Chapter 10

37K 1.9K 9
                                    

SELAMAT PAGI!

Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen

SELAMAT MEMBACA!


♥️Happy Reading♥️

¥¥¥¥¥

Semua murid kompak menatap Marella dari atas sampai bawah dengan ekspresi tak percaya, begitu juga dengan pak Bandi yang memandangnya dengan mulut yang terbuka.

"K-kamu Marella?" Tanya pak Bandi dengan terbata-bata masih tak percaya kalau murid di hadapannya saat ini adalah salah satu siswi yang biasanya menjadi langganan ruang BK.

Seolah tersadar dari keterkejutannya, pak Bandi menggelengkan kepalanya pelan, ekspresi wajah berubah menjadi kaku dan garang saat mengingat kesalahan Marella sebelumnya, yaitu tidur saat jam pelajarannya sedang berlangsung.

"Karena kamu berani tidur di kelas saya, silahkan lari di lapangan sebanyak 5 kali putaran!" ucapnya dengan nada perintah.

Murid-murid yang mendengar itu kompak meneguk ludahnya dengan susah payah, hukuman pak Bandi memang bukan main-main bayangkan saja lapangan sekolah luasnya hampir setara dengan lapangan sepakbola bola, dan Marella harus berlari sebanyak lima kali? Wah kalau mereka yang dapat hukuman mungkin sudah tepar dibuatnya.

Mereka kompak menatap kearah Marella, menunggu protes yang biasanya akan dilayangkan oleh Marella ketika mendapatkan hukuman. Namun selama beberapa detik mereka malah mendapati ekspresi datar dari sang empu dan hal itu membuat mereka kecewa. Karena biasanya ketika Marella mengajukan protes ini itu, maka bentakan dan kemarahan pak Bandi yang akan ia dapatkan dan itu akan menjadi hiburan tersendiri bagi mereka.

"Hemm" balas Marella dan tanpa basa-basi langsung keluar dari kelas untuk menuju ke lapangan, sementara itu murid kelasnya lagi-lagi dibuat terkejut. sepertinya hari ini banyak kejutan-kejutan bagi mereka batin mereka semua.

"Woy cubit gue woy kayaknya gue mimpi deh" ucap salah satu dari mereka setelah berlalunya Marella.

"AWWWW SAKIT TOLOL NGAPAIN LO CUBIT GUE HAH!?" teriaknya kesal sambil mengusap-usap lengannya yang barusaja dicubit oleh temannya.

Sementara itu Wahyu yang menjadi tersangka pun memutar matanya malas, "katanya tadi Lo minta cubit, ya gue cubit lah" jawabnya.

"Ya nggak Lo cubit beneran kali" balas Putra masih tak terima, namun Wahyu hanya mengendikkan bahu acuh lalu kembali ke tempat duduknya.

"Sudah-sudah kembali ke tempat duduk kalian!" Ucap pak Bandi tegas yang langsung dipatuhi oleh murid-muridnya.

Kembali lagi pada Marella, setelah sampai di lapangan ia langsung saja mulai berlari mengelilingi lapangan. Terik matahari seolah tak membuatnya mengeluh karena dikehidupannya dulu ia sering berolahraga berat jadi lari di lapangan pun tak ada apa-apanya bagi dirinya.

Namun sepertinya ia salah, karena ketika putaran ketiga ia sudah mulai merasa lelah, keringat bercucuran didahinya begitupun bajunya juga sudah mulai basah oleh keringat. ia melupakan satu hal bahwa raga yang ia tempati saat ini adalah tubuh gadis yang super manja jangankan melakukan olahraga, berjalan menuju gerbang mansion pun sepertinya tidak pernah.

"Marella sialan" rutuknya kesal namun masih melanjutkan larinya dengan rutine pelan.

Sedangkan disisi lain, seorang pemuda sedang menatapnya dari kejauhan. Mata hitam kelamnya masih setia memindai Marella dengan intens. Sampai seorang pemuda yang baru saja datang langsung mengagetkannya.

Who is the Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang