SELAMAT PAGI!
Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕
Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen
SELAMAT MEMBACA!
•
•
♥️Happy Reading♥️¥¥¥¥¥
Kondisi Citra sudah mulai membaik berkat transfusi darah yang ia lakukan, para dokter memperkirakan besok akan segera sadar dari pengaruh obat. Setelah pertimbangan matang dokter memutuskan untuk memindahkan citra kedalam kamar rawat inap VVIP namun tentu saja masih dalam pantauan dokter.
Cklek
Kaki jenjang Marella memasuki ruangan membuat seorang pria paruh baya yang ada disana menolehkan kepalanya.
"Kamu dari mana saja sayang?" Tanya Revan ketika melihat putrinya mendekati brankar tempat sang mama masih terbaring, pria itu setia menunggu sang istri membuka mata sambil menggenggam tangannya.
"Dari luar pa" jawab Marella singkat yang diangguki oleh Revan. Pandangannya beralih menatap sang mama sendu, "mama?"
"Kondisi mama sudah mulai stabil kemungkinan besok akan sadar" Mendengar gumaman sang anak Revan menjawab.
"Kenapa mama bisa gini pa, Bukannya para bodyguard juga berjaga dari jauh?" Tanya Marella bingung. Mustahil jika sampai kecolongan, kekuatan bodyguard keluarga Mahardika tidak bisa diremehkan tapi kenapa hal ini bisa terjadi?
Revan terdiam, "mobil yang ditumpangi mama tiba-tiba hilang kendali lalu menabrak pembatas jalan" jelas Revan, dirinya mendapatkan informasi itu dari bawahannya.
"Hilang kendali?" Revan mengangguk, "Bagaimana bisa, apakah terjadi masalah pada mobil itu?"
"Dan bagaimana kondisi sopir keluarga kita pah, apakah dia selamat?" Lanjutnya
Revan menghela nafas berat lalu menggelengkan kepalanya, "Tidak, sopir itu tidak berhasil diselamatkan. Kondisinya sangat parah itu karena hantaman keras terjadi pada bagian depan mobil"
Marella mengernyit bingung, seperti ada yang janggal dalam kecelakaan tersebut. Ia sangat yakin sebelum berangkat kemanapun setiap mobil yang ada di mansion akan diperiksa terlebih dahulu, bagaimana hal itu bisa terjadi seolah itu sudah direncanakan oleh seseorang.
"Sabotase" celetuk Marella singkat, "papa nggak berfikir kalau ini semua rencana musuh papa?" Tanyanya lagi.
Pria itu lagi-lagi terdiam menatap wajah sang istri dengan tatapan rumit, benar kenapa dirinya tidak berpikir sampai ke sana. Ia memijat pangkal hidungnya yang terasa pening, Marella yang melihat itu dibuat khawatir.
"Papa nggakpapa? Papa pulang aja dulu, dari tadi papa belum makan apalagi istirahat" nasihat Marella yang membuat Revan tersenyum melihat kekhawatiran dari putrinya.
"Papa baik-baik saja sayang, oh ya kamu juga belum makan kan?" Marella menjawab dengan gelengan pelan.
"Kamu pulang dulu ke mansion, ganti baju terus makan" ucap Revan.
"Nggak mau kalo papa nggak pulang Marella juga nggak akan pulang" ucap gadis itu keras kepala.
Mendengar itu Revan menghela nafas, terpaksa ia akan meninggalkan istrinya bagaimanapun juga dirinya takut jika putri kesayangannya jatuh sakit, "yaudah kalo gitu kita pulang dulu" Ucapnya bangkit lalu mengelus puncak kepala putrinya.
Marella tersenyum, "tapi mama?"
"Tenang aja sementara kita pulang biar bik ijem yang jaga mama, papa juga akan mengerahkan beberapa bodyguard agar berjaga diluar" jelas Revan menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is the Antagonist?
Fantezie[𝐇𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚] [𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐛𝐢𝐭-𝐛𝐢𝐛𝐢𝐭 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐤𝐨𝐫] [𝐓𝐞𝐫𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐚𝐝𝐞𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐭𝐚-𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 �...