43. ternyata salah

93 19 9
                                    

"kal lu serius ga liat bian semalem?" Tanya jerry tak percaya karena biasanya kalau bian turun haikala yang paling semangat meneriaki nama temannya itu.

Haikala menghela nafas panjang kemudian memutar-mutar asal pulpen milik jerry.

"Semalem bokap gue kambuh ga ada yang jagain! Mau minta tolong ibu gue juga udah malem banget jer" jelas haikala "Kalo ga terjadi apa-apa mah gua pasti bakalan nonton lah apalagi itu menyangkut nayyara! Masa iya gua ga nonton?" Haikala lanjut menjelaskan.

"Om hilman gamau berobat aja kal? Gua pernah bilang sama bokap gua katanya bokap mau bantuin soal biaya kal!" Ujar jerry yang lagi-lagi menawarkan dengan tawaran yang sama seperti sebelum-sebelumnya.

"Lo lupa apa amnesia sih jer? Perasaan lo sering banget nawarin itu ke gua tapi lu tawarin lagi tawarin lagi kayak lupa pernah nawarin gua kemaren" protes haikala yang sejujurnya membuat Jerry kebingungan karena kata-katanya yang rumit.

"Abisnya lu ga nerima-nerima tawaran gue! Makanya gua ga inget-inget" jelas jerry malas.

"Ayah gue tuh ga pernah mau disuruh berobat! Udah gua paksa segimana juga emang dasarnya beliau gasuka rumah sakit! Tapi ayah gue rutin terapi kok jer lo tenang aja" tutur haikala dengan raut wajah setenang mungkin agar bisa meyakinkan jerry.

"Yaa yaudah! Kalo lo butuh apa-apa bilang gue aja kal, jangan sungkan kayak orang baru kenal"

"Emang kita kenal?" Haikala meledek.

"Anjing serius dulu kek bentar" cetus jerry yang tentunya langsung pundung.

"Hahaha terus jadinya si bian kalah apa menang?" Dan akhirnya haikala kembali pada topik awal pembicaraan mereka.

"Yaaa... Lo tanya sendiri aja nanti"

"Idih, kenapa ga lo aja yang jawab?"

"Gapapa, biar lu penasaran aja"

"Asu lo!"

🌱

Nayyara benar-benar senang pagi ini karena semalam bian bersikap hangat sekali padanya dan tentu itu sangat berefek pada pagi nayyara yang sangat cerah ini.

"Dek ayo buruan makannya! Gue mau cepet-cepet sekolah" ajak nayyara tak sabar, jiandra yang masih menyuap nasinya hanya berdecak saja.

"Biasanya juga lo yang lama ka" cetus jiandra membalikkan.

"Yeuu udah cepet makannya!"

"Jian mau bawa bekel ga? Kalo mau ibu buatin sekarang" tawar Aminah yang sedari tadi hanya menyimak obrolan mereka, jiandra mengangguk tapi nayyara menggeleng.

"Biarin jian makan makanan kantin aja bu! Kita udah mau telat soalnya hehe" tolak nayyara

"Dih apaan si ka!"

"Sumpah nanti gua jajanin! Ayooookkk dekk cepetan" seru nayyara yang semakin tak sabar, bahkan dia sudah berjalan ke depan rumah lebih dulu meninggalkan jiandra yang masih berusaha menghabiskan sarapannya secepat mungkin.

"Bawa dah tuh motor gua" seru jiandra dari dalam.

"Lu ngejek gua kah dek? Gua mana bisa nyetir motor begituu anjerrrr?" Nayyara balas berseru dengan sedikit sewot, memang kalau dilihat-lihat jiandra lebih terlihat seperti abang dan nayyara adiknya karena jiandra seringkali lebih dewasa dibandingkan kakaknya itu.

Tak lama, jiandra menyusul nayyara yang sudah menunggu di depan dengan wajah kesal dan dengan santainya jiandra malah mengacak rambut kaka nya itu karena gemas.

NAYYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang