Seorang gadis tertidur lelap di atas ranjang mewah yang ada di salah satu kamar di kediaman keluarga Apollyon. Gadis bersurai ungu gelap itu sudah tertidur cukup lama hingga membuat seluruh orang khawatir. Ini sudah hampir 20 jam gadis itu tak sadarkan diri, tentunya itu membuat semua orang semakin khawatir. Bukankah dokter mengatakan ia akan segera sadar? Bukankah ini hanya luka biasa? Lantas mengapa gadis itu tertidur selama ini?
Marilyn, pelayan pribadi Cordelia baru saja keluar dari kamar gadis itu bermaksud untuk mengembalikan makanan yang tak tersentuh yang sebelumnya disiapkan untuk Cordelia ke dapur. Tak berapa lama setelah kepergiannya, seseorang membuka pintu dari balkon.
Seorang gadis bersurai pirang dengan netra berwarna biru terang baru saja memasuki kamar tersebut tanpa suara. Ia dengan jubah berwarna hitam menyelinap masuk dan berjalan menghampiri ranjang tempat Cordelia terbaring.
Sesampai di samping ranjang ia menatap wajah pulas Cordelia dengan tatapan dingin. Entah apa yang sedang dipikirkan gadis itu hingga matanya menyorotkan kebencian pada orang yang sedang terbaring lemah di tempat tidur itu.
"Kau... siapa kau sebenarnya? Aku tidak mengerti mengapa master melarangku untuk mengusikmu lagi. Tapi bagaimanapun kau sudah mengetahui hal yang seharusnya tidak kau ketahui."
Gadis itu bergumam pelan dengan tatapan dingin. Ia bergerak semakin mendekat pada Cordelia, lalu mengulurkan kedua tangannya ke arah leher gadis itu.
"Kau bisa merusak rencana kami. Karena itu matilah dengan tenang."
Di saat jemari miliknya berhasil mencapai leher Cordelia, Helene tiba-tiba terlempar jauh ke belakang hingga menabrak dinding yang menyebabkan beberapa barang terjatuh dan menciptakan bunyi berisik. Namun anehnya suara berisik tersebut tidak memancing perhatian orang di sekitar. Sosok berjubah hitam yang entah datang dari mana tiba-tiba muncul kemudian berjalan ke arah Helene yang masih berusaha untuk bangkit.
"Uhuk... Master..." ucap gadis itu lirih.
"Apa kau mengabaikan perintahku?"
"Saya tidak mengerti mengapa Anda tiba-tiba melarang saya menyentuh wanita itu. Bukankah sudah jelas dia bisa menjadi ancaman kita?"
"Sekarang kau berani melawan kehendakku?"
Sosok berjubah itu mengarahkan tangannya pada Helene, lalu tiba-tiba gadis itu melayang di udara. Helene meronta-ronta sambil berusaha melepaskan sesuatu yang seperti bayangan hitam melilit di lehernya. Sudah pasti itu kekuatan sihir hitam.
"Master... mengapa Anda sampai bertindak sejauh ini? Sebenarnya siapa wanita itu? Mengapa Anda melindunginya? Anda bahkan membunuh penyihir yang sudah melukainya malam itu." Helene berusaha berucap meski terbata.
"Itu bukan urusanmu."
"Tolong beritahu saya alasannya! Setidaknya saya ingin tahu alasan mengapa Anda melakukan itu untuk mempertimbangkan apa yang harus saya lakukan terhadapnya."
Meskipun wajahnya tak terlihat, tampak jelas sosok berjubah itu terlihat marah mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Helene. Tangannya yang terangkat ke arah gadis itu tiba-tiba bergerak seperti mencengkram, disisi lain Helene tampak semakin kesakitan.
"Aku tak butuh pertimbanganmu."
"M-Master... ma... maafkan saya... saya bersalah..." Setitik air mata keluar dari mata gadis itu. Tangan dan kakinya meronta-ronta untuk dilepaskan dari cengkraman di lehernya. Jika terus begini, ia benar-benar akan mati.
Tampaknya sosok itu masih belum mau memberikan ampun, ia membuat Helene terangkat semakin tinggi lalu melempar gadis itu dengan cepat hingga menabrak dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVELIA : Behind 'The Secret'
Historická literatura"Mari kita bertunangan, Your Grace" "Mari kita batalkan pertunangan ini, Your Highness" Kedua gadis yang berada dalam dua kondisi berbeda, membuat mereka bertindak tidak seperti 'diri' mereka sendiri. Ivana dan Adelia menyadari bahwa keduanya masuk...