(Flashback start)
"Your Highness!!"
Everyl spontan berteriak ketika mendapati pria yang ia ketahui sebagai pangeran kedua kekaisaran itu telah menolongnya dari situasi yang pastinya akan mempermalukan dirinya. Untung saja saat ini orang-orang terlalu sibuk masing-masing karena dansa pertama yang baru saja berakhir. Hingga suasana sekitar pun masih dalam keadaan bising. Hal ini membuat Everyl menghela nafas lega sejenak. Namun ketika mengingat siapa yang telah menolongnya, ia segera memundurkan tubuh dan memberi salam.
"Salam kepada, Your Highness. Selamat Ulang tahun. Semoga Anda panjang umur serta kesejahteraan dan kebaikan selalu menyertai Anda"
Evander tertawa kecil melihat wajah panik dihadapannya, entah bagaimana gadis itu berhasil menarik perhatiannya sejak awal ia melihatnya. Tentu saja ia mengenal siapa gadis itu. Satu-satunya putri dari keluarga Dalwood sekaligus keturunan langsung dari penyihir menara. Tingkah anehnya selama pesta berlangsung membuat pemuda itu tanpa sadar mengikuti gadis itu dari belakang. Ia terlihat sempat bersama lady Apollyon, lalu berpisah kembali. Ia bahkan terang-terangan menolak para pria yang mengajaknya berdansa serta bolak balik kesana kemari dengan gaun terangkat entah mencari siapa.
"Terima kasih, Lady. Maaf apabila saya tidak sopan, tapi sejujurnya beberapa waktu saya tidak dapat mengalihkan perhatian saya dari Anda. Bolehkah saya tahu apakah Anda sedang mencari seseorang? Jika memungkinkan, saya bisa membantu Anda." Evander berujar dengan ramah.
Pemuda bersurai pirang itu tersenyum dengan manisnya sehingga membuat Everyl terpana. Mungkin jika ia lebih dulu bertemu dengan Evander atau lebih mengetahui tentang Evander, ia pasti akan dengan mudah menyukainya. Sayangnya novel tidak banyak membahas tentang pemuda itu. Nasib pemeran figuran. Ya, sama sepertinya.
"Ah... Bukan siapa-siap—" Everyl menghentikan ucapannya, lalu memiringkan kepala berpikir bahwa mungkin saja Evander benar bisa membantunya. ekspresinya berubah-ubah seiring ide yang tercetus begitu saja. Tentunya hal itu tak luput dari pengawasan pangeran kedua.
"Apa mungkin... Anda tahu kemana perginya His Grace, Duke Haverford?" Everyl bertanya dengan ragu-ragu.
"Duke Haverford? Ah jadi dari tadi Anda mencarinya?"
Everyl menangguk antusias, berharap pemuda dihapannya dapat memberikan jawaban sesuai ekspektasinya. Dengan mata berbinar dan tangan yang saling bertaut, ekspresinya sungguh terlihat lucu dimata Evander, ia jadi merasa ingin menjahilinya.
"Bagaimana ya? Sepertinya saya tidak bisa memberi jawaban kecuali Anda melakukan sesuatu untuk saya." Pemuda itu mengulum senyum, berusaha untuk mempertahankan ekspresi serius.
Berbeda dengannya, seakan harapan yang sudah pupus, Everyl perlahan cemberut dan mengernyitkan dahi.
"Anda bilang akan membantu saya. Kenapa sekarang malah meminta imbalan?"
"Apa saya mengatakannya seperti itu? Maaf saya pasti tidak menyadari kata-kata yang saya lontarkan. Itu spontan karena saya berhadapan dengan Lady yang manis."
Ini kalau di dunia modern, dia benar-benar playboy cap kaki babi kayaknya.
Evander tampak sama sekali tak mau berhenti untuk menggoda gadis itu membuat Everyl mengepalkan tangannya menahan kekesalan. Bahkan saat ini wajahnya sudah memerah. Ia merasa, mungkin Cordelia akan bersorak untuknya karena berhasil bersabar setelah mengalami semua ini mengingat bagaimana sifat sebenarnya yang ia miliki. Ia menarik kembali pemikiran bahwa dirinya akan terpesona dan jatuh cinta pada pemuda ini jika dia tidak mengetahui tentang Aeron dahulu. Faktanya sikapnya sungguh menyebalkan dan terlihat seperti perayu murahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVELIA : Behind 'The Secret'
Исторические романы"Mari kita bertunangan, Your Grace" "Mari kita batalkan pertunangan ini, Your Highness" Kedua gadis yang berada dalam dua kondisi berbeda, membuat mereka bertindak tidak seperti 'diri' mereka sendiri. Ivana dan Adelia menyadari bahwa keduanya masuk...