SELAMAT PAGI!
Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕
Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen
SELAMAT MEMBACA!
•
•
♥️Happy Reading♥️¥¥¥¥¥
Bugh!
Belum sempat pemuda itu menyelesaikan ucapannya, Marella sudah terlebih dulu memberikan Bogeman mentah pada wajah menjijikkan pemuda didepannya. Pemuda itu tersungkur, menatap marah sekaligus tak percaya.
"S-Sialan hajar dia!"
Mendengar perintah tersebut teman-teman pemuda itu langsung maju. Melayangkan pukulan yang diarahkan pada wajah Marella, bersyukur Marella dapat menangkis dan berbalik memelintir tangan pemuda tersebut lalu menendang tubuhnya.
Vera yang telah terbebas langsung panik apalagi melihat Marella yang dikeroyok oleh sembilan orang, dia tidak tahu harus bagaimana mengingat disini memang jalanan yang minim orang berlalu lalang.
Dengan tangan gemetar ia berusaha mencari bantuan, membuka layar ponselnya dan menelepon salah satu dari kontak yang ada di ponselnya, pilihannya jatuh pada kontak bernama Revaldo.
"Kak Revaldo tolongin aku kak...aku aku takut hiks" ucapnya dengan sekujur tubuh yang bergetar.
"....."
"K-kak Bagas sama kak vino dikeroyok kak" pandangannya sama sekali tak teralihkan dari perkelahian antara Marella dan kesembilan pemuda itu.
"......"
Gadis itu menatap ke sekeliling, berusaha mencari petunjuk keberadaannya saat ini, beruntung ia dapat menangkap keberadaan papan alamat yang tak jauh dari posisinya berdiri, "emm d-dijalan gang melati" jawabnya cepat.
Setelah sambungan telepon dimatikan oleh Vera, Revaldo bangkit dari duduknya dengan tergesa-gesa membuat beberapa orang menatap dirinya bingung.
"Kamu kenapa?" Tanya Erika, mereka sekarang sedang menghadiri acara pesta rekan bisnis keluarganya. Revaldo yang kepalang panik langsung berlalu dari sana tanpa berpamitan, menghiraukan panggilan sang mama yang terus memanggil namanya.
"Maafkan anak saya" ucap Bima merasa tak enak kepada rekan bisnisnya atas tingkah tak sopan putra sulungnya.
Tuan Dito sekaligus sang pemilik acara tersenyum singkat mengibaskan tangannya pelan, "tak apa, namanya anak muda" ucapnya maklum. Setelah itu mereka kembali menikmati acara.
Disisi lain, Revaldo keluar dari gedung tempat pesta dengan terburu-buru, sesekali meminta maaf pada orang-orang yang sempat ditabraknya. Memakai helm full face bersiap-siap menaiki motornya, seseorang menepuk pundaknya pelan.
"Kemana?" Tanya pemuda yang barusaja menepuk pundaknya.
Revaldo membalikkan badannya, "Bagas sama vino dikeroyok" balas Revaldo cepat. Sementara dewa yang mendengar itu mengepalkan tangannya.
"Kita susul mereka" ucap dewa, ia yang tidak membawa motor bergegas menaiki mobil sport hitamnya.
Marella menyerang musuhnya tanpa ampun, gerakannya yang gesit membuat kesembilan pemuda itu kewalahan bahkan dari mereka sudah ada yang terkapar tak berdaya dengan mulut penuh darah karena salah satu giginya copot.
"K-KAK AWAS!" Vera berteriak ketika melihat salah seorang dari mereka berniat memukul Marella dari belakang,
Bugh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is the Antagonist?
Fantasy[𝐇𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚] [𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐛𝐢𝐭-𝐛𝐢𝐛𝐢𝐭 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐤𝐨𝐫] [𝐓𝐞𝐫𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐚𝐝𝐞𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐭𝐚-𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 �...