SELAMAT SIANG!
Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕
Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen
SELAMAT MEMBACA!
•
•
♥️Happy Reading♥️¥¥¥¥¥
Euehhh
Lenguh pelan seorang gadis yang saat ini terbaring di banker rumah sakit. membuat semua orang dilanda perasaan khawatir pasalnya sudah hampir Tujuh jam lebih ia tidak sadarkan diri.
Tak lama mata indah itu mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya. ia mengamati sekitar, ruangan serba putih dengan bau obat-obatan yang menyengat, bisa ditebak bahwa sekarang ia sedang berada di rumah sakit.
Menghela nafas, Alexa merasa bahwa hidupnya sangat tidak masuk akal, bagaimana bisa masuk akal kalau saja tiba-tiba ia bisa masuk kedalam tubuh orang lain dan parahnya lagi seorang antagonis novel yang akan berakhir tragis. Hah memikirkan nya saja membuat kepala Alexa berdenyut sakit.
Ingatannya berputar ketika ia tidak sadarkan diri beberapa jam yang lalu, pemilik tubuh ini memberikan sebagian ingatannya kepada dirinya. Ia kira menjadi putri tunggal kaya-raya membuat seorang Marella dilimpahi kebahagiaan. Nyatanya malah justru sebaliknya. Mentalnya hancur oleh sebuah trauma yang sudah bertahun-tahun ia pendam sendirian. dan menurutnya itu juga salah sang penulis yang membuat alur hidup Marella menjadi menderita. Bukannya semua manusia juga ingin bahagia? Terlepas dengan apa yang setiap hari mereka lalui termasuk tokoh antagonis sekalipun.
Ceklek!
Saat tengah bergulat dengan pikirannya, Bunyi pintu terbuka membuat perhatian Alexa teralihkan, disana berdiri seorang pria dan wanita paruh baya memasuki ruangan. ketika melihat Alexa yang sudah sadar merekapun terkejut langsung berjalan cepat menghampiri Alexa dengan wajah khawatir tercetak jelas diwajah kedua orang tersebut.
"Marella sayang kamu udah bangun?" Tanya wanita itu sambil menangis terharu. Alexa pun yang melihat itu bingung lalu menganggukkan kepalanya pelan ketika mengingat bahwa kedua orang didepannya ini adalah orang tua Marella yang artinya sekarang juga orang tuanya juga.
"Mana yang sakit sayang biar mama panggilan dokter?" Lanjut Citra dengan nada khawatir.
Mendapat perlakuan lembut dari sang mama, Alexa pun berusaha tersenyum walaupun terkesan kaku, "Nggak kok ma, nggak ada yang sakit, mama nggak usah khawatir" ucap Alexa menenangkan sang mama.
Gurat terkejut nampak pada wajah kedua pria dan wanita paruh baya tersebut, mereka kompak menatap Alexa dengan tatapan haru sekaligus khawatir.
"K-kamu tadi panggil apa sayang?" Tanya Citra dengan nada tak percaya.
"M-mama?" Lanjutnya memastikan
Walaupun bingung Alexa menganggukkan kepalanya pelan, citra yang melihat itu menutup mulutnya terkejut. Mata citra mulai berkaca-kaca sebelum kristal bening itu perlahan mengalir membasahi pipinya. Bukan air mata sedih namun air mata haru. tak berbeda jauh dengan pria paruh baya disamping citra walaupun sedari tadi wajahnya terlihat dingin namun tak bisa dipungkiri bahwa mata pria itu terlihat berkaca-kaca.
"Makasih sayang makasih" ucap Citra sambil membawa tubuh putrinya kedalam pelukannya.
Alexa masih diam mencerna semuanya, namun ketika mengingat alur novel yang menceritakan keadaan keluarga Marella, membuat Alexa mulai menganggukkan kepalanya faham. Didalam novel dijelaskan bahwa hubungan keluarga marella sempat merenggang, itu juga karena keegoisan Marella demi membela sahabatnya yang tanpa Marella sadari sahabat yang selama ini ia bela ternyata bermuka dua dan hanya memanfaatkan hartanya saja. Kedua orang tua Marella yang mengetahui hal itu berusaha untuk memberitahu dan melarang Marella agar tidak dekat-dekat dengan sahabat palsunya itu, namun Marella yang keras kepala malah menganggap kedua orang tuanya selalu mengekang dan mengatur hidupnya. Sejak saat itu Marella bersikap dingin dan acuh tak acuh kepada keluarganya bahkan tak Sudi memanggil kedua orang tuanya dengan sebutan papa mama, sungguh anak durhaka kau Marella!
Alexa tersadar dari lamunannya ketika merasakan bahunya terasa basah, dengan ragu ia pun mengulurkan tangannya untuk membalas pelukan sang mama tak kalah eratnya. Matanya terpejam menikmati pelukan hangat yang diberikan oleh citra, sudah sejak lama ia tidak merasakan kehangatan itu lagi.
Citra menguraikan pelukannya menangkap wajah sang putri lalu mengusap air mata Alexa aka Marella dengan lembut, "hey kenapa kamu nangis? Apa ada yang sakit? Mana? biar mama panggilan dokter" tanya Citra beruntun, lalu tanpa bisa Alexa cegah Citra sudah memencet tombol disamping banker untuk memanggil dokter. Alexa hanya bisa menghela nafas pelan sebenarnya tadi ia tidak sadar bahwa tadi ia tengah menangis.
Tak lama dokter itupun datang, Revan dan citra sedikit menyingkir untuk memberikan ruang dokter memeriksa keadaan Alexa, tak lama dokter itu menampilkan senyum khasnya sambil menatap kedua orang tua Marella, "tidak ada yang perlu dikawatirkan tuan nyonya, tadi nona Marella pingsan karena kelelahan, hanya perlu beristirahat selama beberapa hari untuk memulihkan tenaganya" terangnya.
Mereka yang berada di ruangan itu tersenyum lega, "Syukur lah kalau begitu" ucap Citra lirih
"Dok kapan saya boleh pulang?" Tanya Alexa yang sedari tadi sudah gatal ingin menanyakan pertanyaan itu, ia ingin cepat-cepat pulang karena ia paling benci dengan rumah sakit selain karena ia tak kuat dengan bau obat-obatan yang menyengat, ia juga sedikit trauma karena ditempat itulah ia harus kehilangan kedua orang tuanya dikehidupannya dulu.
"Hari ini kamu sudah boleh pulang tapi ingat harus banyak istirahat dulu, mengerti?!" Ucap dokter itu lembut
"Dengarin itu! Selama beberapa hari kamu nggak usah masuk sekolah dulu" ucap citra tegas, tanpa bantahan membuat Alexa pun mau tak mau menganggukkan kepalanya pelan.
"Kalau begitu saya permisi dulu, jika ada yang dibutuhkan bisa memanggil memencet tombol disamping banker atau memanggil suster" pamit dokter itu dengan senyum manis yang tak pernah luntur dari bibirnya.
Setelah mendapat persetujuan dari kedua orang tua Marella dokter itu pun keluar dari ruangan, menyisakan ketiganya yang sedang bergulat dengan pikirannya masing-masing.
Citra yang sudah tersadar dari pikirannya, langsung menatap sang putri dengan tatapan teduh. Walaupun sedikit bingung dengan perubahan sikap putrinya namun wanita paruh baya itu tak menampik kalau rasa haru dan bahagia membuncah didalam dadanya.
Ia segera mendudukkan dirinya di kursi samping banker, mengulurkan tangannya untuk mengelus pelan surai putrinya dengan sayang.
"Oh ya pasti kamu lapar kan?, sini biar mama suapin" ucap Citra lalu mengambil mangkuk bubur yang berada diatas nakas dan mulai menyuapi Alexa dengan perlahan. Yang lagi-lagi membuat hati Alexa menghangat. Kali ini ia sangat bersyukur karena lewat raga ini ia bisa merasakan kembali kasih sayang dari kedua orang tuanya.
______________________________________
TBC
Up lagi nih.... Maaf ya lama, soalnya Minggu kemarin aku sibuk UTS terus akhir-akhir ini aku lagi nggak enak badan🙏
Semangat puasanya, karena hari ini puasa terakhir yay🥳
Oh ya btw aku lebarannya besok gais...kalau kalian kapan?
Next?
#Tolong vote ya
#Tandai cerita atau bagian yang terdapat typo
#Terimakasih~21 April 2023~
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is the Antagonist?
Fantasy[𝐇𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚] [𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐛𝐢𝐭-𝐛𝐢𝐛𝐢𝐭 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐤𝐨𝐫] [𝐓𝐞𝐫𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐚𝐝𝐞𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐭𝐚-𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 �...