Nayyara merebahkan tubuhnya disebelah jiandra yang sudah asik bermain ponsel dari 30 menit yang lalu sedangkan nayyara baru saja selesai membereskan barang-barang jiandra dan merapihkan tempat tinggalnya.
"Capek anjir gue kayak babu disini!" Rutuk nayyara kesal sambil mengusap peluh di keningnya.
Jiandra yang tadi sedang bermain ponsel mengalihkan pandangannya dan menatap raut lelah kakaknya itu kemudian terkekeh.
"Makasi kaka nayyara Sulaiman gue yang cantik, lo emang kaka gue banget pokoknya" ucap jiandra dengan sedikit dilebih-lebihkan membuat nayyara bergidik ngeri karena jiandra adalah orang yang jarang sekali memuji kakaknya.
TOK!! TOK!! TOK!!
"Nah loh! Lu penghuni baru aja udah ada yang bertamu ji" ujar nayyara yang segera mendudukkan dirinya dan menepuk kaki jiandra dengan maksud untuk membukakan pintu.
"Paling mau ngasih makanan" pikir jiandra yang segera berjalan menuju pintu dan membukanya.
"Lah bang bian?" Tanya jiandra terkejut karena menemukan sosok bian yang datang ke tempatnya.
"Iya" jawab bian datar dan diam-diam berusaha untuk melihat kedalam.
"nay?" Tanya bian, jiandra tersenyum penuh maksud kemudian menolehkan tubuhnya untuk memanggil nayyara.
"Ka, ada bang bian nih" seru jiandra, nayyara yang tadinya kembali tiduran di kasur segera membangunkan dirinya dan berjalan kearah pintu dengan perasaan terkejut.
"Hah? Biannnn, lo ngapainn bi?" Tanya nayyara dengan wajah terkejutnya yang benar-benar tidak bisa ditutupi.
"Mampir" jawab bian singkat, nayyara langsung tersenyum penuh maksud dan menatap bian dengan tatapan curiga.
"Lo mau ketemu gue yaa bi? Ngakuuu" tebak nayyara sambil senyum-senyum, jiandra hanya bisa tertawa melihat kakaknya yang terlalu percaya diri ini.
"Iya" jawab bian yang tentu membuat nayyara dan jiandra sedikit syok karena tebakan nayyara benar.
"Bian apaan sih! Salting gue lah anjirrrrr" seru nayyara yang langsung menyembunyikan wajahnya dibalik tubuh besar jiandra agar bian tidak bisa melihat pipinya yang merah merona.
"Temenin gue" pinta bian
"Eh kemana?" Tanyya nayyara serius dan kembali keluar dari balik tubuh jiandra karena merasa sangat bersemangat bian meminta untuk ditemani.
"Disuruh bunda" jawab bian singkat, nayyara ber-oh lalu menatap adiknya dengan tatapan meminta izin.
"Gapapa ji?" Tanya nayyara, jiandra mengangguk terlihat tidak masalah sedikitpun.
"Pergi aja ka! Thanks yaa udah bantuin beres-beres hehe" jawab jiandra sekaligus berterimakasih, nayyara mengangguk.
"Iyaa sama-sama! Gue pergi yaa babayyy jiann" pamit nayyara yang langsung melambaikan tangannya dan berjalan dibelakang bian yang memang selalu berjalan duluan.
"Emang tante sarah nyuruh kemana bi?" Tanya nayyara yang berusaha menyamakan langkahnya dengan langkah bian agar mereka nyaman mengobrol.
"Supermarket" jawab bian, nayyara ber-oh
"Gamau pake motor lo!" Cetus nayyara yang sudah menolak duluan.
"Gue ga bawa motor" ujar bian, nayyara mengerutkan alisnya bingung.
"Terus? Naik ojek kah?"
"Mobil" jawab bian sekaligus mengeluarkan kunci mobil dari kantungnya dan membunyikan mobil itu.
"Wah lu bisa naik mobil bi? Keren banget sih lo, sayang banget kalo ga jadi pacar gue" puji nayyara takjub, bian hanya tersenyum miring mendengar perkataan gadis itu dan membuka pintu mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYYARA
Fanfiction"Bukan anak baik" Semenjak kejadian itu Nayyara menilai dirinya sendiri sebagai anak yang tidak baik. Kalau dia anak baik, dia tidak akan mungkin di pindahkan ke Jakarta. Kalau dia anak baik, papah nya akan menganggapnya sebagai keluarga dan membiar...