Chapter 65

8.9K 400 20
                                    

SELAMAT MALAM!

Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen

SELAMAT MEMBACA!


♥️Happy Reading♥️

¥¥¥¥¥

"kondisi nyonya citra dan nona marella sudah jauh lebih baik" seorang pria berjas putih dengan stetoskop yang selalu mengantung di lehernya itu mengangguk-angguk pelan sambil memeriksa catatan medis yang dibawanya.

"Lalu kapan kami bisa pulang dok?" Tanya marella dengan tak sabaran, ia ingin cepat-cepat keluar dari tempat berbau obat-obatan ini. Tempat paling ia benci seumur hidupnya.

Dokter itu mengalihkan pandangannya lalu menatap marella dengan senyum ramah yang selalu terpatri di bibirnya, "hari ini sudah boleh pulang, tapi ingat harus banyak beristirahat terlebih nyonya citra yang belum sepenuhnya sembuh total akibat kecelakaan itu. Dan untuk nona marella hindari makanan yang dapat memicu alergi nona kambuh untuk sementara jika tenggorokannya masih sakit makan bubur terlebih dahulu" nasihatnya panjang lebar.

Kedua perempuan berbeda usia itu mengangguk faham akan nasihat sang dokter.

"Baiklah kalau begitu saya permisi" pamit dokter itu dengan sopan, menunduk pelan setelah itu berlalu dari sana.

Cklek

Bersamaan dengan kepergian sang dokter pintu kembali terbuka, Revan memasuki ruangan dengan kantung plastik berisi makanan, "bagaimana kondisi kalian, aku bertemu dokter didepan katanya kalian sudah boleh pulang?" Tanya Revan sambil meletakkan plastik yang ia bawa diatas nakas.

Citra mengangguk sebagai jawaban, "iya hari ini kami sudah boleh pulang, lagian aku udah nggak betah disini"

"Kalo gitu biar papa telfon bik ijah ya biar bantu kemas-kemas" citra menggeleng pelan, berusaha mencegah Revan yang ingin memberitahu bik ijah, "nggak usah, kita bisa kemas sendiri kok lagian barang-barangnya juga nggak banyak" tolaknya, Revan yang semula sudah siap menghubungi bik ijah agar menyusul kerumah sakit mengurungkan niatnya menyetujui apapun perkataan istrinya. Namun dirinya juga tak memperbolehkan citra maupun marella mengemas barang sendiri jadi pria itu memanggil bodyguard yang ada didepan ruang rawat agar mengemasi barang-barang sekaligus membawanya menuju mobil.

"Ayo kita segera ke mobil, untuk barang-barangnya biar bodyguard yang urus" ucap Revan.

Marella sedari tadi hanya diam menyimak, menurut saja apa kata sang papa.

Ketiganya keluar dari ruangan dengan Revan mengandeng tangan putrinya, marella yang merasa aneh pun menghentikan langkahnya membuat kedua orangtuanya juga menghentikan langkah mereka, "kenapa hemm? Ada yang ketinggalan?" Tanya Revan dengan penuh pengertian.

Marella menolehkan kepalanya menatap Revan dengan bingung, "pa harusnya yang papa gandeng kan mama?" Ucapnya yang seketika membuat Revan tersadar, pria itu terkekeh pelan langsung beralih menggandeng tangan citra disebelahnya.

Sedangkan Citra hanya menggeleng-gelengkan kepalanya pelan melihat tingkah konyol suaminya, pria itu jika sudah menyangkut tentang putrinya maka semua akan dinomor duakan termasuk dirinya.

Mereka melanjutkan langkahnya menuju mobil keluarga Mahardika berada, sang sopir segera menyambut dan membukakan pintu mobil ketika mereka datang. Mobil melaju sedang membelah jalanan menuju mansion keluarga Mahardika.

Who is the Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang