Chapter 62

9.2K 416 18
                                    

SELAMAT PAGI!

Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen

SELAMAT MEMBACA!


♥️Happy Reading♥️

¥¥¥¥¥

Disebuah kamar seorang gadis sedang mondar-mandir dengan gelisah, "bagaimana mungkin?" Gumamnya tak percaya sambil menggigiti kukunya kebiasaannya ketika sedang cemas. Ia menoleh kearah cermin meja riasnya yang memantulkan bayangan dirinya.

Prang!

Cermin itu seketika pecah, gadis itu memejamkan mata sambil menjambak rambutnya ketika rasa takut mulai mendominasi dirinya menciptakan ilusi seolah bayangkan dirinya didalam cermin tersebut sedang menatap dan mengejeknya.

Cklek

"Sayang ada apa? kenapa mama denger suara benda pecah?" wanita paruh baya muncul dari balik pintu dengan ekspresi panik. Gadis yang tak lain adalah Mila itu menolehkan pandangannya melihat sang mama memasuki kamar lalu menghampirinya.

"Mila sayang kamu kenapa? Kamu nggakpapa kan?" Tanya wanita itu beruntun ketika sampai didekat putri semata wayangnya. "Oh ya ampun kenapa cermin itu bisa pecah?" Lanjutnya saat baru menyadari suara benda pecah yang dirinya dengar tadi berasal dari pecahnya cermin tersebut.

Buru-buru wanita paruh baya itu memeriksa keadaan putrinya memastikan Mila tidak terluka, "syukurlah kamu baik-baik saja" ucapnya lega.

Sementara itu Mila masih menutup mulutnya rapat tak sedikitpun ia memperdulikan keberadaan mamanya karena dipikirannya sekarang hanyalah rasa takut teramat sangat, takut jika semua orang juga mengetahui bahwa yang mengusulkan rencana mencelakai marella kepada Jessica adalah dirinya.

"MILA!" teriakan keras yang berasal dari lantai bawah mengejutkan kedua perempuan berbeda usia tersebut, mereka dengan panik segera keluar dari kamar dan menuruni anak tangga guna menghampiri Cakra Aryaguna yang tak lain sang kepala keluarga.

"Kenapa sih pa kok teriak-teriak?" Tanya dewita- mama Mila.

Cakra tak menggubris pertanyaan dewita justru sekarang menatap Mila dengan tatapan murka, "apa yang kau lakukan Mila? Apa yang kamu lakukan sampai bisa berurusan dengan Mr.D ?" Tanyanya sambil mencekam pundak putrinya.

Mila yang mendapatkan perlakuan itu tentunya meringis sakit, walaupun takut tapi rasa bingung lebih mendominasinya sehingga dirinya pun memutuskan untuk bertanya, "aku nggak lakuin apa-apa pa bahkan aku nggak kenal siapa Mr.D itu"

"BOHONG!"

Melihat suasana semakin memanas dan emosi Cakra yang semakin tak terkendali dewita pun berusaha menenangkan sang suami, "Udah pa kamu menyakiti putri kita" dan ucapannya berhasil, terbukti sekarang Cakra melepaskan tangannya dari bahu Mila lalu mengusap wajahnya dengan frustasi.

"Kembali ke kamar Mila dan renungkan semua kesalahanmu" perintah Cakra kemudian, intonasi suaranya pun sudah jauh lebih halus daripada sebelumnya.

"Tapi pa...."

"Sekarang! Dan jangan keluar sebelum kamu tau apa kesalahanmu" lanjutnya tak ingin mendengar ucapan protes dari putrinya.

Mila yang mendengar itu pun langsung beranjak dari sana dan menuju kamarnya berada. Meninggalkan kedua orang tuanya.

Dewita yang melihat siluet Mila memasuki kamar kini memfokuskan perhatiannya kepada sang suami, ekspresi tentu saja bingung karena baru pertama kali ini Cakra memarahi Mila padahal biasanya Cakra adalah orang yang selalu memanjakan putrinya, "ada apa sih pa? Aneh banget pulang marah-marah? Terus siapa itu Mr. D?" Tanyanya beruntun.

Who is the Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang