SELAMAT MALAM!
Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕
Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen
SELAMAT MEMBACA!
•
•
♥️Happy Reading♥️¥¥¥¥¥
"Dasar bodoh! Tidak becus! Bagaimana bisa kalian lalai hingga membuat perusahaan mengalami rugi besar!" semua orang yang berada di ruangan itu hanya mampu terdiam menunduk mendengar makian sang atasan.
Pria itu sungguh geram hawa disekitarnya terasa mencekam, bentakan dan gebrakan meja pun tak luput hingga membuat beberapa orang itu bergetar takut.
"M-maafkan kami tuan, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki kesalahan kami" salah satu dari mereka memberanikan diri untuk berbicara walaupun dengan ucapan terbata.
Ekspresi pria itu semakin gelap, dirinya tidak suka jika ada orang lain yang menyela ucapannya. "Berani-beraninya" desisnya geram giginya gemertak marah.
"BAWA DIA!" Tepat setelah kalimat perintah itu terucap beberapa orang berbadan besar datang dan langsung menyeret pria tak bersalah itu. Pria malang itu tentu saja berusaha memberontak, memohon ampun kepada tuannya.
"Ampuni saya tuan, saya minta maaf....tuan saya mohon!" Teriaknya terakhir kali sebelum tubuhnya diseret keluar dari ruangan itu.
Tersisalah empat orang yang ada disana, saling pandang satu sama lain dengan ekspresi syok dan takut.
"Apakah kalian ingin bernasib sama dengan dia?" Tanya pria itu tersenyum smirk, tentu saja mereka semua tidak mau dan kompak menggeleng.
"Saya tidak mau tau dalam waktu 24 jam kalian harus bisa mengembalikan kondisi perusahaan seperti semula!" Perintahnya.
"Baik tuan!" Jawaban mereka serempak membuat pria itu tersenyum puas.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu sedikit mengendurkan hawa mencekam diruangan tersebut, setelah mendapatkan persetujuan dari tuannya tak lama pintu terbuka kembali, seorang maid muncul dari balik pintu. Pria itu mengangkat sebelah alisnya dengan ekspresi tak suka.
"Katakan! Jika tidak penting maka kepalamu lah yang akan jadi gantinya" Ucap dingin.
Maid itu tersentak kaget, dengan langkah pelan dan takut-takut dia menunjukkan sebuah kotak kepada tuannya, "i-ini untuk anda tuan" ucap maid itu, kepalanya semakin menunduk tak berani walau hanya sekedar mengangkat pandangannya.
"Siapa?"
Maid itu kembali tersentak ketika mendengar suara berat nan dingin dari tuannya, "m-mohon maaf tuan saya saya tidak tau kotak ini dari siapa" dia menelan ludahnya dengan susah payah, "s-saya menemukannya didepan pintu dan disini ada nama tuan" lanjutnya.
Alis pria itu semakin mengkerut, ia menyodorkan tangannya berniat meminta kotak tersebut yang langsung diberikan oleh maid itu. Kotak misterius berwarna hitam itu kini sudah berada ditangannya rasa bingung dan penasaran kian besar ketika merasakan bahwa beban kotak itu sedikit berat, sebelum membukanya ia mengkode lewat tatapan memerintahkan semua orang untuk segera pergi dari sana.
Setelah mereka semua pergi kini tersisa dirinya sendiri, pelan tapi pasti tangannya terulur membuka kotak tersebut. Matanya terbelalak dirinya langsung melempar kotak itu keatas meja setelah melihat apa isi kotak tersebut. Dengan syok ia jatuh terduduk dikursinya, refleks memegang dadanya.
"Tidak mungkin...." Gumamnya tak percaya, matanya masih terpaku syok melihat benda didepannya, sebuah kepala tanpa tubuh dengan darah yang masih terlihat segar kini mengotori meja yang semula bersih.
"Dara?" Beonya tidak ada air mata yang tergenang namun pandangan kosong membuktikan betapa tak percayanya dengan apa yang ia lihat saat ini. Setelah sadar dari keterkejutannya perlahan ia mengambil kepala tanpa tubuh itu lalu meletakkan diatas pangkuannya.
"Tidak mungkin ini kamu kan sayang? Siapa yang melakukan ini?" Ucapnya bergetar, ia mengelus rambut putrinya dengan lembut seperti biasa yang ia lakukan kepada putrinya. Walaupun dara adalah sebuah alat untuk membalaskan dendam kepada musuhnya namun dirinya tak menampik bahwa rasa sayang sebagai seorang ayah kepada putrinya tumbuh didalam hatinya, dan ketika melihat putrinya sudah tiada membuat pukulan telak bagi dirinya.
Lama terdiam sambil mengelus kepala putrinya, sorot matanya memerah menajam menatap lurus kedepan. "Tenang ayah akan membalaskan kematian mu nak" Ucapnya penuh penekanan.
♡♡♥️♡♡
Disisi lain, seorang wanita terlihat duduk santai sambil menonton siaran TV didepannya. Kakinya ditumpukan diatas meja seolah dirinya lah sang pemilik rumah, tak jarang maid yang berlalu lalang dan melihat perilakunya mencibir didalam hati merutuki sikap tak sopan dari wanita tak tau diri itu.
Pandangan wanita itu beralih menatap jam dinding dia beranjak saat rasa lapar mulai terasa, kakinya membawanya memasuki ruang makan.
"Hei kamu, buatkan aku makanan!" Perintahnya kepada seorang maid, sang maid tentu saja kesal menyumpah serapahi wanita itu.
"Hei apa kau tak mendengar? Cepat siapkan makanan!" Ucap wanita itu lagi.
Maid itu dengan berat hati menuruti perintahnya, hendak berbalik menuju dapur untuk membuat makanan.
"Eh tunggu! Aku ingin makan steak daging" ucap wanita itu menjengkelkan, lalu mengibaskan tangannya mengusir Maid itu agar segera pergi.
Sementara itu, dirinya langsung duduk pada salah satu kursi matanya beralih menatap jam tangan mahal yang melingkar dipergelangan tangannya, ekspresi wanita itu berubah kesal, "CK kemana anak itu jam segini belum pulang?" Monolog nya tak tau saja bahwa putrinya yang selalu ia bangga-banggakan sudah tak bernyawa. Bisa ditebak kan dia siapa? Yap dia Diana yang tak lain adalah mama dara.
"HEY CEPAT! AKU SUDAH LAPAR!" teriaknya, maid itu langsung berlari tergesa-gesa sambil membawa makanan yang diinginkan Diana.
"Nah gitu dong, lelet banget sih" dengan kesal Diana memotong daging steak didepannya dan melahapnya dengan nikmat, mengabaikan Maid yang berdiri tak jauh dari sana, tanpa tau bahwa maid itu menatapnya dengan tatapan aneh.
Tak butuh waktu lama, Diana sudah selesai dengan makanannya mengelap bibirnya dengan tissue dan berlalu dari sana menuju tempat kamarnya berada.
Dengan santai diana merebahkan tubuhnya diatas kasur King size, mulai sibuk dengan ponselnya. Larut dengan kegiatannya suara dari kaca balkon merebut atensi nya, suara itu terdengar beberapa kali hingga membuatnya merasa terganggu. Dengan kesal dia menghampiri pintu balkon dan membukanya, mengedarkan pandangannya kesekeliling namun hanya kesunyian yang ia dapatkan.
Dirasa tidak ada apapun ia berniat kembali menutup pintu balkon namun sebuah gulungan kertas yang entah datang dari mana terlempar dan memasuki kamarnya, dengan bingung mengambil gulungan kertas itu dan membukanya.
Deg
Seketika wajahnya pucat pasi buru-buru berlari menuju toilet untuk memuntahkan makanan yang barusaja ia telan. Dalam kertas itu terdapat tulisan yang ditulis mengunakan darah.
"BAGAIMANA APAKAH DAGING ANAKMU LEZAT?"
______________________________________TBC
Mau ngomong apa sama sebastian?
Mau ngomong apa sama Diana?
Mau ngomong apa sama dara?
Atau mungkin mau ngomong apa sama Marella?
#Tolong vote ya
#Tandai cerita atau bagian yang terdapat typo
#Terimakasih~19 Oktober 2023~
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is the Antagonist?
Fantasi[𝐇𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚] [𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐛𝐢𝐭-𝐛𝐢𝐛𝐢𝐭 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐤𝐨𝐫] [𝐓𝐞𝐫𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐚𝐝𝐞𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐭𝐚-𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 �...