Chapter 15

33.5K 1.7K 13
                                    

SELAMAT SIANG!

Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen

SELAMAT MEMBACA!


♥️Happy Reading♥️

¥¥¥¥¥

Keesokan paginya seperti biasa Marella akan terbangun oleh suara alarm yang berbunyi, segera ia beranjak dari kasur menuju kamar mandi untuk melakukan rutinitas pagi nya. Selesai, ia pun lalu memakai seragam sekolahnya dan terakhir melakukan perawatan rutin seperti mengunakan skincare, sunskrin dan lipbalm pada bibirnya.

Dirasa penampilannya sudah perfect Marella segera menata buku pelajaran yang akan ia bawa. Namun saat mengangkat sebuah buku yang agak tebal ia menjatuhkan sesuatu, Marella yang menyadarinya pun menunduk untuk mengetahui benda apakah itu.

Sebuah benda kecil dengan pita berwarna ungu yang mengikatnya, menelisik benda itu ia pun akhirnya mengetahui kalau itu adalah sebuah kunci.

"Kunci? Kunci apa ini?" Pikir nya bertanya-tanya sambil memutar-mutar kunci yang ada ditangannya.

Rasa penasaran pun kian mempengaruhinya, ia lantas mulai membuka semua laci dan lemari untuk menemukan benda pemilik kunci tersebut.

Dan gotca! Setelah mengobrak-abrik hampir seluruh isi lemari akhirnya ia menemukan sebuah buku diary bergambar awan dengan gradasi warna ungu dan putih tertutupi oleh tumpukan baju yang berada dibagikan paling bawah.

Dan gotca! Setelah mengobrak-abrik hampir seluruh isi lemari akhirnya ia menemukan sebuah buku diary bergambar awan dengan gradasi warna ungu dan putih tertutupi oleh tumpukan baju yang berada dibagikan paling bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Buku diary? Kenapa ditaruh disini?" Batinnya.

Setelah membolak-balik buku tersebut, akhirnya ia tau kalau kunci yang ia temukan tadi adalah kunci dari buku itu.

Saat ingin memasukkan kunci tersebut, terdengar suara ketukan pintu yang berhasil mengejutkannya.

Tok tok tok

"Marella sayang, ayo turun dan sarapan" ucap seseorang dari balik pintu, dari suaranya Marella yakin kalau itu adalah sang mama.

"IYA MA SEBENTAR!" Teriaknya keras agar sang mama dapat mendengarnya.

Mengalihkan pandangannya kembali pada buku itu, ia pun memutuskan untuk menyimpannya kembali ditempat semula.

"Nanti aja lah" batinnya mengesampingkan rasa penasarannya.

Setelah dirasa semuanya sudah siap, ia pun mengambil tas sekolahnya dan berjalan keluar dari kamar.

Singkat cerita, Marella sudah selesai sarapan dan kini ia sedang berada didalam perjalanan menuju ke sekolah.

Motor hitamnya berhenti ketika melihat lampu rambu-rambu lalu lintas berubah warna menjadi merah.

Sedangkan disisi lain, terlihat empat orang pemuda dengan seorang gadis yang tengah duduk disalah satu boncengan nya juga menghentikan motornya. sembari menunggu, salah satu dari pemuda itu menolehkan kepalanya, namun tak sengaja matanya malah menangkap keberadaan seorang yang amat dia kenali, orang itu mengendarai motor yang berada di ujung lampu merah seberang mereka.

"Apakah dia memang berubah?" Batin Revaldo, yang entah kenapa membuat sesuatu didalam dirinya merasa kehilangan. Seolah tersadar dengan pikiran tak masuk akalnya ia pun menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran itu.

Ya pemuda itu adalah Revaldo bersama ketiga temannya siapa lagi kalau bukan vino, Bagas, dan dewa. Sementara seorang gadis yang ada diboncengan nya yaitu Vera.

Vera yang melihat Revaldo menggelengkan kepalanya tanpa alasan pun memutuskan untuk bertanya, "kenapa kak?" Tanyanya dengan suara lembut.

Namun Revaldo menghiraukannya, matanya masih fokus untuk melihat seseorang yang ada di seberang sana.

