Chapter 25

28.6K 1.4K 51
                                    

SELAMAT SORE!

Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen

SELAMAT MEMBACA!


♥️Happy Reading♥️

¥¥¥¥¥

Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, dan kini Marella sudah berada dalam perjalanan pulang ke mansion. Ia melajukan motornya diatas kecepatan rata-rata. Sumpah serapah dari pengendara lain tak ia hiraukan, rasanya ia ingin cepat-cepat tiba di mansion dan segera berbaring mengistirahatkan tubuhnya diatas kasur empuk King sizenya.

Namun ia merasa ada yang tidak beres, ia menolehkan kepalanya ke belakang dan benar saja dua mobil hitam terlihat mengikutinya. Untuk memastikannya, ia memperlambat laju motornya. Jika tebakannya benar mereka tengah mengikutinya maka orang tersebut akan tetap berada di belakangnya. Dan kecurigaan Marella benar, mobil itu memang tengah mengikutinya. Entah apa yang mereka rencanakan tapi yang jelas firasat nya mengatakan bahwa itu tidaklah baik.

"Kami sudah berhasil mengikuti gadis itu bos" ucap seorang pria didalam mobil tersebut sambil berbicara melalui sambungan telepon.

"Ikuti dan celakai dia jika perlu bunuh dia tapi ingat jangan sampai meninggalkan jejak" ucap pria disebrang sana.

"BAIK BOS"

Mendengar perintah dari bosnya pria itu mengangguk dan segera menambah kecepatan mobilnya untuk mengikuti Marella.

"CK menyusahkan" batin Marella kesal, Ia semakin menambah kecepatan motornya mengabaikan para pengguna jalan lain yang meneriakinya.

Saat sudah berada di tempat sepi, Marella mengerem motornya hingga terdengar suara nyaring dari ban belakang yang bergesekan dengan aspal.

Marella turun dari motor tanpa melepas helm nya, menatap datar kearah para pria berbadan besar yang keluar dari mobilnya. Empat, lima ah tidak ada sekitar sepuluh orang berbadan besar yang tengah mengepungnya.

"Wah rupanya nyalimu besar juga ya gadis kecil" ucap salah satu dari mereka dengan nada mengejek.

"Ikut kami dengan baik-baik maka kami tidak akan berlaku kasar terhadapmu, ya setidaknya hingga beberapa menit kedepan hahaha" lanjutnya tertawa jahat.

"Atau....." Pria itu memandang Marella dari atas hingga bawah sambil sesekali menjilat bibirnya, "atau kita bisa bersenang-senang dulu sebelum ajal menjemputmu"

Marella yang mendengar itu masih terlihat tenang, tak terpancing akan ucapan pria didepannya itu.

Tak mendapati raut ketakutan dari gadis tersebut pria itu menggeram kesal, baginya gadis itu terlihat sok berani padahal nyawanya saja tidak akan lama lagi.

Tanpa aba-aba pria tersebut mengode teman-teman untuk menyerang Marella. Mereka tak tau kalau dibalik helm full face nya Marella tersenyum miring, sudah lama ia tidak menggerakkan otot-otot nya lagi batinnya senang.

Arghhhhh

Brakk

Krakkk

Suara jeritan, pukulan dan tulang yang patah memecah kesunyian di tempat itu akibat pukulan dan tendangan yang dilayangkan Marella. Melawan mereka baginya tidak berdampak apa-apa, dikehidupannya dulu ia sudah sering menghadapi beberapa orang yang memiliki ilmu beladiri yang lebih tinggi. Setiap serangan Ia dapat membacanya dengan baik dan menurut pengamatannya pria-pria itu hanya asal dalam menyerang hingga membuat Marella dengan mudah menangkis setiap serangannya.

Srettt

Karena fokus nya sedikit menurun, Marella mendapatkan goresan yang cukup dalam pada lengan atasnya, darah segar mulai mengucur membasahi baju seragamnya. "Sial mereka membawa senjata" batinnya kesal. Melihat Marella yang lengah mereka kembali menyerangnya dan berhasil mendaratkan pukulan di pipi mulus Marella

Bugh

Marella sedikit limbung lalu menyeka darah disudut bibirnya "gue paling benci orang yang menyerang dari belakang" batin memang mereka tajam.

Saat ia berniat kembali menyerang, tiba-tiba datang segerombol orang berjas hitam yang langsung menyerang pria-pria yang sebelumnya menyerang Marella.

"Siapa mereka?" Batin Marella bingung,

Tidak butuh waktu lama pria-pria yang menyerang Marella semua nya tumbang oleh pria berjas tersebut. ia jadi merasa lega tapi ia harus tetap waspada ia tidak tau pria berjas tersebut teman atau malah musuhnya.

"Apakah nona tidak apa-apa?" Tanya salah satu dari mereka yang ia yakini sebagai ketua mereka.

Marella mengangguk sekilas namun belum mengendurkan kewaspadaannya.

Melihat sang nona bersikap waspada, pria itu tersenyum, "nona jangan khawatir kami diperintahkan oleh tuan Revan untuk menjaga nona. Mengingat banyak yang mengincar nona untuk bisa menghancurkan keluarga Mahardika" terangnya.

Mendengar itu barulah Marella menghela nafas lega, rasa perih di lengannya membuatnya meringis pelan.

"Nona anda terluka, kami akan mengantarkan nona ke rumah sakit terdekat" ucap pria itu khawatir dan sedikit takut akan keselamatan kepalanya karena lalai menjaga sang nona dengan baik.

"Nggak perlu" jawab Marella singkat, berjalan menuju motor dan mulai menaikinya untuk berlalu dari sana.

Awalnya Marella ragu apakah ia sanggup sampai di mansion, mengingat luka pada lengannya yang masih mengucurkan banyak darah dan jarak tempuh dari tempatnya tadi cukup jauh. Tapi akhirnya ia bisa bernafas lega saat motornya sudah sampai di pekarangan mansion, ia memarkirkan motornya dengan asal lalu berjalan masuk kedalam mansion dan menaiki anak tangga.

Sesampainya di kamar, ia langsung mendudukkan dirinya didepan meja rias, tangannya meraih kotak p3k yang sengaja ia simpan didalam laci. Dengan perlahan ia menanggalkan pakaiannya dan mulai mengobati luka pada lengannya, sesekali ia akan meringis pelan menggigit bibir bawahnya sebagai peralihan dari rasa perih yang ia rasakan. Tahap terakhir ia memasang perban untuk membalut lukanya. Kenapa ia tak memutuskan untuk kerumah sakit saja? Selain karena malas ia juga merasa hal itu terlalu berlebihan. apalagi dengan kedua orang tuanya yang over protektif itu pasti akan membuatnya tertekan, bukan hanya mengobati lukanya, yang ada ia akan dirawat inap juga.

Setelah selesai ia berjalan menuju walk in closed untuk menganti pakaiannya dan membaringkan tubuhnya, rencananya ia akan tidur sampai sore hari nanti.

______________________________________

TBC





Gimana sama part ini?

Mau bilang apa sama Marella?

Btw aku kasih target kalau komennya mencapai 200 eh nggak-nggak 100 aja nanti aku bakal up,

Sekian terimakasih. Jangan lupa follow Ig aku its.avocadogreen





#Tolong vote ya
#Tandai cerita atau bagian yang terdapat typo
#Terimakasih

~01 juli 2023~

Who is the Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang