Dan betapa bahagianya nayyara saat melihat mading sekolah dan ada namanya di daftar murid yang lulus, nayyara benar-benar bahagia karena setidaknya dia tidak akan membuat malu papahnya lagi.
"Ihh gue luluss" jerit nayyara entah pada siapa karena kenyataannya selama tiga tahun ini nayyara tidak benar-benar memiliki teman.
Nayyara segera pulang kerumahnya untuk memberitahu kabar gembira ini pada Aminah, dan untuk kedua kalinya atau ke berapa kalinya dia melupakan kunci motornya, berita kelulusan ini lebih penting daripada apapun.
"Ibuuuuu nayyy lulussssssss" teriak nayyara sekencang-kencangnya, membuat seisi rumah jadi terasa ramai sekali.
Aminah keluar dari kamarnya dengan terburu-buru dan langsung memeluk nayyara bahagia.
"Ibu juga udah percaya banget kamu pasti lulus nayy" seru aminah ikut gembira sampai loncat-loncat.
"Yeyhhhh, ibu bilangin papah yah kalo nay lulus SMP dan nay mau satu SMA sama bian" seru nayyara memutuskan.
"Kenapa kamu ga bilang ke papah sendiri nay? Emang ga simpen kontaknya?" Tanya Aminah bingung.
"Ih ibuuuu, papah bilang jangan hubungi papah pake nomor sendiri kalo hari kerja, soalnya bisa ajah yang jawab karyawan papah" jelas nayyara sedih membuat aminah juga menatapnya prihatin.
"Ohh yaudah kalo gituh ibu ajah yang ngasih tau papah kamu! Udah jangan sedih, hari ini mau makan di luar nggak? Sekalian keliling Jakarta, kamu ga pernah kan nay jalan-jalan keliling Jakarta? Sekalian ajak haikala sama bapaknya soalnya anak ibu juga lulus" Tawar aminah yang tidak mungkin ditolak oleh nayyara, nayyara mengengguk senang, tiga tahun tinggal dijakarta nayyara memang masih tidak tahu apa-apa kecuali jalan dari rumahnya sampai sekolahnya, hanya sebatas itu.
TOK TOK TOK!!!
"Eh ada siapa?" Tanya nayyara bingung, Aminah mengangkat bahu karena bingung juga
"Haikala kali bu?" Tebak nayyara, Aminah menggeleng karena anaknya pasti mengabari kalau mau datang.
"Nay ajah yang buka" ujar nayyara yang langsung berjalan kearah pintu dan membukanya, sedetik setelah itu nayyara terlonjak kaget.
"Astaga ada biannn" jerit nayyara terkejut seperti baru kedatangan artis.
"Kunci motor lo!" Cetus bian yang memberikan kunci motor milik nayyara padanya, lelaki itu bahkan tak merespon kaget nayyara yang sangat berlebihan itu.
'ohh jadi harus ninggalin kunci motor dulu yah baru bisa buat bian kesini' bukannya menerima nayyara malah membatin.
"Ini ambil!" Cetusnya dingin, nayyara segera mengambilnya.
"Makasih yah bi" ucap nayyara "mau masuk dulu ga?" Lanjut nayyara menawarkan.
"Nggak!" Tolak bian cepat dan segera ingin pergi.
"Ehhhh masuk donggg adekkk! Hai nayyaraaaa, tadi tante dengerrr kamu teriak loh, selamat yah sayang atas kelulusannya" seru sarah heboh, nay menggaruk rambutnya malu lalu membalas pelukan sarah, bundanya bian.
"Emang kenceng banget yah tan?" Tanya nayyara tak percaya.
"Kenceng bangett nayyy sampe kerumah Tante suaranya" jawab sarah yang tampak sangat bersemangat, ya ampun nayyara malu sekali.
"Oh iyah, ayo masuk tan" ajak nayyara yang segera mengajak sarah masuk, sebenarnya ia berharap anaknya juga akan ikut masuk.
"Ayo dek masuk! Temenin bunda" ajak sarah yang sudah sangat bersemangat.
"Bian udah gede bun, jangan panggil adek" protes bian pada sarah, ia jelas-jelas malu masih dipanggil 'adek' sedangkan tinggi badannya saja sudah mengalahkan ibu nya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYYARA
Fanfiction"Bukan anak baik" Semenjak kejadian itu Nayyara menilai dirinya sendiri sebagai anak yang tidak baik. Kalau dia anak baik, dia tidak akan mungkin di pindahkan ke Jakarta. Kalau dia anak baik, papah nya akan menganggapnya sebagai keluarga dan membiar...