CHAPTER 38

114 15 3
                                    

"Oh...?! Itu...!"

"Wah...!"

Para lady terkesima melihat benda yang baru saja dikeluarkan Cordelia dari kotak itu. Melihat reaksi para lady, Everyl yang awalnya ingin bersikap tak acuh tak bisa menahan rasa penasarannya untuk melihat hadiah yang diberikan oleh sang putri pada sahabatnya itu.

Sebuah batu kristal berbentuk bola yang berukuran sekepalan tangan. Itu adalah batu komunikasi yang sangat mahal dan berharga. Sangat sulit memiliki itu. Bahkan tidak semua keluarga bangsawan memilikinya. Cordelia memiliki satu yang berukuran lebih besar, namun itu tidak benar-benar miliknya, melainkan milik kepala keluarga Apollyon. Gadis itu membatu melihat bagaimana perbedaan besar yang mencolok antara hadiah miliknya dengan milik yang lain. Sungguh rasanya tidak nyaman. Sangat jelas sang putri seperti begitu mengistimewakan dirinya dibanding yang lain.

Sama seperti gadis lain, Everyl juga terpana melihat hadiah itu. Ia merasa sedikit semangat lalu membuka bingkisan miliknya. Namun senyumannya perlahan memudar saat mengetahui bahwa hadiah yang ia dapatkan sama seperti lady lainnya. Yakni sebuah perhiasan tepatnya kalung mewah dengan liontin berwarna hijau persis matanya. Bukannya hadiah itu tidak bagus, karena jelas sekali bahwa kualitas perhiasan yang ia pegang saat ini bukan kaleng-kaleng. Namun, tetap saja jika dibandingkan dengan milik Cordelia, sangat berbeda jauh. Para lady mulai berbisik pelan membicarakan hadiah Cordelia yang berbeda dengan hadiah lady lainnya.

Chrysilla tersenyum puas melihat reaksi para lady, namun di lain sisi Cordelia tampak tertekan menatap hadiah yang ada di tangannya itu.

"Your Highness, ini..."

Cordelia memaksakan dirinya untuk tersenyum di saat hatinya merasakan perasaan yang sangat tidak nyaman. Perbandingan antara hadiah miliknya dengan milik para lady sangat jauh.

"Apakah Anda menyukainya? Saya harap iya. Karena Lady tiba-tiba memutuskan pertunangan dengan kakak, saya jadi tidak memiliki kesempatan untuk bisa dekat dengan Anda. Saya telah banyak salah paham dengan Anda selama ini, saya sungguh berharap bisa dekat dengan Anda. Selain itu saya harap dengan ini kita bisa lebih mudah berkomunikasi satu sama lain."

Cordelia dibuat tak mampu berkata-kata mendengar pernyataan beruntun dari sang putri. Melihat tatapan yang memelas itu, Cordelia hanya bisa memaksakan diri untuk tersenyum kemudian mengucapkan terima kasih pada gadis itu.

"Terima kasih atas kemurahan hati Anda, Your Highness."

"Jika Anda berterima kasih, maukah Anda mengizinkan saya untuk berbicara santai dengan Anda selayaknya teman dekat?"

"Y-ya?"

Cordelia tampak kebingungan mendengar permintaan yang tiba-tiba itu. Gadis bersurai ungu gelap itu melirik ke arah Everyl yang ada di seberangnya, namun ternyata gadis yang sedang ia tatap tengah melirik sinis ke arah Chrysilla.

"Apa tidak bisa?" Tanya Chrysilla lagi sambil memasang wajah cemberut.

"Bukan begitu, tapi lady yang lain..."

Cordelia menggantungkan kalimatnya, kemudian melirik ke arah para lady. Suasana mendadak hening, menciptakan perasaan canggung.

Ah, benar, aku melupakan mereka. Sungguh merepotkan. Batin Chrysilla.

"Tentu. Saya harap kita semua bisa berteman akrab. Apakah Anda semua keberatan jika saya berbicara santai?" Chrysilla berujar sambil menatap ke arah para lady dengan senyuman manis.

"Itu tidak mungkin, Your Highness. Anda bisa berbicara dengan santai," jawab lady lainnya.

"Baiklah, aku harap lady semua merasa nyaman."

EVELIA : Behind 'The Secret'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang