Kenyataannya hidup memang harus dibiarkan mengalir begitu saja, seperti nayyara yang mulai pasrah mengikuti arus kehidupan tanpa mau mencoba untuk menerjang. Kalau tadi malam ia merasa sedih dan hancur, saat ini ia sangat senang dan berbunga-bunga karena bisa memerhatikan bian dengan durasi yang cukup lama.
Pura-pura bahagia memang menyakitkan, tapi kalau soal bian nayyara tidak pernah pura-pura, nayyara sudah sangat bahagia dengan momen kecil yang ia miliki bersama bian, meskipun bian sering berbicara tajam nayyara belum pernah merasa sangat tersakiti sampai sekarang, bian masih kebahagiaan nya dan bian adalah sosok yang bisa membuat nayyara tersenyum tanpa paksaan, padahal laki-laki itu tak pandai bercanda ataupun berkata-kata, tapi kehadirannya saja sudah cukup untuk membuat nayyara tersenyum sepanjang hari, bahkan hanya karena bian duduk dihadapannya saat ini nayyara bisa salah tingkah seminggu lamanya.
Bian berdiri dari duduknya dan berjalan menjauh meninggalkan nayyara yang masih harus membaca buku sialan itu.
"Ih bian mau kemana?" Tanya nayyara dengan sedikit keras.
"Sstttt!" Tegur seseorang
"Hehe maap" nayyara segera berlari untuk menyusul bian agar bisa keluar bersama namun bian malah menghentikan langkahnya.
"Selesain bacanya!" Suruh bian
"Udah" jawab nayyara bohong.
"Baca!"
"Ihh tapi gue gasuka baca! Sukanya elo hehe"
"Baca!"
KRINGG!! KRINGGG!!
"yess masuk kelas! Lo gabisa nyuruh gue baca lagi yeyyhhh" nayyara berseru girang dan segera meletakkan buku itu disembarang rak, bian mendecak dan kembali melanjutkan langkahnya berusaha tidak peduli dengan eksistensi nayyara yang terus membuntuti bian.
"Lo gaboleh marah kalo gue ngikutin lo bi! Soalnya tujuan kita sama" ujar nayyara inisiatif sambil terus berusaha menyamai langkah bian yang satu langkah nya bisa dua langkah nayyara membuat nayyara sedikit berlari agar tak tertinggal laki-laki itu.
Bian menghentikan langkahnya tepat didepan pintu kelas membuat nayyara melakukan hal yang sama, bian bukan berhenti tanpa alasan, ada felly didepan pintu yang sepertinya memang sudah menunggu kehadiran bian.
"Beb! Nih aku beliin kamu susu sama roti, aku tau kamu belum makan gara-gara langsung ke perpus, pacar kamu baik kan?" Felly memberikan bungkusan roti dan susu kotak itu ke tangan bian.
"Udah masuk kelas!" Cetus bian
"Yaudah dimakan nanti, aku ke kelas dulu yahhh beb, byeee"
Dan seakan tak melihat kehadiran nayyara atau orang lain disekitar mereka, dengan santainya felly mengecup pipi bian meski sekilas sebelum dirinya pergi, nayyara terpaku tanpa berkedip melihat pemandangan itu, hatinya terasa perih tiba-tiba karena bian bahkan tak mempermasalahkan hal itu.
'felly kan pacarnya, gapapa dong kalo cium pipi bian! Tapi sakit ih, kan gue mau juga, apa gue cium juga ajah?' batin nayyara sampai manyun dan jadi tak kunjung masuk kedalam kelas.
"Buat lo!" Tanpa di duga bian justru memberikan roti dan susu kotak itu pada nayyara, karena bingung harus apa nayyara jadi menerimanya dan masuk kedalam kelas, dia memang lapar sekali saat ini, sebungkus tiktak saja tidak bisa mengganjal perutnya.
~
Pelajaran bahasa inggris dimulai dengan pak junior yang menanyai satu persatu materi minggu kemarin membuat nayyara menguap berkali-kali, padahal dia sudah tidur di pelajaran sebelumnya, tapi karena dia sama sekali tidak mengerti dengan pelajaran pak junior nayyara jadi mengantuk lagi dan juga merasa lapar.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYYARA
Fanfiction"Bukan anak baik" Semenjak kejadian itu Nayyara menilai dirinya sendiri sebagai anak yang tidak baik. Kalau dia anak baik, dia tidak akan mungkin di pindahkan ke Jakarta. Kalau dia anak baik, papah nya akan menganggapnya sebagai keluarga dan membiar...