SELAMAT PAGI!
Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕
Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen
SELAMAT MEMBACA!
•
•
♥️Happy Reading♥️¥¥¥¥¥
Seorang wanita dengan dress berwarna merah menunjukkan lekuk tubuhnya terlihat keluar dari dalam sebuah pesawat, kaki dengan heels 10 Senti itu menapak dilantai bandara. Rambut hitam sepinggang terayun seirama dengan langkahnya dan tak lupa dagu yang terangkat tinggi seolah menunjukkan bahwa hanya dirinya lah yang paling sempurna.
"Ah akhirnya gue kembali" kata itulah yang terucap dari bibir merah merona diiringi senyum lebar di bibirnya.
Tak lama sebuah taksi berhenti didepannya ia langsung masuk dan berlalu dari sana.
Sementara itu di sebuah kamar, Marella yang tak nyaman dengan keringat yang membasahi tubuhnya tanpa basa-basi berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak membutuhkan waktu lama ia keluar sudah dalam keadaan segar, dengan masih mengenakan bathrobe ia langsung mendudukkan dirinya di depan meja rias tangannya terulur untuk mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer.
Sembari mengeringkan rambutnya, pikirannya juga menerawang ke beberapa kejadian yang lalu tepatnya saat anak kecil bernama Ega mengucapkan sebuah kata yang membuatnya bingung, "kenapa seolah dia tau tentang apa yang udah gue alamin? Cermin waktu? Jadi ini bukan dunia novel, tapi kenapa semua nama tokoh dan beberapa kejadian begitu mirip dengan novel misterius yang gue baca saat sebelum kecelakaan?" Dahinya mengkerut dalam menandakan betapa seriusnya masalah yang tengah ia pikirkan.
"Jadi disini gue harus menulis takdir sendiri? Apakah mungkin dengan tindakan-tindakan kecil yang udah gue lakuin itu tanpa sadar gue udah nulis takdir gue sendiri?" Saat tengah bergulat dengan pikirannya, lamunannya buyar ketika mendengar pintu terbuka. Ia menggeram kesal kepada seseorang yang membuka pintu kamarnya tanpa permisi, dengan cepat ia memutar badannya untuk melihat siapa orang itu.
"Lo nggak punya sopan santun?" Tanya Marella tajam ketika melihat siapa yang baru saja memasuki kamar.
"Ha?"
"Lo tuli?" Ucap Marella sarkes tatapannya pun kian menajam ketika melihat gadis yang berdiri didepan pintu kamarnya dengan tanpa bersalah, perlu dicatat ia tidak suka jika kamarnya dimasuki oleh sembarang orang kecuali kedua orang tuanya.
Mendengar suara sarkes tersebut gadis itu terlihat tersentak kaget dan tanpa sadar tubuhnya bergetar.
"M-maafin aku Marella, ta-tapi bukannya dulu aku juga sering datang kesini ya?" Tanya gadis itu ketika sudah menguasai dirinya.
"Dan kenapa kamu ngomong kasar ke aku?" Lanjutnya sambil menampilkan wajah sedih.
Marella memutar matanya malas, drama apalagi ini batinnya frustasi. "Ngapain Lo kesini?"
"E-emang ken......"
"Bacot Lo!" oke sepertinya kesabaran Marella sudah habis, berbicara dengan dara yang gagap membuat Marella yang mempunyai riwayat darah rendah seketika menjadi darah tinggi.
Lagi-lagi dara tersentak kaget "sial kenapa dia begitu menyeramkan?" Batinnya kesal, berbanding terbalik dengan ekspresi yang tergambar diwajahnya matanya mulai berkaca-kaca diiringi sesenggukan pelan yang mulai terdengar. "K-kenapa kamu berubah hiks"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is the Antagonist?
Fantasy[𝐇𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚] [𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐛𝐢𝐭-𝐛𝐢𝐛𝐢𝐭 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐤𝐨𝐫] [𝐓𝐞𝐫𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐚𝐝𝐞𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐭𝐚-𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 �...