Chapter 44

20.9K 990 163
                                    

SELAMAT SIANG!

Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen

SELAMAT MEMBACA!


♥️Happy Reading♥️

¥¥¥¥¥

Marella bangkit dari duduknya, mengambil bola tersebut dan bersiap melemparkannya, namun.....

Deg deg deg

Jantung Marella berdetak cepat seperti ada sebuah tangan tak kasat mata yang meremas jantungnya dengan kuat, setiap detaknya menghantarkan rasa sakit yang teramat-sangat. Keringat sebesar biji jagung juga mengalir dari pelipisnya, ia memegang dadanya tepat pada jantungnya berada.

"awssss" ringisan pelan pun turut terdengar, Marella menggigit bibir bawahnya yang terlihat pucat hingga mengeluarkan darah.

"Marella Lo kenapa?"

Brak

Tepat setelah Oliv berucap penuh kekhawatiran, tak lama pandangannya menggelap Marella yang tak kuat menopang tubuhnya langsung jatuh tak sadarkan diri.

"MARELLA!" Pekik Oliv kencang hingga membuat semua murid yang ada disana mulai berkerumun mendekati Marella.

"Marella! Marella! Bangun woy Lo kenapa?" Sofya menepuk-nepuk pipi halus Marella, tapi tetap saja kedua mata gadis itu enggan terbuka.

Sementara itu Oliv memangku kepala Marella dia juga berusaha membangunkan sahabatnya, "Marella bangun" ucap Oliv bahkan wajahnya sudah memerah menahan tangis.

Pak Yuda membelah kerumunan, "semuanya harap sedikit menyingkir!" Perintahnya tegas membuat murid-murid yang berkerumun sedikit menjauh memberikan ruang pada mereka.

"Pak tolong bawa Marella ke UKS" ucap Sofya panik. Pak Yuda menganggukkan kepalanya ia sudah bersiap mengangkat tubuh Marella namun seorang pemuda terlebih dahulu mengendong Marella ala bridal style berlalu dari sana dengan langkah tergesa-gesa.

"Eh Marella mau Lo bawa kemana?" Tanya Oliv

"UKS" jawab pemuda itu singkat lalu menuju UKS.

Beberapa saat yang lalu

Suara ribut-ribut berhasil menyita perhatian empat pemuda yang sedang asyik bermain basket, "Eh itu kenapa Marella pingsan?" Tanya vino, matanya fokus menatap kerumunan murid-murid yang berada di bagian sisi lapangan.

Revaldo yang melihat hal itu tanpa basa-basi langsung berlari kearah Marella berada,

"Eh Revaldo Lo mau kemana anjir!" Teriak vino yang tak digubris oleh Revaldo.

Mereka semakin tercengang ketika Dewa yang biasanya akan bersikap cuek terhadap sekitar juga ikut berlari menyusul langkah Revaldo.

"Lah si Dewa juga ngapain!" Ucap vino histeris dia jadi bingung sendiri dengan situasi yang terjadi saat ini.

"Daripada koar-koar nggak jelas mending kita ikut mereka" jawab Bagas dengan tanpa bersalah menarik kerah baju vino agar mengikutinya.

Jarak Revaldo dengan Marella hanya tinggal beberapa langkah. Tapi ia kalah cepat ketika Dewa yang terlebih dulu mendahului dan mengangkat tubuh Marella kedalam gendongannya. Melihat itu Revaldo terdiam mematung apalagi melihat wajah datar namun tersirat kecemasan yang ditunjukkan oleh sahabatnya, ia membalikkan badan menatap kearah perginya Dewa dengan tatapan sendu dan juga heran, "apa mereka memiliki hubungan?" Batinnya bertanya-tanya.

Who is the Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang