Happy reading guysssss......
Nayyara menjatuhkan kepalanya diatas meja perpustakaan itu, bian benar-benar tidak memberinya ampun saat ini, melirik sedikit saja dia langsung ditegur, waktu istirahat jadi terasa lama sekali bagi nayyara, apalagi perutnya benar-benar perih sekarang, penyakitnya pasti kambuh.
"Capek?" Tanya bian yang tatapannya masih terfokus dengan soal-soal latihan yang dikerjakan nayyara, ia sedang mengoreksinya dan membetulkan jawaban-jawaban yang salah.
"Banget" jawab nayyara yang suaranya jadi terpendam karena memantul pada meja.
"Selesai" ujar bian menginteruksi, nayyara mengangkat kepalanya tak percaya.
"Serius?" Tanya nayyara memastikan, bian malah memberikan beberapa lembar kertas yang tadi nayyara gunakan untuk belajar.
"Simpen" suruh bian, nayyara menatap malas lembaran-lembaran itu.
"Biar apa?" Tanya nayyara.
"Biar pinter" jawab bian yang kemudian berdiri dari duduknya, nayyara mengangguk lemah sambil terus menatap lembaran kertas yang banyak coret tangan bian, dia membetulkan jawaban-jawaban nayyara yang salah dengan sangat teliti.
"Kantin ga?" Tanya bian yang ternyata belum pergi, nayyara mendongak dan menatap mata bian, sedikit tidak percaya laki-laki itu baru saja menawarkan padanya.
"Emang ga masuk kelas?" Tanya nayyara
"Sepuluh menit lagi" jawab bian datar, nayyara mengangguk lalu mendirikan tubuhnya yang super lemah itu, jujur saja ketika nayyara berjalan perutnya semakin perih seperti dilukai, namun nayyara akan tetap terlihat kuat didepan bian.
Bian sesekali menoleh kebelakang untuk memastikan gadis itu masih ada dibelakangnya, tapi lama-lama bian kesal juga karena nayyara berjalan terlalu lamban sampai bian menghentikan langkahnya dan menatap nayyara yang kebingungan.
"Makan apa? Gue beliin!" Tanya bian dengan wajah super datarnya.
"Kenapa ga bareng aja? Kan udah dikit lagi tuh" nayyara balik bertanya.
"Lo lama!" Cetus bian
"Yaudah duluan ajah! Entar gua nyusul" seru nayyara dengan suara kecil.
"Yaudah" ujar bian yang kemudian menuruti ucapan nayyara, laki-laki itu benar-benar berjalan duluan dengan langkah panjang.
"Gue kira bakal kasian, ternyata beneran duluan! Emang dasar bian" cetus nayyara yang langsung memegangi perutnya dan berjongkok, dia sudah tidak mampu lagi berdiri karena sakit perutnya semakin menjadi-jadi.
"Hehhh ngapain lo jongkok ditengah jalan?" Protes seseorang yang lewat, nayyara sedikit berjalan jongkok sampai ke pinggir agar tak menghalangi jalan.
"Yahh maksudnya lo kenapa jongkok ajah?" Protes orang itu lagi.
"Mang napa sih?" Nayyara mengangkat kepalanya dengan wajah kesal namun menahan sakit, semakin kesal karena tahu orang itu adalah haikala.
"Hehh nayyy lo kenapa anjirr? Dihukum?" Tanya haikala yang terkejut karena gadis yang berjongkok itu nayyara.
"Diem!"
"Gue bilang kan tungguin gue haikalaaaaa" teriak rendy dari kejauhan dan segera mendekat kearah mereka untuk sekedar menarik jambang haikala sampai dia meringis.
"Sakit banget bego!"
"Lagi lu.....lahhh lu ngapain anak orangg?" Rendy tak jadi protes karena terkejut ketika melihat ada gadis yang berjongkok dihadapan temannya.
"Si nay ini.... Gue juga gatau!" Jawab haikala yang jadi ikut berjongkok dihadapan nayyara disusul rendy.
"Nayy lo nangis? Siapa yang jahatin lo? Sini gue jewer" tanya rendy pelan.
"Dia ga nangis cok! Tadi ajah gue digalakin" bisik haikala, rendy mengangguk-angguk mengerti.
"Kenapa cuma diliatin?" Tanya bian tahu-tahu yang sudah berdiri dihadapan ketiganya dengan tatapan sanksi.
"Lahh terus mau diapain?" Tanya haikala bingung, bian mendecak lalu memukul pelan kepala dua temannya yang sedang berjongkok dengan botol minum yang ia bawa.
"Anjing zolim!" Seru rendy kesal.
"Nih pegang" suruh bian yang menyerahkan dua bungkus roti dan air mineral pada rendy.
"Asikk dapet roti kita kal, satu-satu" bisik rendy girang.
"Lo tadi ga denger? Bian nyuruhnya pegang bukan makan" cetus haikala geram dan berubah melongo ketika melihat bian mengangkat tubuh nayyara agar berdiri lalu menggendongnya.
"Ga yakin itu si bian" gumam haikala tak percaya sampai geleng-geleng.
"That should be me!" Seru rendy yang langsung ditepuk oleh haikala.
"Ayo dah ikutin" ajak haikala yang segera berdiri dan berjalan mengikuti bian.
Sedangkan nayyara, jelas dia sangat terkejut dengan apa yang saat ini terjadi padanya, bian menggendongnya? Sakit perut nayyara bahkan kalah dengan detak jantung nayyara sekarang.
"Biann...."
"Nyusahin!" Cetusan bian berhasil membungkam nayyara, padahal tadinya dia ingin memuji laki-laki itu, tapi tidak jadi setelah mendengar ucapan bian.
Bian meletakkan nayyara di brankar yang ada di UKS lalu menatap wajah pucat gadis itu dengan datar.
"Nayy astagaaa kok daritadi lu gabilang sih kalo sakit" seru haikala panik dan segera menghampiri nayyara yang memejamkan matanya.
"Sakit" lirih nayyara yang mulai mendudukkan dirinya, haikala mendecak kesal.
"Baru bilang lu!" Cetus haikala yang segera memeriksa kening nayyara, untungnya tidak demam.
Bian mengambil bungkusan roti dan air mineral dari tangan rendy lalu memberikannya pada nayyara.
"Abisin!" Suruh bian, nayyara menerima semuanya yang diberikan.
"Tapi biasanya harus minum obat dulu" kata nayyara, bian mengambil sesuatu dari sakunya lalu menunjukkannya pada nayyara.
"Ini?" Tanya bian menunjukkan obat bulat berwarna hijau, nayyara mengangguk lalu mengadahkan tangannya untuk meminta dan bian langsung memberikannya.
Haikala dan rendy hanya memerhatikan kelakuan aneh temannya sendiri yang tidak biasa, sangat tidak biasa sampai membuat keduanya curiga.
"Makasih bian! Kalian kalo mau pergi pergi ajah, bentar lagi bel masuk juga" suruh nayyara.
"Terus lo gimana nay? Kalo mau ditemenin gue bersedia kok" tanya rendy sekaligus menawarkan diri, nayyara menggeleng.
"Gausah gue udah gede! Maap yah udah NYUSAHIN kalian" ujar nayyara yang sedikit menekan kata NYUSAHIN.
"emang!" Cetus bian yang kemudian keluar duluan daripada yang lain.
"Hahaha suka gituh emang si bian! Bukan jahat dia nay, cuma jujur" ujar haikala klarifikasi agar nayyara tidak terlalu tersakiti.
"Iyah tau" jawab nayyara yang sedang kesusahan membuka tutup botol air mineral, haikala menghela nafas lalu mengambil alih botol itu dan membukanya dengan sangat mudah.
"Nih, makanya minta tolong" celetuk haikala, Rendy mengangguk setuju sedangkan nayyara tampak tak peduli.
"Yuk balik kal! Udah bel kocak" ajak rendy "cepet sembuh ya nay" ujar rendy dengan senyuman yang sangat manis.
"Kalo kenapa-kenapa telpon gue" seru haikala sebelum benar-benar pergi.
Nayyara menghela nafas lega dan segera melahap rotinya meskipun tadi pagi dia juga sudah makan roti.
"Makanya gue ga minta tolong! Soalnya tau gue nyusahin!" Cetus nayyara kesal sambil menggigit rotinya ganas.
"Untung sayang"
🌱
Sejujurnya juga saya ga percaya kalo bian bisa begitu😌😌.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYYARA
Fanfiction"Bukan anak baik" Semenjak kejadian itu Nayyara menilai dirinya sendiri sebagai anak yang tidak baik. Kalau dia anak baik, dia tidak akan mungkin di pindahkan ke Jakarta. Kalau dia anak baik, papah nya akan menganggapnya sebagai keluarga dan membiar...