Nayyara berbaring diatas brankar sambil menatap langit-langit UKS dengan pikiran yang bosan, perutnya sudah tidak sakit lagi karena dia memang hanya perlu makan dan minum obat, menurutnya berdiam diri seperti ini sangat tidak menyenangkan meskipun ia jadi tidak perlu mendengarkan pelajaran yang sama membosankannya, tapi diruangan ini tidak ada bian, itu masalahnya.
"Kapan sih pulangnya? Lama banget" keluh nayyara.
"Gue udah gaa kenapa-kenapa sih, apa gue ke kelas aja yah? Bu Rini percaya ga yah kalo gue sakit beneran? Tapi kayaknya enggak deh, pasti beliau ngiranya gue alesan" nayyara berceloteh seorang diri sambil memerhatikan kuku-kuku tangannya yang sudah mulai memanjang.
"Tapi kalo disini ajah bosen banget, mana sendirian lagi! Kalo ada......" Nayyara menggantung kata-katanya dan langsung melihat ke sekitar, ternyata dia benar-benar seorang diri disini.
"Ga ga ga kita harus berpositf thinking! Mana ada kan setan.........AAAAAAAAAAAA" teriak nayyara nyaring ketika tiba-tiba pintu UKS terbuka sedangkan dia sedang berusaha menahan takut.
"Nayyy lo kenapa teriakkk? Sakit banget apa gimana?" Nita segera menghampiri nayyara yang menutup matanya ketakutan.
Setelah nita menepuk pundaknya, nayyara bernafas lega karena ternyata yang buka pintu itu manusia, nayyara menyibak rambutnya yang tadi menutupi wajahnya lalu menepuk pundak nita kesal.
"Gue kaget banget anjir nitaaaa!" Seru nayyara kesal sambil terus mengusap-usap dadanya.
"Yahh terus harus gimana? Gue minta maaf gituh?" Tanya nita dengan ekspresi tak bersalahnya.
"Menurut lo?" Tanya nayyara balik, nita terkekeh mendengarnya lalu memberikan tas punggung nayyara kepada pemiliknya.
"Gue mau nganterin ini, sekalian jenguk lo juga sih! Lo ga dirawat disini kan nay?" Tanya nita sambil memerhatikan nayyara yang sedang memasang tas punggungnya.
"Nggaklah! Gue juga udah ga kenapa-kenapa ini, tadi mag gue kambuh ajah makanya ga ikut pelajaran terakhir" jelas nayyara yang sudah berdiri dengan tegap, lalu mengambil sampah bekas roti yang tadi ia makan.
"Yuk keluar" ajak nayyara, nita mengangguk dan mengiringi langkah nayyara sampai keluar.
"Jadinya si bian ngajarin lo juga nay? Apa cuma ngambilin buku doang?" Pertanyaan nita itu jelas-jelas langsung membuat nayyara mengembangkan senyumnya.
"Ngajarin gue jugaaa! Yahh walaupun gua hampir mati tapi its oke lah kalo sama bian hehe, senenggg banget angjayyy" cerita nayyara dengan begitu bersemangat.
"Udah gitu lo tau ga? Bian gendong gue ke UKS ihhhh asajsgdjshduajsvbs gatau pokoknya salting" lanjut nayyara yang kali ini lebih heboh sampai menutup wajahnya yang sudah bersemu merah.
"Wahhh agak ga percaya sih" respon nita sampai bertepuk tangan.
"Ihhhhhhh plisss stop ngomongin biann, jantunggg gueee ga sehattttt" jerit nayyara heboh sendiri, nita mengangguk setuju karena kalau pembicaraan ini dilanjutkan akan makin banyak jeritan yang terdengar.
"Eh ehhh itu modelll sekolah nayyy! Lo bukannya ada janji ama dia yahh" seru nita mengingatkan sambil menunjuk-nunjuk gadis dengan tubuh bagus yang sedang berjalan menghampiri mereka.
"Eh iyah lupaa" ujar nayyara pelan sambil terus menatap Felly yang semakin mendekat kearahnya.
"Hai nay, lo ga lupa kan?" Tanya felly disertai senyuman cantiknya, nayyara tersenyum canggung.
"Lupa sih tadi" jawab nayyara jujur yang membuat nita menatapnya tak percaya.
"Lo jangan jujur-jujur amat" bisik nita yang tak direspon oleh nayyara karena felly kembali membuka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYYARA
Fanfiction"Bukan anak baik" Semenjak kejadian itu Nayyara menilai dirinya sendiri sebagai anak yang tidak baik. Kalau dia anak baik, dia tidak akan mungkin di pindahkan ke Jakarta. Kalau dia anak baik, papah nya akan menganggapnya sebagai keluarga dan membiar...