SELAMAT PAGI!
Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕
Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen
SELAMAT MEMBACA!
•
•
♥️Happy Reading♥️¥¥¥¥¥
Marella sampai di mansion ketika jam hampir menunjukkan pukul 12 malam. Ketika melewati para bodyguard yang berjaga, ia akan bersikap biasa saja tapi saat sudah masuk kedalam mansion ia mulai berjalan mengendap-endap berusaha tidak menimbulkan suara sedikitpun agar kedua orang tuanya tidak mengetahuinya. Namun naas sepertinya sang Dewi Fortuna sedang tidak memihaknya, karena saat kakinya baru akan menginjak anak tangga sebuah deheman keras terdengar dari belakangnya.
"Ehem"
Dengan gerakan kaku, Marella membalikkan badannya seketika ia dapat melihat sang papa sedang berdiri dengan menyilangkan tangannya didepan dada.
Marella menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal lalu menunjukkan cengirannya,
"Dari mana kamu?" Tanya Revan santai tapi berhasil membuat bulu kuduk Marella berdiri, ia melarikan pandangannya ke sembarang arah tak berani menatap mata sang papa dengan waktu lama.
"Marella.Queensa.Mahardika" panggil Revan dengan penuh penekanan, "darimana kamu? Dan kenapa kamu berbohong kepada Ken jika kamu sudah izin dengan papa?"
"Mampus" batin Marella pasrah.
"Emm...." Melihat putrinya tidak menjawab membuat Revan menghela nafas panjang, pria yang sudah berkepala empat itu lalu berjalan mendekati putrinya dan memegang bahu sang putri dengan lembut, "papa tidak masalah kalau kamu ingin pergi kemanapun, papa hanya khawatir kamu kenapa-kenapa" Ucapnya berusaha memberi pengertian kepada putrinya, bagaimanapun putrinya adalah harta yang paling berharga yang ia punya, ia tidak bisa membayangkan jika Marella sampai terluka atau bahkan meninggalkannya. Jika itu terjadi mungkin ia akan pergi menyusul putrinya.
Lagi-lagi hati Marella menghangat, ia mengambil tangan sang papa dari bahunya dan menggenggamnya dengan erat. Andai mereka tau akhir tragis yang dialami Marella didalam novel mereka pasti akan sangat hancur. Maka dari itu ia akan berusaha bertahan hidup dan melindungi keluarga itu ah maksudnya keluarganya sekarang.
"Makasih pa, Marella sayang papa" hanya kata itu yang dapat Marella sampaikan untuk mewakili jiwa Marella yang asli dan juga hatinya, ia berhambur kedalam pelukan sang papa. Memeluknya dengan erat yang dibalas Revan dengan tak kalah eratnya.
Setelah puas, Marella menguraikan pelukannya, "pa aku ke kamar dulu ya" ucap Marella yang dibalas elusan lembut dipuncak kepalanya.
"Yaudah langsung ke kamar terus tidur, besok kan sekolah" ucap Revan yang diangguki oleh Marella.
Marella langsung membalikkan badannya untuk menaiki anak tangga, namun baru beberapa langkah ia kembali menghentikan langkahnya.
"Emm pa" panggilnya membuat Revan mengangkat sebelah alisnya, "mama jangan sampai tau ya nanti Marella kena omel lagi" memandang sang papa dengan puppy eyes nya.
Revan menganggukkan kepalanya, "tapi papa nggak janji" ucapnya mengendikkan bahunya dan berlalu dari sana.
♡♡♥️♡♡
Marella, Oliv dan Sofya, ketiga gadis itu tengah menyantap makanan pesanan mereka di kantin. Jam pelajaran pertama sudah selesai beberapa menit yang lalu dan mereka memutuskan untuk mengisi perutnya yang sedari tadi berbunyi minta diisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is the Antagonist?
Fantasy[𝐇𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚] [𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐛𝐢𝐭-𝐛𝐢𝐛𝐢𝐭 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐤𝐨𝐫] [𝐓𝐞𝐫𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐚𝐝𝐞𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐭𝐚-𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 �...