16. mau disayang papah

91 21 3
                                    

Malam itu menjadi malam yang panjang bagi nayyara dan bian, yang satu sedang salah tingkah dan terus memikirkan kejadian tadi dan yang satunya sedang menyumpah serapahi dirinya sendiri sampai tak mau mengingat kejadian itu lagi meski sulit.

Dan setelah dua hari izin tidak sekolah, nayyara akhirnya kembali masuk dengan kesehatan jasmani dan rohani yang lebih baik, dia benar-benar sudah tidak sabar untuk bertemu dengan bian lagi karena terakhir mereka bertemu saat bian tiba-tiba saja masuk kedalam kamarnya dan membuat nayyara salah tingkah berhari-hari bahkan sampai hari ini.

"NAYYARAAAA GA NYANGKA LO BISA SAKITTTT JUGAAA, UWEEE MISS YUUUUU" seru nita seheboh mungkin dan segera berlari untuk memeluk nayyara.

"Lo kira gue ultramen hah?" Tanya nayyara sambil membalas pelukan nita yang sangat erat itu.

"Awalnya gua kira gituh nay, ehh betewe maaf yahh gua ga jengukin lo! Abisnya gua gatau rumah lo dimana, nanya sana sini juga kaga ada yang bener jawabannya" ujar nita yang tiba-tiba merasa bersalah, nayyara mengangguk tidak masalah dan menepuk-nepuk punggung nita, mereka masih berpelukan saat ini.

"Udah teletabisnya?" Tegur haikala yang tahu-tahu sudah berada diantara mereka, nayyara melepas pelukannya lebih dulu lalu menatap sewot haikala.

"Iri ajah lo! Bilang aja mau juga" cetus nayyara, haikala langsung mengangguk semangat dan langsung memeluk nayyara seperti yang dilakukan nita tadi.

"Ihhhh gilaaa lo haikalaa! Berani-beraninya melukin temennn gueee" seru nita protes dan berusaha menarik tubuh haikala namun tidak bisa, laki-laki memang lebih kuat.

"Anjing! Jangan pelukkk gueee kalaaa! Entar biann cemburuuuuu" seru nayyara kesal dan memukul-mukul punggung haikala agar melepas pelukannya.

"Pede banget anjir! Si bian mah urat cemburu nyaa udah putus dari kecil, alias anaknya bodoamat" jelas haikala yang sudah melepas pelukannya dan merauk wajah nayyara seperti biasa kalau dia sedang gemas dengan gadis itu, nayyara menatap kesal laki-laki itu.

"Kalo sama gua uratnya bisa nyatu lagi wlekkk! Udah ah mau duduk" balas nayyara yang lalu menarik nita untuk segera pergi ke bangku mereka, haikala hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan dan jawaban gadis itu.

"Udah disambelin, masih aja bacin" gumam haikala heran.

"Disambelin?" Tanya bian tiba-tiba membuat haikala hampir saja menyikut wajah tampannya.

"Iyahh tuh si nay, udah lo sambelin juga masihh ajah bian bian bian" jelas haikala dengan sedikit bumbu lebay,

bian melirik sekilas kearah bangku nayyara yang memang sudah terisi lagi, tiba-tiba saja dia jadi takut kalau gadis itu mengungkap tragedi menyeramkan kemarin lusa.

"Oh" balas bian yang lalu masuk kedalam kelasnya meninggalkan haikala yang tercengang karena jawaban bian yang nampak tidak tertarik.

"Salah banget waktu itu gue gajadi bawa bian ke psikolog"

🌱

"Biannnn halloooooo, haloooo biannn gue gajadi mati lohhhh! Lo seneng banget kan pasti?" Nayyara dengan langkah yang seperti berlari menghampiri bian sambil berseru dengan sangat bersemangat.

"Ga seneng!" Cetus bian tanpa mau melirik nayyara yang sudah mengiringinya.

"Apa iyah? Pas gua ngomong gitu ajah lu langsung lompat dari balkon cieeee" ledek nayyara dengan begitu sumringah membuat bian sampai menghentikan langkahnya karena takut suara nayyara terlalu besar.

"Diem! Jangan sampe orang tau!" Cetus bian, nayyara malah tersenyum kemenangan.

"Gue mau pasang di mading sekolah pokoknya, albian mahesa alfat anak kelas 11 IPA lompat ke balkon cuma buat jengukin tetangganya" ledek nayyara semakin menjadi-jadi.

NAYYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang