Chapter 12

34.8K 1.9K 12
                                    

SELAMAT MALAM!

Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen

SELAMAT MEMBACA!


♥️Happy Reading♥️

¥¥¥¥¥

Marella diikuti oleh kedua sahabatnya berjalan menuju taman belakang hanya untuk sekedar menenangkan diri dari amarahnya, bohong jika ia tidak marah apalagi tadi ia disebut cewek murahan namun ia sadar marah pun tak ada gunanya dan akan membuat situasi akan semakin rumit, "hah kenapa hidup Marella begitu rumit, gue muak sama semua tokoh yang selalu main hakim sendiri" batin Marella sambil menghela nafas pelan.

"Kita ngapain sih kesini?" Bisik Oliv pelan kepada Sofya.

Sofya pun menyikut lengan Oliv pelan "udah Lo jangan berisik, Marella butuh ketenangan" jawabnya

Duduk disebuah bangku taman, Marella memejamkan matanya bukan untuk tidur tapi hanya menikmati suasana yang sepi dan sejuk dengan angin sepoi-sepoi yang dapat membuat nya merasa nyaman. Sementara itu Oliv dan Sofya duduk disalah satu kursi taman yang terpisah agak jauh dari posisi Marella berada, mereka tak mau menganggu Marella yang sedang menenangkan dirinya.

Saking asik menikmati suasana nyaman sampai-sampai mereka tak sadar bahwa ada seseorang yang menghampiri Marella.

Orang tersebut menghampiri Marella dan berdiri dihadapannya, Marella yang merasakan kehadiran seseorang lantas membuka mata. Dapat ia lihat seorang gadis berkacamata bulat dan rambut yang dikepang dua, tengah berdiri dihadapannya dengan menyodorkan sebuah kotak p3k yang Marella yakini baru diambil dari UKS.

"B-buat k-kamu" ujur gadis itu sambil terbata-bata. Melihat Marella hanya menatap kotak p3k yang ia sodorkan gadis itu pun langsung meletakkan kotak p3k tersebut diatas pangkuan Marella.

Selesai dengan tujuannya, Gadis itu tanpa permisi berlari meninggalkan tempat Marella berada.

"Thanks" ucap Marella pelan walau pasti tak didengar oleh gadis itu. Ia menatap tempat perginya gadis itu dengan tatapan penuh arti.

Terjadi keheningan, Marella hanya menatap kotak p3k yang ada dipangkunya. Setelah lama terdiam ia pun perlahan membuka kotak itu dan menggunakan obat dan kompres yang ada didalamnya.

Kring kring!

Tak lama kemudian, Oliv dan Sofya berjalan mendekati Marella ketika mendengar bel sekolah berbunyi yang menandakan kalau pelajaran ketiga dan keempat akan berlangsung. "La ayok ke kelas udah bel" ucap Oliv yang membuat Marella mengangguk pelan. Lalu bangkit dari duduknya sambil membawa kotak p3k ditangannya.

"Tunggu-tunggu" cegah Oliv sambil memegang tangan Marella, Marella mengangkat sebelah alisnya bingung.
"Lo dapat kotak p3k dari mana? Perasaan tadi Lo disini aja deh?" Lanjutnya penasaran sambil melirik kearah kotak p3k yang dibawa Marella.

"Dari orang" jawab Marella singkat yang membuat Oliv mengerucutkan bibirnya kesal.

"Lo kok jadi cuek banget sih?" Tanya Oliv kesal sekaligus bingung, lalu memicingkan matanya menatap Marella curiga.

"Kemarin Lo abis ditampar Revaldo jadi beda..." Terjadi jeda sesaat "jangan-jangan Lo bukan Marella!"

Deg!

"Apa mereka tau kalau gue hanya jiwa yang tersesat?" Batin Marella khawatir dan was-was walaupun berhasil ia tutupi dengan ekspresi datarnya.

Pletak

"Aduh Lo kok jitak kepala gue sih!?" Pekik Oliv sambil mengusap-usap kepalanya yang habis terkena jitakan maut dari gadis di sampingnya, siapa lagi kalau bukan Sofya.

Sofya tak merasa bersalah sedikitpun lalu memutar matanya malas, "ya Lo aneh-aneh aja, kalau dia bukan Marella siapa lagi coba?" Ucapnya

Oliv menelisik penampilan Marella dari atas sampai bawah kemudian menganggukkan kepalanya, "iya sih mukanya Marella, cuma penampilan sama sikapnya aja yang beda"

"Ya mungkin Marella pengen berubah menjadi lebih baik, iya kan la?" Tanya Sofya kepada Marella.

"Iya" balas sang empu singkat

"Tu kan apaa gue bilang" Sofya

"Tapi..."

"Udah-udah, bagus dong kalau penampilan Marella berubah nggak pakek makeup tebal dan baju ketat lagi. Itu tandanya dia juga mau move on" lanjut Sofya memotong ucapan Oliv yang akan protes.

"Udah nggak usah curiga gitu, Marella kan sahabat kita apapun keputusannya kita sebagai teman harus saling mendukung" ucap Sofya lagi sambil merangkul pundak kedua sahabatnya, mereka pun akhirnya pergi dari sana untuk menuju kelasnya masing-masing.

Tanpa kedua sahabatnya ketahui, Marella diam-diam menghela nafas lega. Ia juga merasa beruntung karena memiliki sahabat yang selalu ada untuknya. Walaupun mereka tau kalau sifat Marella tidak baik bahkan sangat buruk sekalipun. "Lo beruntung punya mereka Marella" batin Marella atau lebih tepatnya jiwa Alexa.

Senyum tipis terukir di bibirnya saking tipisnya orang-orang tak akan menyadari kalau ia tengah tersenyum, namun seketika senyuman itu luntur ketika mengingat Delia teman satu-satunya yang ia punya dikehidupannya dulu.

♡♡♥️♡♡

Sementara itu disisi lain, disebuah perusahaan nomer satu terbesar di dunia, seorang pemuda berwajah datar tak lupa dengan tatapan tajamnya tengah berjalan memasuki lobby menuju sebuah lift mewah yang ada disama. di setiap langkahnya para karyawan baik laki-laki maupun perempuan langsung membungkukkan tubuhnya dengan sikap hormat ketika melihat sang atasan melewati mereka.

Ting!

Pintu lift terbuka, pemuda itu langsung keluar dan berjalan menuju sebuah ruangan yang bertuliskan CEO of D* Company. di samping pintu, pemuda itu juga disambut oleh seorang pria yang juga tak kalah tampannya.

"Selamat datang tuan" sapa pria itu dengan sopan yang hanya dibalas deheman pelan oleh pemuda yang dipanggil tuan itu. Dia adalah Kevin Edi Saputra, sekertaris sekaligus asisten pribadi CEO D* Company.

Masuk ke dalam ruangan dengan diikuti Kevin dibelakangnya, pemuda itu langsung duduk diatas kursi kebesarannya.

"Ini berkas yang harus anda tanda tangani tuan" ucap Kevin sambil memberikan setumpuk dokumen diatas meja pemuda yang menjabat sebagai CEO itu.

"Hemm" jawab pemuda tersebut hanya dengan deheman.

Seolah mengingat sesuatu, ekspresi wajah Kevin berubah menjadi jahil, "Bagaimana dengan anak dari tuan Santoso itu, bukankah dia cantik?" Tanya Kevin sambil menaik-turunkan alisnya. Bukan tanpa alasan ia Berkata seperti itu karena pemilik perusahaan Santoso yang tak lain adalah tuan Bastian Santoso Bersikeras ingin menjodohkan putrinya dengan bosnya itu.

Tak mendapat jawaban dari pemuda didepannya itu. Wajah Kevin yang awalnya berekspresi jahil seketika berubah menjadi serius ketika melihat keterdiaman bos sekaligus temannya itu, "Lo nggak langsung bunuh dia kan?" Tanyanya.

Pria itu terkenal dengan Mr. D pria yang memiliki ekspresi dingin tidak tersentuh dan juga memiliki sisi yang kejam jika ada orang asing yang mendekatinya. Dia juga paling anti dengan wanita, tak heran banyak kabar yang mengatakan bahwa Mr.D itu seorang gay.

"Kenapa?"tanya Kevin lagi.

"Ganggu" jawab Mr.D dingin tanpa mengalihkan perhatian dari dokumen-dokumen dihadapannya.

Kevin yang mendengar jawaban itu hanya menghela nafas lelah.

"Pantesan Lo nggak punya cewek, setiap ada yang ndeketin Lo, pasti Lo bunuh" cibir kevin yang hanya dibalas tatapan datar.

______________________________________

TBC



Ada yang penasaran siapa Mr.D itu?

#Tolong Vote ya
#Tandai cerita atau bagian yang terdapat typo
#Terimakasih

~29 Mei 2022~

Who is the Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang