56. setelan awal

49 10 7
                                    

Nayyara bangun cepat pagi ini. Tidur nya nyenyak, mimpinya juga indah, bahkan dia masih tidak menyangka saat dia terbangun dari tidurnya dia sudah menjadi pacar dari seorang Albian Mahesa Alfat.

Nayyara turun dengan senyum merekah dan duduk di ruang makan untuk sarapan, Aminah yang langsung merasakan aura kebahagiaan itu tentu langsung ikut tersenyum dan menatap Nayyara dengan penuh tanda tanya.

"Ada apa nih pagi-pagi senyumnya selebar ini?" Tanya Aminah serius, Nayyara terkekeh kemudian meminum susu putihnya sebelum menjawab pertanyaan Aminah.

"Hehe, ada deh bu! Nay gamau ngasih tau sekarang ah, nanti aja" jawaban Nayyara memang sedikit mengecewakan tapi Aminah berusaha menghargai nya, toh Nayyara juga tidak akan kuat lama-lama kalau tidak cerita pada Aminah.

"Berangkat sama Bian lagi hari ini?" Akhirnya Aminah bertanya hal yang lain, Nayyara mengangguk sambil tersenyum. Tidak seperti kemarin-kemarin yang langsung mendecak kesal.

"Iya bu, sampe motor Nay bener sih kayaknya" jawab Nayyara apa adanya, mereka sarapan bersama dengan pembahasan yang cukup ringan sampai suara deru motor Bian terdengar dan Nayyara segera menyudahi sarapannya.

"Aku berangkat yaa bu, gaenak kalo dia nunggu lama" pamit Nayyara langsung,  Aminah mengangguk dan tersenyum simpul kemudian menerima uluran tangan Nayyara yang ingin menyaliminya.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

~

"Pagiiiii" sapa Nayyara dengan sangat ramah, senyumnya bahkan sudah mengembang sedari dia masih mengikat tali sepatunya, Bian mengangguk dan membalas dengan senyuman tipis.

"Pagi juga" Bian buru-buru membalas sapaan itu ketika melihat Nayyara memajukan bibirnya, belum apa-apa masa Nayyara sudah merajuk padanya. Kan tidak lucu.

"Nah gituu dong Bi!" Balas Nayyara senang.

"Bahagia banget kayaknya hari ini Nay" ujar Bian yang menatap Nayyara dari pantulan kaca spion, gadis itu tak berhenti tersenyum. Nayyara juga menoleh kearah kaca spion kemudian mengangguk.

"Hari ini punya pacarrr soalnyaaaa" seru Nayyara yang langsung memeluk erat pinggang Bian. Lelaki itu terkekeh, senang rasanya Nayyara telah kembali pada setelan awalnya.

🌱

Juan dan Rendy saling berbagi rokok dan memilih untuk merokok di parkiran sampai bel masuk berbunyi, karena apa? Parkiran siswa itu jarang sekali di datangi oleh para guru atau bisa dikatakan itu adalah tempat yang aman untuk merokok. Satpam sekolah mereka juga menjaga hanya di depan gerbang saja.

"Si Nita kemana Ju?" Tanya Rendy sedikit heran karena biasanya Nita pasti mengekori Juan 24 jam, bahkan Juan sekarang jarang sekali ke tempat tongkrongan mereka karena Nita, untung teman-temannya memahami keadaan, bagaimana tidak? Namanya juga baru balikan.

"Ngapain lu nanyain cewek gua?" Tanya balik Juan sinis, Rendy menghisap rokoknya sambil sedikit sewot.

"Bukannya gitu anjir!! Gua heran aja soalnya biasanya dia udah kayak buntut lo banget, ngintil mulu kan tuh anak" jelas Rendy tak ingin di salah pahami.

"Tadi masuk duluan, katanya tugasnya belum selesai" jawab Juan jujur, Rendy hanya ber-oh sebelum akhirnya dia beneran melongo karena melihat Nayyara dan Bian yang baru saja tiba di parkiran.

Bukan karena mereka berangkat bersama karena itu sudah bukan hal yang aneh, tapi saat melihat Nayyara memeluk pinggang Bian erat dan tangan Bian yang mengusap-usap punggung tangan gadis itu membuat Rendy terperangah.

NAYYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang