Chapter 17

31.2K 1.4K 12
                                    

SELAMAT MALAM!

Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen

SELAMAT MEMBACA!


♥️Happy Reading♥️

¥¥¥¥¥

Kelima orang yang diantaranya empat orang pemuda dan seorang gadis itu memasuki area kantin, dan langsung disambut oleh teriakn siswi-siswi yang ada disana. Revaldo dan dewa masih mempertahankan raut wajah datarnya seolah tak terganggu dengan banyaknya pujian yang dilayangkan siswi-siswi kepada mereka. kalu Bagas dan vino jangan ditanya mereka sedari tadi malah asyik tebar pesona kesana kemari entah itu memberikan kiss jauh atau kedipan mata mautnya.

Sedangkan, berbeda dengan keempat pemuda itu Vera malah dibuat tertekan, sedari tadi banyak siswi-siswi memandangnya sinis dan tajam, mereka tak menyukai keberadaan dirinya ditengah-tengah most wanted. Dan juga mereka merasa iri karena tidak bisa berdekatan dengan Revaldo dkk secara leluasa. Wajahnya kian menunduk saat melewati meja siswi-siswi itu, namun ditengah rasa tak nyamannya sebuah tangan besar menggenggam tangannya dengan hangat. Tangan itu berasal dari pemuda yang berada tepat disampingnya.

Vera menolehkan wajahnya untuk menatap pemuda disampingnya itu. Dapat ia lihat pemuda yang tak lain adalah Revaldo tersenyum lembut seolah menenangkan pikirannya, begitupun dengan usapan lembut yang mendarat di atas kepalanya seolah berkata, jangan khawatir kamu akan aman denganku.vera pun membalasnya dengan senyum manis khasnya.

Mereka akhirnya sampai disebuah meja pojok yang memang sudah menjadi tempat biasanya mereka duduk, atau bisa di bilang tidak ada yang berani menempati tempat itu, sehingga mereka tidak perlu repot-repot mencari tempat duduk lagi.

"Siapa yang mau pesen?" Tanya vino

"Lo aja gas gue males" lanjutnya kepada bagas

Bagas yang mendengar itu mendelik kan matanya kesal, "heh! enak aja suruh-suruh, Lo aja sana" ucapnya tak mau kalah

"Ya gimana lagi gue ma...."

"Berisik!" Ucapan vino harus terpotong oleh suara dingin dan menusuk itu. membuat vino dan Bagas akhirnya berhenti berdebat apalagi melihat tatapan dewa yang seakan-akan ingin memotong tubuh mereka jika mereka tidak bisa diam.

Dewa tanpa kata langsung merogoh saku celananya dan mengeluarkan lima lembar uang berwarna merah, varo dan Bagas pun menatapnya berbinar.

"Nah gitu dong, nanti kembaliannya buat gue ya ya" ucap vino penuh harap yang dibalas anggukan singkat oleh dewa.

"Yes!" Seru vino sebelum beranjak dari duduknya untuk memesan makanan.

"Eh tungguin gue, gue juga mau ikut" Bagas lalu menyusul vino

"Apaan sih ini buat gue" ucap vino tak terima.

Suasana meja itu kembali hening setelah kepergian kedua pemuda itu, dewa yang sibuk dengan ponselnya dan Revaldo yang sedang asyik sendiri berbicara dengan Vera sang pujaan hatinya.

Tak lama kemudian, vino dan Bagas datang, diikuti oleh seorang siswa yang sepertinya adik kelas dengan nampan berisi makanan pesanan mereka.

"Thanks ya" ucap vino kepada siswa tersebut sebelum mendudukkan dirinya disamping Bagas.

Siswa berkacamata itu mengangguk pelan, lalu berjalan terburu-buru pergi setelah meletakan pesanan vino diatas meja.

Druttt drutttt

Who is the Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang