Chapter 51

18.5K 898 68
                                    

SELAMAT MALAM!

Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen

SELAMAT MEMBACA!


♥️Happy Reading♥️

¥¥¥¥¥

Vera kembali ke kantin sudah dengan penampilan rapi, berjalan sembari menunduk menuju kearah meja tempat Revaldo dkk.

"Kenapa lama?" Tanya Revaldo begitu Vera barusaja duduk dikursi sampingnya.

Vera menunduk gugup, tangannya meremas roknya yang ada dibawah meja, "nggakpapa kok kak" jawabnya pelan hampir seperti cicitan, dia sangat takut apalagi ketika matanya bersitatap dengan gadis yang mengancamnya. Gadis itu menggerakkan bibirnya yang dapat dimengerti oleh Vera yang melihatnya.

"Awas aja kalo Lo ngadu sama mereka, gue bakal bunuh adik Lo"

Tubuh Vera semakin bergetar, sebisa mungkin dia menahan air matanya. Dan hal itu disadari oleh seluruh orang yang berada dimeja tersebut.

"Kamu kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Revaldo khawatir sambil memegang pundak Vera yang tersentak terkejut.

"A-aku nggakpapa k-kok kak aku aku...." Gadis itu melarikan pandangannya tidak berani menatap Revaldo yang ada didepannya. Berusaha mencari alasan agar mereka tak curiga, namun belum sempat ia menyelesaikan ucapannya Revaldo sudah lebih dahulu menyela.

"Terus Ini kenapa? Kamu dibully sama siapa?" Tanya Revaldo beruntun wajahnya sudah memerah menahan amarah. Pandangan pemuda itu beralih pada Marella yang menampilkan ekspresi acuh tak acuh pada sekitar.

Seolah mengerti tentang pikiran Revaldo, Vera menggeleng ribut. "Aku nggakpapa kok kak tadi hanya terpeleset di kamar mandi terus terbentur pinggiran wastafel" ucapnya cepat yang membuat Revaldo terdiam sejenak lalu menganggukkan kepalanya.

"Oh, lain kali hati-hati ya" ucap pemuda itu dengan perhatian mengelus lembut memar dikening Vera.

Melihat pemandangan itu, Oliv dan Sofya dengan kompak berlagak ingin muntah sedangkan Marella memutar matanya malas, apa-apaan drama memuakkan itu batin mereka.

Vera tersenyum menanggapi, diam-diam gadis itu bernafas lega karena Revaldo mempercayai ucapannya. Pandangannya beralih menatap Marella dengan tatapan sendu, apakah ia tega melukai Marella? Terlepas dari sikap gadis itu dulu terhadapnya batin Vera.

Marella yang merasa ditatap mengalihkan pandangannya dari jus pesanannya, alisnya mengkerut saat mendapati tatapan sendu dari Vera. Kenapa? Ada apa dengan tatapan sendu itu? Batinnya bertanya-tanya.

Brak!

Pyarr!

Kejadian itu begitu cepat sehingga tak sempat untuk menghindar, semua murid yang menyaksikan itu terdiam dengan ekspresi terkejut. Seorang gadis entah datang dari mana terjatuh hingga kuah bakso yang masih mengepul menyiram lengan Vera.

"Awssss" Vera mendesis sakit ketika merasakan rasa panas pada lengannya, kulitnya langsung memerah melepuh akibat kuah panas itu.

Semua yang berada didalam satu meja tersebut langsung bangkit dari duduknya, Revaldo dengan sigap mengusap lengan Vera khawatir.

"LO!" Pandangan Revaldo yang semula khawatir langsung menajam ketika menatap seorang gadis yang berdiri dengan tubuh kaku.

"LO APA-APAAN HAH! LO SENGAJA KAN BUAT VERA CELAKA?" Bentak pemuda itu dengan penuh emosi, tangannya mengepal disisi tubuh, matanya memerah pertanda amarah. Tak perduli dengan tubuh gadis itu yang sudah bergetar hebat Revaldo mengangkat tangannya bersiap memberikan tamparan namun Vera berhasil mencegah. Pemuda itu menolehkan kepalanya pandangannya kembali melembut menatap mata berkaca kekasihnya.

Who is the Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang