61. Hallo Bandung!

47 10 4
                                    

Akhir tahun sudah semakin dekat, itu tandanya anak-anak sekolah akan segera melakukan UTS sebelum libur panjang akhir tahun, hampir setiap hari ada latihan soal. Nayyara juga semakin giat belajar karena dukungan Bian, setidaknya dia mengerti sedikit banyak materi yang ia pelajari saat ini.

"Ga kebayang gimana sibuknya kita setelah liburan ya? Pasti sibuk banget buat persiapan UN, belum lagi SNBP sama SNBT iiii mau nangisss Biii" rengek Nayyara di sela-sela belajar mereka, Bian hanya melirik kekasihnya datar dan mengusap-usap kepalanya lembut seperti memberi energi positif kalau dia bisa melewatinya.

"Kamu mau kuliah dimana?" Tanya Nayyara serius, Bian menghentikan jarinya yang sedang menulis dengan pena.

"Universitas Indonesia?" jawab Bian yang sepertinya masih ada keraguan, namun Nayyara sudah mengerucutkan bibir.

"Aku pasti ga bakal bisa masuk ke UI Biii! Jangan disana dongg" seru Nayyara khawatir, Bian tersenyum.

"Jalur mandiri aja Nay! Papah lo kan kaya" saran Bian, Nayyara menghela nafas dan mengangguk-angguk sambil berfikir.

'Tapi, emang papah mau masukin aku ke UI?' Batin Nayyara pusing.

"Abis ujian kita quality time ya?" Pinta Nayyara memecah keheningan setelah lima belas menit mereka kembali berkutat dengan buku pelajaran.

"Boleh" jawab Bian tanpa menoleh.

"Kemana?" Tanya Nayyara antusias.

"Ujian dulu sayang" Bian mengingatkan dengan suara datarnya membuat Nayyara meneguk ludah dan kembali membaca bukunya, mati-matian menahan agar tidak teriak karena sedang berada di perpustakaan.

🌱

Nayyara juga semakin rajin berlatih badminton karena perlombaan itu semakin dekat, dia harus menjaga kesehatan dan melatih fokusnya agar semakin baik.

Ujian akhirnya berlalu dengan sangat lambat, setiap hari Nayyara mengeluh pada Bian, Aminah, Jiandra, Haikala dan tentunya pada Nita karena banyak soal-soal yang masih sulit menurutnya. Tapi semua itu terasa menjadi lebih ringan karena orang-orang di sekitar Nayyara yang selalu memberinya motivasi agar terus maju.

Dia benar-benar bahagia berada di lingkungan yang sehat saat ini, kejadian-kejadian kelam di hidupnya mulai ia lupakan dan menjadikannya sejarah untuk dikenang.

~

"Bu, sekarang kan Kala sama Nay satu kelas, ngambil rapotnya sekalian aja biar dia ga ngambil sendiri" ujar Haikala memberikan usul saat makan malam di rumah Nayyara, ada Jiandra juga disana.

"Sekalian sama Jian juga aja bu" Nayyara ikut mengusulkan. Aminah menggeleng.

"Papahnya mau ngambil Nay" jawab Aminah yang benar-benar tidak sadar mengatakan hal itu, Nayyara menelan makanannya susah payah dan berusaha tetap tersenyum.

"Oh ya? Bulan ini ketemu Papah dong hehe" tanggap Nayyara cengengesan.

"Nanti gua coba bujuk Papah buat ngambil rapot lu juga ka" inisiatif Jiandra karena tidak enak, Aminah baru sadar setelah Jiandra mengatakan hal itu dan segera memeluk Nayyara erat.

"Eh Nay maafin ibu keceplosan Nay, astagfirullah" ucap Aminah merasa bersalah.

"Lagian Bapak lo kenapa ngambilin lu doang sih Ji? Kan anaknya ada dua anjir?" Tanya Haikala sewot, dia memang sudah tahu soal Nayyara dan Jiandra yang saudara kandung beberapa minggu setelahBian mengetahuinya, jadi Haikala sudah tidak terkejut melihat situasi ini.

NAYYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang