Bian itu sebenarnya orang yang cukup baik dan perhatian, dia tidak pernah menolak kalau para pacarnya meminta untuk menemani berpergian atau bahkan sekedar membayar makanan mereka dikantin, hanya saja dia terhalang dengan sifat cuek dan ego nya yang sangat tinggi itu membuat dia seringkali dibilang orang berhati batu.
Bukannya berhati batu, bian hanya kurang peka dengan keadaan sekitarnya dan tak pandai bersosialisasi membuat bian jadi bersikap cuek pada siapapun.
Bian hanya perlu diajarkan sedikit soal cinta dan cara memperlakukan perempuannya lebih baik lagi selain menemani belanja dan membayar makanan, karena pacaran bukan hanya soal dua itu.
"Lo udah pernah ciuman sama siapa aja yan?" Tanya yandi dengan begitu polosnya setelah dia mendengar kisah teman sekelas sobri yang sudah sangat pro dalam hal perciuman itu.
"Semuanya pernah" jawab bian jujur.
"Anjir?" Umpat rendy kelewat terkejut.
"Dih gua kira lu mainnya bersih anjir yan!" Seru haikala tak percaya sama sekali.
"Mereka yang nyosor" kata bian santai.
"Tapi lo bales?" Tanya jerry kali ini, bian mengangguk dengan senyum miring yang membuatnya semakin tampan.
"Bego!"
"Peak"
"Tolol!"
"Pinter kata gua, lanjutkan terus sayang ku" seru yandi yang malah mendukung bian dengan sepenuh hati.
"Sama dia juga pernah?" Tanya sobri sambil matanya melirik kearah sosok gadis yang sedang bermain ponsel di samping bian.
"Masa gapernah!" Sela jerry sok tahu.
"Tapi si felly kan anak baik-baik bego!" Debat yandi seakan-akan sangat mengetahui Felly secara luar dan dalam.
"Pernah" jawab bian tetap santai meskipun pembahasan sudah mulai sensitif.
"Adah! Dia udah rasain banyak bibir cewek anjir! Semuanya di cipokin ama si bian" seru yandi heboh sendiri.
"Anjir king cipok!" Ledek haikala ikut-ikutan, kalo soal yang seperti ini mana mungkin haikala absen kan?.
Bian hanya menggelengkan kepala sebagai respon kemudian mencolek tangan Felly yang masih sibuk bermain ponsel seperti tidak memedulikan apa yang dibicarakan orang lain, sekalipun mereka membicarakan dirinya.
Sedangkan yang lain secara inisiatif menyingkr satu persatu untuk memberikan ruang agar mereka bisa berdua.
"Lo kesini cuma mau main hp?" Tanya bian, Felly tersenyum kemudian menutup ponselnya dan memegang tangan kekar bian.
"Kan aku bilang mau liat kamu balapan beb" jawab Felly.
"Udah tadi!" Balas bian sesuai fakta, karena dia memang baru saja turun ke arena dan memenangkannya lagi setelah sebulan lamanya absen dari perbalapan.
"Yaudah anterin aku pulang yuk" pinta Felly semangat, bian terdiam sebentar
"Nanti" kata bian
"Ish, udah malem tau" gerutu Felly
"Main dulu" suruh bian asal
"Main apa lagi yan? Aku udah bosen banget, emang kamu mau ngapain lagi sih disini? Kalo ga ngapa-ngapain mending kita pulang ajah" mohon Felly yang tetap kekeuh ingin pulang.
"Eh fel, mending lo liat kesana deh kali ajah ada temen lo" usul haikala tahu-tahu sambil menunjuk kearah segerumunan orang yang sedang berkumpul.
"Ogah, gua maunya sama bian" tolak Felly ngotot.
"Yaudah gua pinejm bentar cowok lu, tapi lo nya cabut dulu" suruh haikala akhirnya karena gagal membuat Felly pergi.
"Mau ngomongin apa? Hah?" Tanya Felly galak
"Sempak! Lu mau denger emang? Hah?" Jawab haikala mengikuti nada bicara Felly.
"Ish" decak Felly yang kemudian beranjak dari sana meninggalkan bian yang hanya diam dengan kelakuan haikala.
Haikala sempat terdiam sebentar sambil melihat sekeliling, sebenarnya dia ragu untuk mengatakan ini pada bian.
"Kenapa sempak?" Tanya bian memulai pembicaraan.
"Hahaha ga beneran soal sempak lah bego!"
"Terus?"
Haikala kembali terdiam dan menggaruk rambutnya yang tidak gatal karena sedang kebingungan.
"Gue suka nayyara yan!" Ucap haikala pelan akhirnya yang membuat keadaan menjadi lebih serius seketika.
"Hm" tanggap bian
"Kalo lo selalu sia-siain dia mending kasih gue biar gue yang berjuang" ujar haikala yang kali ini lebih serius lagi.
"Gue punya hubungan sama dia" kata bian datar membuat haikala mengangkat sebelah alisnya bingung.
"Maksudnya? Hubungan apa anjir?" Tanya haikala yang sedikit menaikkan suaranya.
"Khusus" jawab bian
"Hubungan khusus kayak gimana yan?" Tanya haikala yang malah semakin kebingungan.
"Dia yang bilang" dan bian malah semakin membuat kebingungan haikala menjadi-jadi sampai dia kesal sendiri dan mengacak rambutnya frustasi.
"Intinya, lo suka nayyara?" Tanya haikala to the point.
"Ga" jawab bian santai
"Kalo gitu biar gua yang merjuangin dia!" Kata haikala memutuskan.
"Kenapa?"
"Yaa karena gua suka sama nay lah anjir! Apalagi?" Jawab haikala heran, maksudnya ucapan haikala itu sudah sangat jelas menunjukkan kalau dirinya menyukai nayyara tapi kenapa bian masih bertanya?
"Kenapa baru sekarang?" Bian memperjelas pertanyaannya.
"Karena gue gamau nay berakhir sakit hati kalo sama lo terus, jadi mending gue merjuangin dia dari sekarang, kali ajah gue berhasil kan?" Jelas haikala yang terlihat begitu tulus.
"Terserah" tanggap bian malas, jujur saja keadaan hatinya sedang tidak baik-baik saja saat ini.
Setelah sejauh ini, bian tidak mungkin melepaskan nayyara begitu saja. Apalagi kalau harus bersama haikala, dan sejujurnya bian sedikit tertarik pada pesona gadis itu yang sedikit berbeda dari gadis-gadis kebanyakan.
Bian tidak akan membiarkan nayyara bisa menjauh darinya, dan mungkin bian juga harus melakukan sesuatu dari sekarang.
Seperti istilah dibuang sayang, itu yang bian rasakan saat ini sampai membuat bian berfikiran untuk sedikit meladeni tingkah nayyara kedepannya hingga nayyara akan semakin jatuh kedalam perangkapnya dan takkan bisa lepas dari sana.
🌱
Part yang ini dikit aja dulu gasie soalnyaa emang cuma tambahan gituw sksksk
Siap-siap yah gess bian bakal mengeluarkan pesona baru😋😋
Selamat berjuang dan selamat mempertahankan yah bangg, akur-akur dah lo bedua😍😍🤟
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYYARA
Fanfiction"Bukan anak baik" Semenjak kejadian itu Nayyara menilai dirinya sendiri sebagai anak yang tidak baik. Kalau dia anak baik, dia tidak akan mungkin di pindahkan ke Jakarta. Kalau dia anak baik, papah nya akan menganggapnya sebagai keluarga dan membiar...