Asap rokok menghembus keluar dari mulut bian, dia sedang berada di balkon kamarnya sekarang dengan hanya ditemani oleh angin malam yang menusuk, berkali-kali ia menatap balkon kamar di sampingnya yang tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan, entah bagaimana keadaan gadis itu saat ini yang pasti bian menjadi tidak tenang karenanya.
"Gua salah gasih anjir?!" Rutuk bian frustasi sampai mengacak rambutnya dengan kasar.
"Gua cuma gamau dia kenapa-napa lagi, tapi gua juga tersiksa kalo gini caranya!" Bian menggesekkan rokok yang sudah mengecil itu ke pinggiran tembok kemudian membuangnya ke bawah dengan asal, lagi-lagi dia melihat kearah balkon nayyara.
Tidak dapat dipungkiri lagi kalau saat ini bian benar-benar merindukan keberadaan gadis itu, apalagi dengan ocehan nayyara yang tidak ada habisnya, bian benar-benar merindukan sosok itu karena setelah kejadian hari itu nayyara tidak lagi sama.
Dia selalu membuang muka kalau berpapasan dengan bian secara tidak sengaja, dia juga sudah tidak pernah pergi ke balkon lagi hanya untuk merecoki bian yang ingin sendirian, tapi malam ini bian ingin sekali gadis itu keluar dengan piyama kartun beragamnya dan menanyai hari-hari nya, bian merindukan hal-hal kecil itu.
"Sial! Gua jatuh cinta beneran!"
🌱
"Kalaaa" suara nayyara sudah menggema di lorong sekolah pagi ini karena melihat haikala dari kejauhan, kalau dari nada memanggilnya sepertinya nayyara sedang ceria hari ini.
"Kenapa?" Sahut haikala malas yang sama sekali tidak setimpal dengan panggilan riang nayyara.
"Gua ditawarin ikut lomba badminton kal, menurut lo gimana?" Ujar nayyara memberitahu sekaligus meminta pendapat pada teman sebangkunya ini.
Raut wajah haikala yang tadinya benar-benar menunjukkan ketidak tarikkan langsung berubah sumringah dan merauk wajah nayyara gemas.
"Yaa terimalah pinter! Kan lu udah sering ikut lomba juga nay" jawab haikala dengan sedikit tidak percaya karena hal yang seperti ini nayyara masih tidak tahu harus menerimanya atau tidak.
"Masalahnya terakhir kelas 1 SMA kal! Gua juga udah ga se percaya diri dulu" nayyara mengungkapkan alasan dengan ekspresi yang mulai bersedih karena jujur saja dia memang benar-benar ragu untuk menerima tawaran kali ini.
"Gua yakin lu pasti bisa, nanti gua temenin setiap lo latihan deh! Terima aja nay, itu peluang biar seenggaknya orang-orang tuh tau bakat lo, lo harus buktiin ke mereka yang selama ini nganggep lo lemah dan ga berguna nay, trust me!!" Motivasi haikala dengan sangat menggebu-gebu agar bisa meyakinkan nayyara.
"Gitu yah kal? Yaudah nanti gua bilang ke guru olahraga, thanks udah ngeyakinin gue kal hehe emang lo temen gua banget dah" ujar nayyara sambil mengembangkan senyumnya kearah haikala yang sejak tadi memang lebih memerhatikan nayyara daripada kearah jalanan yang sedang mereka lewati.
"Oh, jadi cuma temen?" Tanya haikala dengan satu alisnya yang terangkat.
"Yaa lu mau apa anjingg??" Nayyara membalikkannya dengan sewot membuat haikala spontan tertawa.
"Galak banget si mba, awas jadi pacar saya loh" dan begitulah haikala, dia akan semakin menggoda nayyara apalagi kalau nayyara sudah kesal malah dibuat makin kesal.
"Ya alloh jangan sampeee" seru nayyara yang langsung mengangkat tangan untuk berdoa dengan sungguh-sungguh.
"Heh nay! Kalo disuruh milih pacaran sama gua atau pacaran sama bian lu milih yang mana?" Haikala melontarkan pertanyaan itu dengan wajah setengah serius, nayyara menghentikan langkahnya.
"Jomblo" jawab nayyara singkat dan kembali melanjutkan langkahnya.
"Yeuu eek! Bilang aja lu milih bian cuma gengsiii" seru haikala dari belakang karena nayyara memang sengaja meninggalkannya.
"So tauu anjirrr!!!"
"Lagian kenapa gua nanya kayak gitu yah padahal gua sendiri udah tau jawabannya!" Gumam haikala yang tak habis pikir dengan dirinya sendiri yang suka mencari penyakit ini.
"Hati mongell kuuu poteqq nayy" gumam haikala cemberut kemudian segera berlari untuk mengejar nayyara yang sudah hampir hilang dari pandangannya.
🌱
Bian melihat gadis itu dari kejauhan, wajahnya datar sambil kedua tangannya memegang erat tali ransel dan rambut yang sudah mulai panjang itu digerai dan sedikit berterbangan.Tidak ada yang berubah dari nayyara selain sikapnya kepada bian, biasanya setiap pagi gadis itu akan menemukannya entah darimana dan bagaimana dia bisa tahu keberadaan bian, tapi mereka selalu bertemu dan berbicara sebentar sampai bian mengusirnya. Sayang sekali hal-hal sekecil itu baru terasa saat sosok nayyara sudah tidak sama lagi.
"Gua..." gumaman bian tertahan di tenggorokan karena dirinya masih belum mampu mengatakan kalau dia merindukan gadis itu, sangat-sangat merindukannya.
Pada akhirnya bian menghela nafas dan berjalan dengan cepat menuju gadis itu sebelum haikala yang terlebih dulu menghampirinya, jujur saja bian sudah tidak kuat menahan semua ini, mereka harus segera bicara.
"Nay" bian memanggil nayyara dengan suara yang sedikit serak tiba-tiba. Gadis itu menoleh kearahnya dan..... kalian tahu? Wajahnya tidak ceria seperti dulu setiap kali mereka bertemu, nayyara menatap bian dengan datar.
"Kenapa?" Tanya nayyara singkat, bahkan terlihat tidak tertarik karena dia membuang muka.
"Lo...." sial bian jadi tidak bisa mengeluarkan kata-kata karena respon nayyara yang sangat tidak ia harapkan.
"Gua kenapa?" Tanya nayyara lagi karena bian tak kunjung melanjutkan perkataannya.
"Lo.... kenapa beda?" Dan akhirnya pertanyaan itu berhasil keluar dari mulut bian, nayyara menghela nafas kemudian menatap kearah haikala yang sudah dekat dengan mereka, sepertinya haikala juga sengaja memperlambat langkahnya agar mereka bisa berbicara sebentar.
"Gua sama aja" sangkal nayyara tanpa mau menatap bian.
"Lo beda ke gue!" Bian memperjelas
"Sorry kalo gitu!" Nayyara meminta maaf "kal lu lama bangett jalannya woii" seru nayyara kesal pada haikala yang sudah dekat dengan mereka namun tak sampai-sampai.
"Gua ga minta lu buat minta maaf nay, gua cuma...."
"Apa bi?? Mau gua gimana? Lo ga seharusnya bilang kayak gini karena semua ini gara-gara lo!" Nayyara memotong ucapan bian dengan wajah yang sudah mulai merah padam, tak dapat dipungkiri kalau nayyara masih menyimpan amarah pada bian.
"Maaf nay, itu gue...."
"Gapapa bi! Gua ga butuh penjelasan"
"Nay..." lirih bian dengan suara rendah.
"Kal ayoo" teriak nayyara yang akhirnya berjalan menghampiri haikala dan menggelangkan tangannya dilengan haikala.
"Lu udah ngobrol nya?" Tanya haikala memastikan, nayyara mengangguk.
"Udah" jawab nayyara disertai anggukan, haikala menatap kearah bian yang juga sedang menatapnya dengan intens.
"Gua duluan yaa bro" ujar haikala sambil berlalu dan menepuk pundak bian sebagai tanda damai.
Bian hanya bisa menatap punggung keduanya sampai hilang dari pandangan kemudian mendecak dan mengacak rambutnya frustasi.
"ERIK TAIII"
🌱
hehe guys😭🙏
Kalian apa kabar??? Aku minta maaf bangett beneran sama kalian semua karena ga update-update berapa bulan tuh😭😭
Beneran kalo menulis tuh harus sesuai mood dan niat kita huhu, maaf yaa gess ini insyaallah aku bakal kejar sampe ending yaa
Makasih karena kalian mau nungguin nayyara 🙏🙏
Salam damai dari istri haechan:))
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYYARA
Fanfiction"Bukan anak baik" Semenjak kejadian itu Nayyara menilai dirinya sendiri sebagai anak yang tidak baik. Kalau dia anak baik, dia tidak akan mungkin di pindahkan ke Jakarta. Kalau dia anak baik, papah nya akan menganggapnya sebagai keluarga dan membiar...