Merasa tidak ada jawaban, Vera mengerutkan keningnya. ia pun yang penasaran akan sikap aneh Revaldo lalu mengikuti arah pandang pemuda itu. Dapat ia lihat seorang gadis memakai seragam yang sama dengannya sedang duduk diatas motor sambil menunggu lampu berubah menjadi hijau. "Kayak kenal?" Batinnya bertanya-tanya, ia pun menyipitkan matanya guna memastikan lagi. Namun sebelum ia melihat dengan jelas, motor orang itu melaju cepat membelah jalanan kota. kalian pasti tau kan siapa orang tersebut?

"Marella?" gumamnya tak sadar. Namun ia juga tak yakin karena wajah gadis itu tertutupi oleh helm full face nya. Ia menatap jalan yang baru saja dilalui Marella dengan tatapan yang sulit diartikan.

Tin tin

Bunyi kalson mobil di belakang mereka menyadarkan Revaldo dari lamunannya, ia pun langsung menjalankan motornya kembali ke arah sekolahnya berada.

Sepanjang perjalanan, Pikiran Revaldo benar-benar kosong. Seperti orang linglung, bahkan ketika mereka sudah sampai di sekolah dan memarkirkan motornya. sedari tadi pula Vera terus mengajak Revaldo mengobrol namun hanya deheman dan jawaban singkat yang Vera dapatkan. Teman-temannya yang melihat itu pun hanya bisa saling bertatap bingung.

"Do, lo kenapa sih bengong aja dari tadi? Itu si Vera dari tadi ajakin Lo ngobrol, nggak biasanya Lo kayak gini?" tanya varo bingung yang disetujui oleh yang lainnya.

Revaldo menggeleng, "Enggak, gue gak papa."

Varo berdecak kesal, matanya menatap sekeliling lalu tatapannya jatuh pada motor hitam yang terparkir tak jauh dari motor mereka.

"Eh bukanya itu motor si nenek lampir ya, dia bawa motor lagi?" Tanyanya namun tak dibalas oleh teman-temannya. Seketika ia mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kak Revaldo kenapa sih, kakak sakit?" Tanya Vera lembut

"Tadi aku ajak ngobrol juga kayak cuek gitu?" Lanjutnya

Revaldo yang merasa bersalah pun mengulurkan tangannya untuk mengelus kepala Vera dengan pelan, "maafin aku ya, aku nggak bermaksud gitu. Tadi sedikit nggak enak badan aja" ucap Revaldo menyesal, tak seharusnya ia mengabaikan Vera demi memikirkan perubahan cewek itu kan?

Vera yang mendengar itu menganggukkan kepalanya, tak lupa senyum manis terbit di bibirnya, "nggakpapa kok kak, kalau kakak sakit apa perlu kita ke UKS aja?" Tanyanya yang dibalas gelengan kepala oleh Revaldo.

"EHEMMM!" dehem vino kuat, "serasa dunia milik berdua, yang lain ngontrak!" sindir varo keras bahkan sampai beberapa murid menatap kearah mereka.

"Pindah ke mars yuk gas" ajaknya kepada bagas.

Bagas yang melihat itu memandang vino jijik, "nggak ah, Lo aja yang ke mars" tolak Bagas sarkes

Seketika vino mengerucutkan bibirnya kesal kearah Bagas, yang bukanya terlihat imut namun bagi Bagas itu sangat-sangat lah menjijikkan sekaligus menggelikan.

"Tau ah Lo nggak asik" balas vino kesal

"ke kelas" ucap Revaldo dengan datar namun terselip nada perintah didalamnya, mereka yang mendengar itu menganggukkan kepalanya setuju lalu mengikuti langkah Revaldo yang sudah berjalan terlebih dahulu.
______________________________________

TBC



Hallo aku up lagi nih, ramein dong
Makasih ya yang udah support aku terus dengan cara komen dan vote kalian🤗

Btw kalian pengen aku up besok atau lusa?



#Tolong vote ya
#Tandai cerita atau bagian yang terdapat typo
#Terimakasih

~04 Juni 2023~

Who is the Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang