"Apa yang sebenarnya terjadi...?"
Reagan menoleh ke arah sang adik yang sedang menatap malas ke arah dua orang yang tengah berdansa di tengah hall itu.
"Kenapa his highness berdansa dengan Helene?"
"Kau bertanya padaku? Mana mungkin aku tahu."
"Di antara semua orang, kenapa harus dia— argh!"
Reagan mengusap gusar wajahnya. Pikirannya kalut memikirkan bagaimana cara mengatasi rumor yang mungkin akan beredar di kalangan bangsawan nanti.
Tak berselang lama, sosok pria bersurai coklat datang menghampiri keduanya. Dia adalah Ethan Dalwood, putra sulung marquess Dalwood. Pria itu memasang wajah sedikit bingung namun juga gugup di saat yang bersamaan.
"Sepertinya Anda belum memiliki partner, jika Anda tidak keberatan maukah Anda berdansa dengan saya, Lady," ucap pria itu sembari mengulurkan tangannya pada Cordelia.
"Apa-apaan ini, Ethan?" Ucap Reagan sebelum Cordelia menyambut uluran tangan dari sahabatnya itu.
"Kau tidak lihat betapa kacaunya situasi saat ini?" Sambungnya.
"Aku hanya berusaha melindungi lady. Jika dia tidak berdansa, maka dia akan jadi pembicaraan orang-orang."
Reagan terdiam memikirkan ucapan Ethan. Ya, jika dipikir-pikir itu bukanlah ide yang buruk. Jika Cordelia tidak berdansa sama sekali, maka ia akan semakin dipandang buruk oleh para bangsawan.
"Sudahlah, Kak. Tidak perlu berpikir terlalu dalam. Ini hanya sebuah dansa," sela Cordelia saat melihat sang kakak tampak berpikir begitu keras.
"Baiklah, lakukan semaumu. Aku akan pergi sebentar untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini."
Setelah Reagan pergi, Cordelia dan Ethan pun masuk ke tengah hall dan berbaur dengan orang-orang yang sudah mulai berdansa. Keduanya tampak menikmati tarian mereka tanpa memperdulikan tatapan yang diberikan oleh para bangsawan di sekitar. Cordelia sudah menduga hal seperti ini akan terjadi, karena itulah ia berlatih pura-pura buta dan tuli untuk mengatasi situasi seperti ini.
"Anda baik-baik saja, Lady?" Tanya Ethan tiba-tiba.
"Apa saya terlihat tidak baik-baik saja?"
"Tidak. Sebaliknya Anda terlihat sangat baik sehingga rasanya aneh."
"Aneh?"
"Anda kan sangat mencintai his highness, tapi beliau malah berdansa dengan adik Anda sendiri."
Cordelia tak langsung merespon ucapan pria itu. Matanya melirik ke arah dua orang yang sedang berdansa tak jauh darinya. Sepersekian detik kemudian, orang yang ia lirik ternyata juga melirik ke arahnya. Allerick, pria itu menatap Cordelia dengan tatapan kesal. Apa-apaan dia. Apa dia punya hak untuk merasa kesal sekarang? Batin gadis itu sambil kembali mengalihkan pandangannya pada Ethan.
"Itu urusan mereka berdua. Dan saya tidak peduli dengan itu."
Di sisi lain, wajah Helene yang tengah berdansa dengan Putra Mahkota tampak berseri-seri. Senyuman manis tak kunjung pudar dari bibirnya. Matanya yang berbinar-binar terus menatap wajah tampan yang ada di hadapannya itu. Namun sayang orang yang ia tatap sama sekali tak melihat ke arahnya.
"Terima kasih karena sudah mengabulkan keinginan saya, Your Highness. Saya sangat senang."
"Ya," balas Allerick singkat tanpa ada niat untuk menatap gadis yang sedang berdansa dengannya itu.
"Saya sungguh tidak menyangka akan memiliki kesempatan untuk berdansa dengan Anda."
Lagi-lagi, Allerick hanya membalasnya dengan seadanya tanpa mau menatap Helene sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVELIA : Behind 'The Secret'
Historical Fiction"Mari kita bertunangan, Your Grace" "Mari kita batalkan pertunangan ini, Your Highness" Kedua gadis yang berada dalam dua kondisi berbeda, membuat mereka bertindak tidak seperti 'diri' mereka sendiri. Ivana dan Adelia menyadari bahwa keduanya masuk...