52. supporter

67 14 12
                                    

Maaf yaa gess bab ini kayaknya lumayan panjang wkwk🙏🙏

Seperti biasa, aku minta tolong koreksi kalau ada yang typo yaa soalnya ini beneran langsung di up tanpa cek ulang wkwk🙏🤣

HAPPY READING CEWEK-CEWEK NYA BIAN

.
.
.
.
.

Nayyara menghela nafas panjang ketika melihat seseorang yang sudah tidak asing berada di depan rumahnya, lagi-lagi Nayyara harus berdebat dengan Bian dan itu membuatnya sangat malas.

"Ga ada penolakan! Gua bawa motor lain" ujar Bian menginterupsi, Nayyara melirik ke arah motor yang Bian bawa dan itu memang bukan motornya melainkan motor Haikala.

"Punya Kala" ujar Nayyara pelan.

"Iya gue pinjem" balas Bian ramah kemudian menghampiri Nayyara bersamaan dengan pintu rumah Nayyara yang terbuka menampakkan sosok Aminah yang langsung terkejut melihat ada Bian di depan rumahnya.

"Eh" Aminah kemudian melirik Nayyara meminta penjelasan karena Nayyara memang tidak bercerita apapun pada Aminah.

"Oh iya, hampir aja ketinggalan raketnya! Makasih yaa bu" ucap Nayyara berusaha mengalihakan perhatian namun usahanya tidak di dukung oleh Bian karena dia malah menghampiri Aminah.

"Tan, izin nganterin Nay ke sekolah ya! Soalnya Jian lagi gabisa, boleh kan?" jelas Bian tanpa diminta, Aminah hanya tersenyum kebingungan kemudian menyenggol bahu Nayyara sebagai kode.

"Eh iyaa nak Bian silahkan kalo Nay nya mau mah! Asal bisa nganterin si Nay dengan selamat ibu mah sok aja" jelas Aminah yang tetap memberikan keputusan pada Nayyara.

Nayyara mengambil raket dari tangan Aminah dan tersenyum berterimakasih padanya kemudian menatap Bian.

"Mau di tolak juga dia ga bakal biarin Nay ga berangkat sama dia bu" cetus Nayyara yang langsung menyalimi Aminah lalu disusul oleh Bian yang melakukan hal sama.

"Haha lucunya" seru Aminah gemas sendiri, Nayyara menekuk wajahnya malas.

"Berangkat yaa tan" pamit Bian seraya menjalankan motornya menjauh dari pekarangan rumah Nayyara.

"Kok lu tau sih Nay?" tanya Bian yang lagi-lagi memulai percakapan, benar-benar terbalik.

"Tau apa?" tanya Nayyara meskipun ekspresi wajahnya tampak tak minat.

"Tau kalo mau lu nolak sampe nangis-nangis juga ga akan gua biarin lo ga berangkat sama gue" jelas Bian yang membuat Nayyara hanya mengangkat bahunya, dia hanya berbicara asal namun memang sesuai fakta.

"Sekarang udah rajin ikut ekskul ya?" tanya Bian yang mulai mengganti topik karena merasa topik sebelumnya tidak menarik untuk Nayyara.

"Iya, soalnya mau lomba" jawab Nayyara apa adanya, Bian melebarkan bola matanya terkejut.

"Keren lo!" puji Bian tanpa pamrih.

"Emang! baru tau ya lo?" cetus Nayyara jutek yang mengundang Bian untuk tertawa.

"Tau kok, dari lama" jawab Bian diluar dugaan.

"Baguslah" balas Nayyara sekenanya.

"Latihan jam berapa tuh?" tanya Bian lagi.

"Abis pulang sekolah paling" Nayyara tentu menjawab walaupun setengah hati, dia masih bisa bersabar ditanya-tanya oleh Bian dengan motor yang berjalan sangat lambat ini.

"Gua mau temenin lo" ujar Bian memberitahu, Nayyara mengangkat alis kemudian menggeleng cepat.

"Gausah cari masalah! Ada Felly di sana" cetus Nayyara dengan maksud menolak.

NAYYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang