok" jawab haikala menangnkan membuat Aminah juga akhirnya setuju.

"Lo tunggu bentar yaa" suruh haikala lembut, nayyara mengangguk santai dan memerhatikan kepergian keduanya sampai hilang dari pandangan matanya.

Berbeda dengan bian yang selalu cuek, haikala itu perhatian dan selalu peduli dengan orang-orang disekitarnya, hanya saja ketutup dengan sifat jahilnya yang masyaalloh tabarokalloh.

Tapi tetap saja, nayyara sudah terjatuh pada pesona albian mahesa alfat yang semakin hari rasanya semakin jatuh lebih dalam.

Meskipun bian tak seperhatian haikala, bian selalu bisa menjadi pendengar yang baik, dan terlihat seperti memerhatikan nayyara walaupun ia tidak tahu yang sebenarnya . Bian selalu bisa menaklukkan nayyara dengan caranya sendiri.

TLEK!

ada benda jatuh dari atas yang menarik perhatian nayyara membuat gadis itu menghampiri nya untuk memastikan benda apa yang jatuh.

Sebuah korek gas, nayyara spontan menoleh keatas dan menemukan eksistensi bian ada disana yang juga sedang menatap nayyara, atau mungkin hanya menatap korek gas yang terjatuh itu?

"Jatoh bi" seru nayyara sambil melambai-lambaikan tangan.

"Iya tau" jawab bian yang suaranya samar-samar kalau didengar dari bawah.

"Yaudah nih ambil" seru nayyara lagi.

"Simpen" suruh bian, nayyara menatap korek gas itu dengan senyum lebar kemudian memasukkannya kedalam kantung celana.

"Lo ga nanyain gue mau kemana bi?" Tanya nayyara yang kembali mendongak agar bisa melihat sosok bian.

"Ga" jawab bian santai sambil menghisap rokoknya membuat nayyara langsung menatapnya malas .

NAYYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang