Haikala menyalimi Aminah sebelum pulang dari rumah nayyara, gadis itu langsung masuk kedalam kamarnya begitu sampai dan mengunci diri, seperti dugaan haikala sebelumnya.
"Si nay kayaknya mau pms juga deh bu, soalnyaa dia jadi lebih sensitif gitu sekarang" jelas haikala sebelum keluar dari rumah nayyara, Aminah mengangguk mengerti.
"Kayaknya lebih tau an kamu nih daripada ibu kalo soal nayyara! Kamu beneran suka dia ya?" Aminah menyahut sambil menatap anak lanang nya itu dengan curiga, apalagi melihat reaksi haikala yang langsung garuk-garuk kepala.
"Kalo iya, boleh ga bu?" Haikala bertanya balik pada Aminah yang langsung menghela nafas mendengarnya.
"Padahal ibu pernah bilang loh kal buat jaga dia aja dan jangan sukai dia! Bukan karena nay itu anak majikan ibu, bukan juga karena kamu yang ga cocok sama nay!" Aminah menjeda perkataannya untuk mengambil nafas
"Terus kenapa bu?" Haikala tak sabaran.
"Dia sudah mencintai laki-laki lain dengn begitu besarnya kal! Kamu cuma bakal tersakiti aja dan ga akan dapetin hati nay" jelas Aminah sendu, haikala tertawa sumbang.
"Gapapa kok bu, perasaan aku itu kan tanggung jawab aku sendiri! Aku bakal berusaha tetap berfikir jernih dan berjuang secara sehat buat dapetin nay" balas haikala serius, tumben.
"Haha anak ibu udah besar ya?" Tanya Aminah tak percaya, haikala hanya terkekeh kemudian menyalimi tangan ibunya.
"Haikal pulang dulu yaa bu assalamualaikum"
"Waalaikumussalam, hati-hati kamu yaa"
~
Haikala keluar dari rumah nayyara dengan air muka yang berbeda, kalau tadi dia masih terlihat biasa saja sekarang ekspresi wajahnya lebih tegas, rahangnya mengeras sambil menatap kearah rumah yang tak jauh dari tempat ia berdiri.
Benar, haikala memandang kearah rumah bian atau lebih tepatnya kearah bian yang baru saja sampai dengan motor besarnya.
"Ikut gua bentar" seruan haikala menginterupsi, bian menatap bingung temannya itu namun tetap mengikuti langkah haikala yang sudah berjalan lebih dulu daripada dirinya.
"Mau kemana?" Bian bertanya karena dia memang bingung, namun haikala tak menjawabnya membuat bian mendecak karena dihiraukan.
"LO ANJING YANNN!" umpat haikala tak lama dari itu, dia bahkan membalikkan tubuhnya agar bisa menatap wajah bian dengan penuh amarah.
"Apaan lo tiba-tiba ngatain gue?" Bian tidak membuat-buat dia benar-benar tidak tahu maksud umpatan dan wajah amarah haikala saat ini, kesalahan apa yang telah ia perbuat?
BUK!!
Haikala meninju wajah bian dengan penuh amarah, gigi-giginya bahkan sampai gemeretak. Bian mulai tersulut emosi dan balas meninju haikala.
"Lo apa-apaan sih bangsat! Gua salah apa tiba-tiba lu tonjok kal?" Bian masih berusaha bertanya karena takut salah paham.
"GUA PERNAH BILANG SAMA LU KALO LU SAMPE NYAKITIN NAY KITA BAKAL TONJOK-TONJOKAN YAA ANJIRRR!" haikala meledak hebat, bahkan tangannya sudah siap untuk melayangkan tinjuan lagi kepada bian kalau saja bian tak menahan tangan itu.
"Lo diem! Lo gatau apa-apa kal!" Cetus bian dingin dan menghempas tangan sekaligus tubuh haikala ke belakang.
Haikala menggeleng tak peduli dan langsung meninjukan tangannya kembali pada wajah bian, kali ini bian tak membalasnya karena ia tahu haikala benar-benar mengeluarkan amarahnya sekarang.
"MAKSUD LO APA CIUMAN DI SEKOLAH BANGSAT!!"
"anjing dia pacar guee kal!"
"TAPI LO TAU NAY SUKA SAMA LO! BAHKAN TERGILA-GILA! LO JUGA NGASIH DIA HARAPAN! NGASIH DIA STATUS HUBUNGAN KHUSUS APALAH ITU TAIK BANGSAT!" haikala menarik kerah baju seragam sekolah bian dengan sangat kuat.
"Gua udah pernah nyuruh lo udahin hubungan aneh itu yah anjing!! TAPI LO MALAH BILANG DIA SAMPAH DI DEPAN CEWEK LO! BANGSAT LO YANN!!!" haikala akhirnya meninju bian untuk kesekian kalinya, bian terjatuh namun ia masih bisa mengontrol emosinya untuk tidak membalas haikala.
"Gua suka nay!" Lirih bian pelan sambil mengusap tepi bibir nya yang berdarah karena ulah haikala.
"Tapi kenapa lu ngatain dia sampah bego?!"
"Kal... GUA KALAH ANJING KALAH!! gua harus jauhin nay biar dia ga di ganggu sama si erik lagi!! Dia terlalu bahaya buat nay anjir dan gue gabis apa-apa...." seru bian akhirnya, suaranya mulai serak karena tiba-tiba saja tenggorokannya seperti tercekat, air matanya bahkan sudah siap terjun entah mengapa?
Bian melipat kedua kakinya lalu menenggelamkan kepalanya disana, ia benar-benar tidak sanggup, tapi ia pun tak bisa melakukan apapun.
"Sorry kal gua beneran suka dia" ucap bian putus asa, haikala menghela nafas dan mengusap rambutnya frustasi, hati nya tentu saja merasa ngilu mendengar pernyataan itu, namun bagaimanapun bian pasti akan menang karena kenyataannya nayyara juga menyukai bian, bukan haikala.
"Jangan deketin nayyara sampe kita punya solusi!!" Cetus haikala, hening sesaat
"Lo juga gausah minta maaf karena ga ada yang salah yan! Lo suka nay juga gua gabisa ngelarang asalkan lo bertanggung jawab sama perasaan lo itu gua bakal lepasin dia yang bahkan belum pernah gua genggam!" Haikala menjeda untuk mengambil nafas dan ikut berjongkok di dekat bian.
"Dia udah nunggu lo hampir 6 tahun, tolong jangan bikin dia kecewa terus-terusan! Hidupnya udah terlalu hancur dan saat ini lo adalah pondasi terkokoh nya nayyara, lo yang buat dia masih bisa bertahan sampe detik ini! Tolong jangan sakitin dia lagi"
Haikala mengusap pundak bian sebagai tanda perdamaian.
"Sorry bikin lo bonyok! Gua cuma marah aja karena lo bilang nay sampah! Anjing jujur itu keterlaluan! Gua jadi pengen nonjok lu lagi yan" seru haikala yang bian tahu kalau ini hanya bercanda, namun bian mengangkat wajahnya untuk menatap melas haikala.
"Lu mau bikin gua se bonyok apa ya anjir? Ga ada belas kasihannya banget lo!" Protes bian malas, haikala hanya terkekeh kemudian berdiri terlebih dahulu.
"Ayo bangun! Nanti gua beliin obat merah di warung" haikala mengulurkan tangannya pada bian yang langsung bergidik dan berdiri mandiri.
"Jangan ampe lu juga yang ngobatin gua! Gua normal yaa anjir" seru bian takut-takut, haikala hanya terkekeh.
"Gua tau lu normal yan, orang kita suka sama cewek yang sama"
"HAHA ANJING"
🌱
ey sorry banget gess aku lama ngilang😭🙏 beneran aku teh masih OMB sekarang maaf yaaaa maaf banget🙏😭
Betewe ending sudah semakin dekat gess😍😍 kalian mengharapkan ending yang seperti apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYYARA
Fiksi Penggemar"Bukan anak baik" Semenjak kejadian itu Nayyara menilai dirinya sendiri sebagai anak yang tidak baik. Kalau dia anak baik, dia tidak akan mungkin di pindahkan ke Jakarta. Kalau dia anak baik, papah nya akan menganggapnya sebagai keluarga dan membiar...