53. ga boleh segampang itu!

46 10 9
                                    

Maaf gess baru update lagii... tapi aku tidak menghilang lagi kok wkwk
happy readingg yeorobunn💐

Seperti sudah menjadi rutinitas Aminah dan Nayyara yang selalu menonton sinetron favorite Aminah, malam ini mereka juga melakukannya. Memang episode kali ini sedang seru-serunya karena sang suami ketahuan selingkuh dengan perempuan lain.

"Ternyata selingkuh emang semenyakitkan itu yaa bu?" Tanya Nayyara ditengah-tengah mereka menonton, tanpa mengalihkan pandangan dari televisi Aminah mengangguk setuju.

"Yaa begitulah Nay! Ibu harap kamu ga merasakan sakitnya diselingkuhi yaa, apalagi kalo kamu yang jadi selingkuhannya" jawab Aminah yang seperti menusuk hati Nayyara tanpa sadar, gadis itu hanya terdiam dan menelan ludahnya susah payah. Memilih tidak melanjutkan topik kali ini.

Karena Aminah memang tidak pernah tahu soal hubungan spesial yang pernah Nayyara jalani bersama Bian. Nayyara sadar itu memang satu macam dengan perselingkuhan, apalagi Nayyara yang meminta hubungan seperti itu dulu. Benar-benar menjijikan kalo diingat sekarang.

"Si Bian masih suka anter jemput kamu?" Tanya Aminah membuka topik baru, memang dirinya baru sempat bertanya hari ini karena akhir-akhir ini Nayyara sering pulang saat matahari sudah terbenam, dan Aminah tahu itu karena Nayyara latihan untuk perlombaannya.

"Masih bu" jawab Nayyara seadanya, tiba-tiba tidak selera dengan sajian televisi dihadapannya.

"Dia udah mulai suka kamu atau gimana? Ibu ketinggalan cerita apa nih?" Terbalik dengan Aminah yang justru menjadi sangat antusias.

"Bu, aku udah kecewa banget sama Bian! Ga peduli deh dia mau gimana, aku ikutin alur aja" jelas Nayyara yang sangat terlihat tidak ingin diperpanjang.

"Wajar sih kamu kecewa karena liat dia apa tuh? ciuman ya? Itukan pacarnya Nay, walaupun hal kayak gitu ga ada pas di zaman ibu. Mungkin kalo zaman sekarang itu hal biasa? Kamu nya kan waktu itu bukan siapa-siapa Bian kan? Ga terikat apa-apa juga Nay" Aminah berusaha menyangkal Nayyara yang setelah mendengarnya malah menghela nafas panjang.

'Ibu gatau kalo aku waktu itu udah terikat sama Bian bu, walaupun gajelas' batin Nayyara muak.

"Tetep ajaa bu, Nay belum pernah liat Bian kayak gitu dan emang salahnya Nay berharap jadi yang pertama buat Bian" jelas Nayyara sesuai kenyataan, dahulu dia memang sangat bodoh karena berharap banyak pada kulkas.

"Terus jadinya gimana sekarang Nay? Mau diemin dia terus sampe kamu nyesel nanti pas dia nyerah?" Tanya Aminah yang sudah masuk pada intinya.

"Nay ajaa bertahun-tahun ga pernah nyerah tuh bu! Seharusnya kalo dia emang bener-bener suka Nay dia bakal tahan banting, dia bakal menghadapi semuanya" jelas Nayyara serius, dia menarik nafasnya panjang kemudian menghembuskannya untuk menetralisir emosinya yang hampir meledak.

"Bu! Nay ga boleh segampang itu juga nerima Bian, masa iya Nay berjuang hampir enam tahun tapi nerima dia cuma satu bulan? Dia masih belum banyak ngerti arti perjuangan, Nay mau dia banyak belajar dulu" lanjut Nayyara kemudian, Aminah menatap putri majikannya dengan bangga. Dia sudah belajar dewasa soal percintaan, Aminah mengangguk akhirnya dan mengusap punggung Nayyara lembut.

"Oke kalo gituu, ibu juga gimana kamu ajaa! Lagian kalo kamu bilang Nay mau Bian banyak belajar dulu berarti suatu saat kamu akan nerima dia kan?" Tebak Aminah sambil senyum-senyum menggoda, Nayyara tampak terkejut dengan tebakan itu karena jujur saja dia tak berfikiran sampai kesana.

"Engga bu! Gatau deh gimana nanti" sangkal Nayyara sedikit malu dan langsung berdiri dari duduknya.

"Nay mau keatas dulu, selamat malam ibu" dan dirinya buru-buru pamit pergi karena takut semakin di goda oleh Aminah yang sekarang hanya cengengesan.

"Filmnya belum abis Nay" seru Aminah

"Biarin! Nay udah ga mood" sahut Nayyara yang sudah berada di atas.

Nayyara langsung pergi ke balkon untuk mencari udara segar, merasa malu dan panik bisa membuat dirinya kegerahan juga ternyata. Nayyara menoleh ke balkon sebelah dan mengusap dada saat tidak melihat pria yang biasanya merokok di sana.

"Ga boleh segampang itu! Iyaa, lo harus jual mahal walaupun sebenernya dia yang kayak sekarang itu beneran menguras kewarasan gue anjirrr! Gua ga mau merasa kecewa lagi. Seenggaknya udah bisa lepas dari Bian itu sesuatu yang bisa di banggakan yaa walaupun kelakuannya seakan-akan minta gua untuk balik lagi" racau Nayyara seorang diri.

Dia memang sering seperti ini. Meracau tak jelas karena segala sesuatu yang seringkali tak berpihak padanya, pun Nayyara tidak punya siapa-siapa yang dapat mengerti pikirannya selain dirinya sendiri.

"Bian, gua harap lo ga pernah berfikiran kalo gue sama kayak cewek-cewek lain! Gua tau gua sengemis itu dulu sama lo, tapi sekarang gua udah seratus persen sadar dan jangan sampe lo bikin gue masuk ke lubang yang sama" gumam Nayyara setelah berdiam cukup lama.

Nayyara mengangguk yakin pada dirinya. Yakin tidak akan semudah itu untuk masuk ke dalam lubang Bian yang bisa saja hanya mempermainkannya.

"Ga boleh segampang itu! Ingett!"

🌱

Oke Nayy, gimana kamu ajaa deh...

beteweee kaliann setujuu gasii nay nerima bian? tapi dia belum tau bian itu tulus atau engga sama dia. Nahh tanda tanyaa tuh wkwk

NAYYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang