Bian menyerahkan ponselnya pada nayyara yang langsung diambil dengan senang hati.
Ponsel bian tidak dikunci ataupun diberi sidik jari, jadi nayyara dengan mudah membukanya dan mencari nomor teleponnya.
'pantes aja disabotase, orang hp nya juga ga di kunci' batin nayyara ditengah-tengah kepedasannya.
Nayyara sengaja menyimpan nomor miliknya juga di ponsel bian agar nomor teleponnya disimpan oleh pria itu, nayyara benar-benar terkejut karena hanya ada sepuluh kontak di ponsel laki-laki itu sedangkan pacarnya banyak, benar-benar sulit dipercaya.
Sepuluh kontak hanya terdiri dari, bundanya, ayahnya, abangnya dan teman-teman mainnya, dan sekarang sudah ditambah satu yaitu jodohnya.
"Nih, makasih yah" ucap nayyara yang mengembalikan ponsel bian, laki-laki itu mengangguk pelan.
"Oh iya, semangat yahh biann! Kan lo mau main basket tuh harus disemangatin hehe, gue duluan yahh babayy" pamit nayyara yang kemudian berdiri dari duduknya dan pergi dari kantin.
Setelah kepergian nayyara semuanya terdiam seperti sedang mencoba memahami kelakuan gadis itu yang mau-mau saja disuruh makan bubur sepedas itu.
"Takutnya si nay mencret" gumam jerry
"Udah berdoa aja tuh anak ga kenapa-kenapa" sahut Rendy, haikala menggeleng pelan lalu menatap bian dengan tatapan tak percaya.
"Lo tau kan kalo si nay bakal ngelakuin apa aja buat lo?" Tanya haikala, bian menggeleng
"Nggak" jawab bian, haikala mendecak.
"Tolol emang!" Umpat haikala sambil mengusap rambutnya frustasi, punya teman seperti bian memang sedikit merepotkan, atau mungkin sangat merepotkan.
🌱
Nayyara segera pergi ke UKS setelah itu, sudah tidak dapat dipungkiri lagi perutnya benar-benar perih sekarang. Dia memang punya penyakit lambung dari dirinya masih sekolah dasar, dan semenjak itu juga dia menghindari makanan pedas meskipun masih sering telat makan, memangnya sebelum ada Aminah ada yang memerhatikan nayyara? Jawabannya tidak, benar-benar tidak ada.
"Akh...ibu...." Ringis nayyara yang sudah berbaring di brankar dan memegangi perutnya dengan cukup kuat berharap rasa sakit itu akan tertahan.
"Nay lo kenapa?" Tanya salah satu petugas UKS, nayyara sedikit melirik wanita itu.
"Lambung sippp" jawab nayyara, syifa segera mendekati nayyara dan menyuruhnya untuk berbaring lurus.
"Kenapa bisa kambuh?" Tanya syifa, nayyara sedikit meringis karena rasanya memang sangat sakit.
"Pedes" jawab nayyara susah payah, syifa menghela nafas.
"Udah tau punya penyakit gabisa makan pedes kenapa dimakan juga? Tunggu sini, gua mau beli susu dulu" omel syifa yang sekaligus menyuruh nayyara untuk menunggu karena dirinya harus membeli susu dikantin.
"Demi cinta, apasih yang enggak sip" gumam nayyara setelah syifa pergi, nayyara memejamkan matanya dan kembali meringkukan dirinya untuk membantu menahan rasa perih diperutnya.
Sepertinya dia sudah tidak sanggup lagi berada disekolah, dia ingin pulang dan mengadu pada Aminah, wajah nayyara bahkan mulai pucat karena menahan rasa sakit.
"Nay, nih minum dulu! Biasanya orang yang punya penyakit lambung minum susu biar perutnya ga sakit" suruh syifa, nayyara mendudukkan dirinya dengan susah payah dan menerima satu kotak susu full cream dari syifa yang sudah berbaik hati mencolokkan sedotannya agar nayyara bisa langsung meminum susu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYYARA
Fanfiction"Bukan anak baik" Semenjak kejadian itu Nayyara menilai dirinya sendiri sebagai anak yang tidak baik. Kalau dia anak baik, dia tidak akan mungkin di pindahkan ke Jakarta. Kalau dia anak baik, papah nya akan menganggapnya sebagai keluarga dan membiar...