Jiandra benar soal Sulaiman yang akan datang ke Jakarta untuk mengurus kembali sekolahnya, Sulaiman memang niat sekali menyembunyikan identitas nayyara sampai rela bolak-balik Bandung Jakarta hanya untuk nayyara.
"Hah papah udah daftarin nayya sekolah? Dimana pah?" Tanya nayyara sedih karena Sulaiman tidak memberitahu apapun sebelumnya.
"Di sekolahan mahal! Kamu jangan takut papah telantarkan nay, papah ga setega itu" jawab Sulaiman.
"Tapi pah...."
"Apa? Berani ngelawan?" Potong Sulaiman cepat, nayyara menghela nafas pasrah, ia tidak akan pernah bisa melawan kehendak papah nya itu.
"Nayya mau sekolah sama orang yang nayya suka pah" tapi kali ini ia sedikit punya keberanian.
"Niatnya sekolah itu buat belajar, bukan buat bertemu orang yang kamu suka nayya! Otak kamu itu ga pinter dan kamu harus sadar! Perbanyak belajar biar bisa kayak jiandra dan kaylie! Bukan sibuk sama cowok! Berhenti buat papah malu nayya!" Sulaiman berseru marah pada anaknya itu, nayyara hanya terdiam semakin menundukkan kepalanya, lagi-lagi hatinya tersakiti.
"Cowok itu juga gabakal suka sama kamu karena kamu suka malu-maluin! Apalagi kalo dia tau masa lalu kamu, kamu pasti di tinggalin, percuma nayya!"
Nayyara benar-benar tertohok dengan ucapan papah nya, tega sekali Sulaiman berkata seperti itu, dia benar-benar menjatuhkan semua ekspetasi nayyara untuk bian.
"Ibuu" panggil Sulaiman, aminah yang sedari tadi hanya mendengarkan di dapur segera keluar dan menghampiri Sulaiman.
"Kenapa tuan?"
"Didik nayya supaya belajar yang bener! Jangan sampe dia ngejar-ngejar cowok lagi yah bu, saya pamit!" Pesan Sulaiman pada Aminah yang kemudian langsung pergi dari rumah tanpa membiarkan nayyara mencium tangannya.
Nayyara mematung, ia sedang mencerna semua yang dikatakan oleh sulaiman yang sialnya itu memang benar.
"Nay gapapahkan nay?" Tanya Aminah yang segera memeluk nayyara, gadis itu menggeleng.
"Emang anak yang ga baik itu gaboleh suka sama siapapun yah bu?" Tanya nayyara pelan, aminah menggeleng cepat.
"Setiap orang berhak suka sama siapapun nay"
"Tapi papah bilang percuma! Dia bakal ninggalin nay karena nay suka malu-maluin papah bu" suara nayyara semakin bergetar, namun tak ada tanda-tanda dia akan menangis.
"Semua itu ga bener nay, gausah diambil hati yahh! Bian pasti suka sama nay suatu saat nanti, ibu yakin" sangkal aminah sambil berusaha menenangkan nayyara dengan mengusap lembut rambut panjangnya.
"Tapi kata bian, dia ga minat"
"Kalo emang mau diperjuangkan gapapa nay, tapi kalo menurut kamu menyakitkan mending tinggalin yah nay, ibu gamau kamu terluka terus-terusan" saran Aminah pada nayyara yang langsung melepaskan pelukan Aminah.
"Nay gapernah sakit kalo sama bian kok! Soalnya nay emang suka sama bian, dan nay cuma mau sama bian" keukeuh nayyara
"Dan seharusnya bian bersyukur di sukai orang kayak kamu nay" tambah aminah
"Iyah bener, seharusnya bian bersyukur karena ga ada yang se effort aku buat dapetin dia" setuju nayyara.
"Kalo soal effort ibu ga setuju!"
"Ihh ibuuu" rengek nayyara
"Menurut ibu kamu tuh bukan berjuang nay, tapi pasrah! kamu ga nyari kesempatan sama bian, tapi kamu kalo ada kesempatan digunakan! Sedangkan kesempatan itu ga selalu datang" aminah berpendapat yang seratus persen benar, nayyara memang tidak pernah mencari kesempatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYYARA
Fanfiction"Bukan anak baik" Semenjak kejadian itu Nayyara menilai dirinya sendiri sebagai anak yang tidak baik. Kalau dia anak baik, dia tidak akan mungkin di pindahkan ke Jakarta. Kalau dia anak baik, papah nya akan menganggapnya sebagai keluarga dan membiar...