Hari semakin sore, Cordelia menyadari bahwa sudah waktunya baginya untuk pulang. Dengan sopan, dia berpamitan kepada Chrysilla, "Terima kasih atas waktu yang menyenangkan, Putri Chrysilla. Saya harus pulang sekarang."
Chrysilla tersenyum, "Senang bisa berbicara denganmu, Lady Cordelia. Semoga kita bisa berbincang seperti ini lagi suatu saat nanti."
Sebelum meninggalkan istana, Cordelia memutuskan untuk jalan-jalan di taman istana yang sejak awal datang menarik perhatiannya. Ia berjalan menikmati pemandangan indah yang membentang di hadapannya. Pepohonan menjulang tinggi, bunga-bunga berwarna-warni, dan aroma segar taman memberinya kedamaian.
Saat Cordelia menyusuri jalanan setapak yang berliku, dia tak sengaja bertemu dengan Putra Mahkota Allerick. Mereka saling berpandangan. Cordelia Terkejut, ingin rasanya ia segera pergi dari sana, tapi sudah terlanjur ketahuan. Karena itu tetap menyapa dengan sopan, "Salam kepada, Bintang Kekaisaran."
Allerick mengangguk, "Apa yang membawamu kesini pada sore ini?"
Cordelia menjawab dengan canggung, "Hanya berjalan-jalan, Your Highness. Saya terpesona oleh keindahan taman istana ini. Mungkinkah saya sudah mengganggu waktu Anda?"
"T-tidak! Aku tidak terganggu sama sekali."
Mereka berdua sama-sama terdiam, dan suasana berubah menjadi canggung. Kini mereka berdua kesulitan untuk menyambungkan pembicaraan dengan alami.
Allerick berdehem, mencoba meredakan kecanggungan di antara mereka. Dengan senyum lembut, ia mengulurkan tangannya pada Cordelia lalu berkata, "Apa kau keberatan jika kita berjalan bersama sebentar?"
Cordelia merasa ragu, namun melihat ekspresi penuh harap dari pria itu, ia akhirnya menerima ajakan tersebut. Mereka berdua kini berjalan berdampingan, menyusuri taman yang tenang.
Allerick memulai pembicaraan dengan basa-basi, "Aku dengar Chrysilla mengundangmu hari ini."
Cordelia membalas dengan santai, "Benar, saya diundang oleh Putri Chrysilla."
Allerick mengangguk, merespon perkataan gadis itu.
Cordelia balas bertanya, "Omong-omong, apa yang membawa Anda ke taman di sore hari ini, Your Highness?"
Allerick menjawab, "Sama sepertimu, aku hanya mencari udara segar setelah seharian bekerja di ruangan."
Cordelia berkata dengan penuh simpati, "Menjadi putra mahkota pasti melelahkan."
Allerick mengangguk, "Benar, tapi aku berusaha mengerjakan tugas-tugas itu dengan sepenuh hati."
Percakapan mereka menemui jalan buntu dan suasana kembali berubah canggung. Tak ada satupun yang berani memulai pembicaraan lebih lanjut. Kini pikiran keduanya kembali melayang ke kejadian saat di pesta Duke Clamonte. Tatap mata mereka saling bertemu, menciptakan ketegangan di antara keduanya. Mereka terdiam, masing-masing terpaku pada ingatan akan momen yang telah terjadi.
Ditengah keheningan itu, keduanya bersama-sama mulai berbicara. "Malam itu..."
Lalu, sebuah keheningan menyusul, hingga akhirnya Allerick meminta Cordelia untuk berbicara lebih dulu. Cordelia pun tanpa ragu melanjutkan perkataannya, "Saya akan anggap kejadian malam itu tidak pernah terjadi."
Allerick terkejut dan memasang wajah tidak terima. "Kenapa?!" Tanyanya.
Cordelia dengan tegas berkata, "Your Highness, hubungan di antara kita sudah berakhir. Sudah terlambat untuk memperbaiki semuanya. Saya harap Anda bisa menemukan wanita lain yang lebih pantas daripada saya."
Allerick tak merespon, wajahnya perlahan menggelap. "Tidak. Sudah kukatakan, bukan? Kita bisa mengulangnya dari awal. Ayo lupakan semua yang terjadi di masa lalu."
KAMU SEDANG MEMBACA
EVELIA : Behind 'The Secret'
Ficción histórica"Mari kita bertunangan, Your Grace" "Mari kita batalkan pertunangan ini, Your Highness" Kedua gadis yang berada dalam dua kondisi berbeda, membuat mereka bertindak tidak seperti 'diri' mereka sendiri. Ivana dan Adelia menyadari bahwa keduanya masuk...