Chapter 38

24.5K 1.2K 60
                                    

SELAMAT SORE!

Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen

SELAMAT MEMBACA!


♥️Happy Reading♥️

¥¥¥¥¥

Revaldo berjalan menuju ke dapur dengan rambut yang masih acak-acakan dan sesekali menguap, ia barusaja bangun tidur. Lantas membuka kulkas dan meneguk air putih, saat hendak mengembalikan botol tersebut kembali ke tempatnya Revaldo tak sengaja melihat kue bolu kesukaannya, tanpa perduli siapa pemilik kue bolu itu ia mencomot beberapa potong lalu melahapnya.

"Revaldo? Apa yang kau lakukan?" Pertanyaan Erika yang barusaja datang.

"Apakah kamu tidak pergi ke sekolah kenapa belum siap-siap?" Tanya Erika lagi ketika tak mendapatkan jawaban.

Revaldo memilih mengabaikan pertanyaan Erika, masih asyik memasukkan kue bolu kedalam mulutnya, "ini kue dari siapa ma? Apakah dari Marella?" Tanyanya.

Sementara itu Erika menatap putranya dengan tatapan bingung, "Bukan, itu mama kemarin yang buat" jawabnya lantas menatap Revaldo dengan aneh sekaligus mengejek, "kenapa kamu tanya tentang Marella, bukannya kamu sendiri yang telah mengacaukan rencana pertunangan itu dan lebih memilih gadis yang nggak jelas" ucapnya dengan sinis.

Revaldo menghentikan kunyahannya lalu menghela nafas panjang, "ma udah deh jangan mulai lagi" Ucap jengah. Bagaimana tidak, setelah berakhirnya rencana pertunangan dirinya dengan Marella, Erika sampai sekarang seolah masih mengibarkan bendera perang dengan cara mengungkit hal itu secara terus-menerus. Agaknya Marella masihlah menjadi orang nomor satu di hati mamanya, setiap hari ketika pembicaraan menyangkut gadis itu maka sang mama akan melontarkan banyak pujian-pujian dan menyayangkan pembatalan pertunangan keduanya. Dan satu lagi, mamanya sangat membenci Vera, dia beranggapan bahwa semua kekacauan itu akibat perbuatan Vera yang menjadi orang ketiga.

"Loh bukannya kamu sendiri yang terlebih dahulu bahas Marella" jawab Erika kesal, mengendikkan bahunya acuh lalu berjalan mengambil Appron dan memakainya, mengabaikan keberadaan Revaldo yang masih disana.

Melihat lagi-lagi mamanya kesal dengan permasalahan yang sama, Revaldo menghela nafas panjang memilih berlalu dari sana untuk kembali ke kamarnya.

Erika melirik kepergian Revaldo dengan ekor matanya. dulu ketika Marella sering berkunjung ke mansion Maharaja, Revaldo akan menampilkan raut tak senang ah sepertinya bukan hanya putranya tapi juga Arin putrinya entah kenapa keduanya segitu tidak menyukai keberadaan Marella. Apa karena sikap Marella saat itu? Ya ia tau semuanya, setelah rencana pertunangan antara Revaldo dan juga Marella batal ia langsung mencari tahu tentang semuanya, tentang sikap Marella maupun sikap Revaldo yang membuatnya tercengang sekaligus tak percaya. Putranya yang ia didik sepenuh hati berani main tangan terlebih itu kepada seorang perempuan. Kala itu ia sangat kecewa, sebenarnya bukan salah Revaldo sepenuhnya jika risih dengan kehadiran Marella yang suka berpakaian ketat dan sering membully, namun ia juga tidak membenarkan perlakuan Revaldo terhadap Marella yang semena-mena.

Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur ia hanya berharap jika putranya akan meminta maaf kepada Marella atas sikapnya selama ini. Sebenarnya sudah sering kali ia meminta putranya itu untuk meminta maaf agar suatu saat dia tidak berlarut-larut dalam penyesalan ketika sudah menyadari semua kesalahannya.

♡♡♥️♡♡

Selesai melakukan rutinitas paginya Marella yang sudah siap untuk berangkat ke sekolah segera menyambar tasnya yang ada diatas meja. Kaki berbalut sepatu sneakers berwarna putih itu bersiap melangkah keluar dari kamar sebelum ponsel yang sedang ia genggam berdering.

Who is the Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang