Chapter 53

17.9K 843 24
                                    

SELAMAT MALAM!

Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen

SELAMAT MEMBACA!


♥️Happy Reading♥️

¥¥¥¥¥

Setelah perasaannya jauh lebih tenang, Marella melepaskan pelukannya suasana tiba-tiba menjadi canggung apalagi ketika ia melihat baju bagian depan yang dikenakan Dewa basah karena air matanya.

"Sial malu banget" buru-buru ia mengusap pipinya kasar, hal itu tak luput dari pengamatan Dewa yang ada disampingnya membuat pemuda itu tersenyum sangat tipis. "Menggemaskan"

"A-ah gue pergi dulu" ucap Marella gugup, berdiri dengan cepat berniat berlalu dari sana. Seolah tersadar akan sesuatu gadis itu berucap tampa menolehkan kepalanya. "Btw thanks" ucapnya pelan namun masih dapat didengar oleh Dewa.

Sepeninggal Marella, Dewa menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Kepalanya mendongak sambil memejamkan matanya, Ah sepertinya ia sudah gila karena saat menutup mata pun wajah gadis itu yang langsung muncul dalam pikirannya. Sudut bibirnya terangkat membentuk seringaian, "Mine"

♡♡♥️♡♡

Seorang gadis berseragam SMA duduk pada halte bus yang terletak disebrang sebuah gerbang bertuliskan TK ceria, sesekali gadis itu akan melirik kearah gerbang tersebut memastikan bahwa sang adik belum pulang dari sekolah.

Tak lama kemudian, terlihat anak-anak berusia 5 tahun berhamburan keluar dari kelas sambil didampingi oleh sang guru. Para orang tua sang anak pun segera menghampiri putra-putri mereka. Begitupun dengan gadis itu, ia bangkit dari duduknya melambai kearah seorang bocah laki-laki yang sedang celingukan menatap sekitar.

"Kakak!" Teriak bocah itu dengan raut wajah gembira ketika melihat keberadaan sang kakak.

Vera tersenyum, kepalanya menoleh ke kanan dan kiri memastikan jalanan aman untuk menyebrang. Dirasa aman gadis itu mulai melangkahkan kakinya, lalu membawa tubuh adiknya kedalam dekapannya, "syukurlah kamu tidak apa-apa Dino" ucap Vera lirih yang dibalas kedipan polos oleh bocah itu.

"Memang aku kenapa kak?"

Vera menguraikan pelukannya menatap sang adik dengan senyum tipis, "nggakpapa kok kakak hanya kangen sama Dino" jawabnya menenangkan, Dino mengangguk lucu yang dibalas cubitan gemas dipipinya.

Vera bangkit dari duduknya, mulai berjalan sambil menggandeng tangan mungil itu, "Nah sekarang ayo kita pulang, pasti Dino juga sudah lapar kan?"

"Iya kak Dino sudah lapar" jawab Dino mengusap perutnya.

Sepasang kakak beradik itu berjalan untuk sampai dirumah, memang rumah keduanya dengan TK tersebut tidak terlalu jauh meskipun begitu jika hanya berjalan kaki tentu saja akan merasa lelah. Tapi mereka tidak mengeluh karena sudah terbiasa.

Sepanjang perjalanan Dino sesekali akan berdecak kagum melihat mobil mewah yang berlalu lalang, "kak kapan ya kita punya seperti itu?" Tanyanya polos sambil menunjuk sebuah mobil mewah berwarna hitam. Vera hanya tersenyum lalu mengelus kepala adik semata wayangnya.

"Nanti kalau kakak sudah sukses kita beli yang seperti itu" jawab Vera pelan, tentu saja itu hanyalah sebuah kebohongan semata karena nyatanya mana mungkin dirinya bisa membeli mobil mewah seharga miliaran itu.

Dino mengangguk dirinya tampak senang terbukti dengan binar didalam kedua matanya.

"Ah sebentar" gadis itu berjongkok ketika melihat tali sepatunya yang terlepas. Dino yang melihat itu menunggu dengan sabar sambil memandang sekitar dengan penasaran, pandangan bocah itu jatuh pada penjual gulali namun sayang letaknya disebrang jalan. Bocah itu merengut kesal. Beralih menatap kesamping, kakaknya masih sibuk membenarkan tali sepatunya.

Who is the Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang