SELAMAT MALAM!
Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕
Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen
SELAMAT MEMBACA!
•
•
♥️Happy Reading♥️¥¥¥¥¥
"Sialan, apa yang kau lakukan!"
Mendengar suara tajam penuh penekanan tersebut, Marella membuka mata ia terkejut ketika melihat dada bidang seseorang. Mendongakkan kepalanya matanya seketika melebar tak percaya, apalagi ketika lengan kokoh itu memeluk pinggangnya dengan erat. Penasaran siapa dia? Yap dia adalah Dewa.
"Gakpapa?" Tanya Dewa masih dengan ekspresi datar namun sekilas dapat Marella lihat pancaran raut lembut dan khawatir? Apa? Sepertinya ia hanya salah lihat?
Marella tak menjawab, ia kembali menolehkan kepalanya kedepan tepat dimana Vera terdiam mematung dengan badan yang sudah bergetar. Mereka belum menyadari jika murid-murid sudah berkumpul dibawah tangga guna menyaksikan keributan yang tengah berlangsung. Entah siapa yang mengadukan kejadian tersebut, nyatanya hampir semua murid sudah berada disana.
Sementara itu, rahang Dewa mengeras tanpa sadar mengeratkan pelukannya hingga membuat Marella meringis pelan.
"Sttttt" mendengar itu Dewa sedikit melonggarkan pelukannya, ia menunduk guna menatap gadis tersebut. Entah kenapa Ia merasakan marah sekaligus takut ketika melihat Marella hampir terluka.
Deg
Tatapan keduanya bertemu menghantarkan sebuah keterkejutan hingga membuat jantungnya berdegup kencang, "perasaan apa ini?" Batin keduanya. Marella yang sadar terlebih dahulu segera melepaskan pelukan Dewa, lalu sedikit memberikan jarak.
Dewa memberikan tatapan tajam membuat murid-murid yang ada di sekitar memilih pergi, kini tersisa mereka bertiga yang masih terbungkam sampai dimana Revaldo bersama kedua temannya datang dengan tergesa-gesa.
Revaldo menaiki anak tangga, menghampiri tempat Vera lalu sedikit mendorong tubuh Marella beruntung Dewa dengan sigap mencekal pergelangan tangan Marella.
"Kamu nggakpapa? Kenapa kamu ada disini? Yang diomongin murid-murid itu nggak bener kan?" Pertanyaan Revaldo beruntun, yang hanya dapat membuat Vera menunduk.
"A-aku...."
"MARELLA!" teriakan dengan suara melengking itu membuat mereka memfokuskan perhatian kearah asal suara, disana Oliv dan Sofya berlari dengan raut panik mereka.
"Lo nggakpapa kan la? Ada yang luka nggak?" Tanya Oliv ketika sudah sampai didepan Marella, jadi posisinya mereka masih berada diatas tangga.
Pandangan Oliv beralih menatap Vera yang masih menunduk, tanpa ragu Oliv mendorong bahu Vera hingga membuatnya terhuyung, "LO APA-APAAN SIH HAH! GILA YA LO MAU BUNUH SAHABAT GUE!" Bentaknya dengan penuh emosi.
Vera hanya mampu menangis "A-aku terpaksa kak...aku terpaksa hiks" terjadi jeda sesaat, lalu hal selanjutnya yang dilakukan Vera membuat semua orang terbelalak tak percaya. Vera berlutut menyatukan kedua tangannya meminta maaf kepada Marella. "M-maaf kak aku aku terpaksa hiks...jika tidak adikku..." Revaldo yang tak tega, langsung merengkuh tubuh Vera kedalam pelukannya. Dapat mereka lihat bahu gadis itu bergetar hebat.
Marella menghela nafas pelan, ia tau bahwa gadis itu hanya diancam oleh seseorang dan ia juga tau siapa pelakunya, "gue maafin" Ucapnya langsung berlalu dari sana diikuti oleh Oliv dan Sofya. Meninggalkan Dewa yang menatap punggungnya dengan tatapan rumit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is the Antagonist?
Fantasy[𝐇𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚] [𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐛𝐢𝐭-𝐛𝐢𝐛𝐢𝐭 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐤𝐨𝐫] [𝐓𝐞𝐫𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐚𝐝𝐞𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐭𝐚-𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 �...