"SEMUA ORANG HARUSS TAU GUE NAIK KELASSSSSS!!! AAAAA GUE NAIK KELASS"
"PAK PAK SAYA NAIK KELASS PAKKK, SENENG BANGETTT"
"SEMANGATTTT JUALANNYA BUU!! MAU NGASIH TAU JUGAA SAYA NAIK KELASS BU AAAA"
"ck! Berisik lo!" Umpat bian kesal dengan kelakuan nayyara yang sengaja memberitahu setiap orang yang mereka lewati kalau dia sudah naik kelas.
"Emang kenapa bi? Emangnya gue ga boleh bagi-bagi kesenengan yah?" Tanya nayyara spontan.
"Malu bego!!" Seru bian yang sedikit menolehkan kepalanya kebelakang agar nayyara dapat mendengar nya.
"Gausah malu! Kan lo pake helm" sahut nayyara yang memang benar adanya.
Bian menghela nafas kasar kemudian mempercepat laju motornya agar nayyara tidak bisa menyapa satu persatu orang lagi, hal itu tentu membuat nayyara spontan memeluk bian dengan erat saking cepatnya.
"BIAN BIAN IYA AMPUN IHHH ENGGAK LAGIHHH" teriak nayyara memohon ampun agar bian kembali menetralkan laju motornya.
"BIAR CEPET!" sahut bian yang juga dengan suara besar.
"JANGAN KENCENG-KENCENG BIIII!! KALO MAU SEHIDUP SEMATI TUH GA GINIIII" kali ini nayyara mengeluarkan seluruh suaranya agar bian mau menghentikan laju motor dengan kecepatan gila ini.
"Heh berisik!!" Cetus bian yang akhirnya menuruti permintaan nayyara daripada harus di kira penculik oleh orang-orang.
Nayyara menghembuskan nafasnya lega namun tetap urung melepas tangannya yang sudah melingkar nyaman di pinggang bian.
"Thanks bi" ucap nayyara pelan
"Gua ga ngapa-ngapain" balas bian
"Yaaa yaudah gajadi makasih!" Tukas nayyara yang sudah kehabisan tenaga untuk berdebat namun kembali terisi lagi begitu dia mengingat sesuatu.
"EH BIAN! GUE KAN NAIK KELASSS, KITA HARUS NGEDATE TAUKKK" teriak nayyara nyaring tepat di telinga bian yang meskipun terhalang oleh helm, suara gadis itu benar-benar mampu menembusnya.
"Pulang dulu" kata bian
"HAH?" Mungkin suara bian ikut terbang bersama angin sehingga nayyara tidak dapat mendengar nya.
Bian semakin memperlambat laju motornya kemudian menghentikan motor beat itu di pinggir jalan dengan alasan yang masih belum jelas.
"Lepas!" Suruh bian yang sekaligus memegang tangan nayyara yang masih asik melingkar di pinggang bian.
"Oh iya yah, nyaman sih jadi gue peluk haha" nayyara berujar dibarengi dengan tangannya yang ia lepaskan dari pinggang laki-laki itu.
Bian melepas helmnya kemudian menoleh pada nayyara yang masih berada diatas motor dengan tatapan tanda tanya.
"Pulang dulu" bian mengulang perkataannya yang tadi tidak di dengar oleh nayyara.
"Ohh pulang dulu! Kenapa tapi? Kita ga langsung ajah bi? Biar sekalian jalan tau" tanya nayyara yang seperti kurang setuju dengan keputusan bian.
"Pegel" jawab bian datar
"Eh emang pegel? Kok bisa? Lo abis ngapain aja bi? Kalo emang lagi kurang sehat badannya kita undur ajah kapan-kapan" tanya nayyara berturut-turut dengan raut khawatir yang memang tidak dibuat-buat.
"Motor lu kependekan! Pegel kaki gue" jelas bian yang langsung membuat nayyara ber ohh lagi, nayyara baru ingat kalau jerry pernah bilang motor nayyara kependekan kalau dipakai bian.
"Yaudah kita pulang dulu, terus ngedate nya kapan?" Tanya nayyara meminta kepastian.
"Besok pagi" jawab bian datar sambil mengusap rambutnya ke belakang, nayyara baru percaya kalau pangeran ken di film Barbie itu ada pas liat bian.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYYARA
Fanfiction"Bukan anak baik" Semenjak kejadian itu Nayyara menilai dirinya sendiri sebagai anak yang tidak baik. Kalau dia anak baik, dia tidak akan mungkin di pindahkan ke Jakarta. Kalau dia anak baik, papah nya akan menganggapnya sebagai keluarga dan membiar...