Chapter 72

5.2K 286 19
                                    

SELAMAT MALAM!

Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen

SELAMAT MEMBACA!


♥️Happy Reading♥️

¥¥¥¥¥

Seorang gadis dengan perban dikepalanya mulai mengerjapkan mata, rasa pusing dikepala membuatnya meringis kecil dari sela-sela bibir pucatnya. Setelah sakitnya mulai reda gadis yang tak lain adalah Vera itu mengedarkan pandangannya menatap sekeliling ruangan.

"Rumah sakit?" Gumamnya pelan.

"Kenapa aku....."

Cklek

Ucapannya terhenti saat mendengar suara pintu terbuka, ia mengalihkan pandangan seorang pemuda memasuki ruangan sambil membawa kantung kresek ditangannya.

Revaldo yang melihat Vera sudah sadar segera melangkah cepat menghampiri brankar, "kamu sudah sadar? Ada yang sakit? Biar aku panggil dokter ya?" Tanya Revaldo beruntun, walau khawatir tak ayal pemuda itu bisa bernafas lega karena akhirnya sang kekasih sadar setelah hampir 2 hari menutup mata.

Vera terdiam menatap pemuda didepannya dengan bingung, "kamu siapa?"

Deg

Rasanya jantung Revaldo berhenti berdetak saat mendengar pertanyaan tersebut dari sang kekasih, pupil matanya bergetar disusul kekehan sumbang dari bibirnya, "kamu bercanda kan?" Tanyanya tak percaya.

Vera menggeleng karena memang ia tak mengenal pemuda didepannya itu. Memiringkan kepalanya sembari mengingat-ingat apakah memang ia kenal dengan pemuda itu atau tidak, tapi nihil sekeras apapun ia berusaha untuk menggali ingatannya ia tidak mendapatkan satupun jawaban.

"Memang kamu siapa? Apa kita saling kenal?" Tanyanya kemudian, yang berhasil membuat Revaldo benar-benar syok. Pemuda itu bahkan sampai mundur beberapa langkah sambil menggelengkan kepalanya ribut.

Seolah tersadar dari keterkejutannya, Revaldo kembali melangkah menghampiri Vera dan bahkan kini pemuda itu mencekram bahu Vera dengan kuat membuatnya tanpa sadar menyakiti gadis itu.

"L-lepas sakit" Revaldo segera melepaskan tangannya dengan perasaan bersalah, ia mengusap wajahnya dengan kasar sebelum menatap Vera dengan lembut, "Aku Revaldo pacar kamu" ucapnya kemudian.

"Revaldo?" Revaldo mengangguk sebagai jawaban.

Vera menatap wajah Revaldo dengan intens lalu sebuah ingatan samar berputar di kepalanya membuatnya menggerang kesakitan. Revaldo yang melihat itu tentu saja panik dan memencet tombol disamping brankar untuk memanggil dokter.

Tak lama kemudian rasa pusing yang ia rasakan semakin memudar, Vera terdiam lalu memfokuskan pandangannya menatap bingkai wajah tampan pemuda didepannya, "kamu Revaldo?" Tanyanya hampir seperti bisikan, namun karena kondisi ruangan sepi Revaldo dapat mendengar jelas suara tersebut. Dengan mata berkaca-kaca anggukan samar ia berikan untuk menjawab pertanyaan Vera, "iya kamu sudah ingat?" Tanyanya memastikan.

Vera berdehem pelan membuat Revaldo bernafas lega dan langsung membawa tubuh gadis itu kedalam pelukannya, "syukurlah".

Perlahan tangan gadis itu terangkat membalas pelukan dengan tak kalah erat, wajahnya ia benamkan didada bidang pemuda itu yang membuatnya bisa mendengar debaran jantung dari sang empu.

Who is the Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang