CHAPTER 25

260 32 0
                                    

"Apa yang sedang terjadi disini?"

Aeron akhirnya tiba disana dengan penampilan sedikit berantakan meski pakaian resminya masih utuh membalut tubuhnya. Postur tinggi dengan kacamata putih terlihat seperti pelengkap penampilannya yang dewasa dan gagah. Everyl hampir saja meleleh dan mengangkat tangannya untuk mengibarkan bendera putih tanda menyerah jika saja tidak banyak orang disana.

Ah Silau!!! Emang boleh ada manusia se-shining shimmering splendid gini??!!

Dalam imajinasinya, Everyl menutup mata dengan dua telapak tangan untuk menghalau sinar yang menusuk mata dari tubuh Aeron.

Everyl meneguk saliva dengan kasar. Ia begitu terkagum pada penampilan Aeron. Anehnya meski Aeron bukan pemeran utama dalam novel, visual pemuda itu mampu menyaingi Allerick yang merupakan Pemeran Utama.

Sayang banget kalau jadi sad boy.

"Salam hormat, Your Grace."

Para ksatria serentak meneriakkan salam sapaan dengan tegas.

Begitu Pula dengan Everyl, "Selamat siang, Your Grace."

Gadis itu memegang sedikit rok gaunnya lalu kemudian menekuk lutut bagian dalamnya untuk menyapa. Namun ia melupakan tentang kakinya yang terkilir, sehingga sengatan rasa sakit memenuhi pergelangan kakinya dan membuat tubuhnya oleng seketika. Di saat gadis itu sudah bersiap untuk jatuh, ia tidak menyangka ternyata tubuhnya segera ditahan dan dipeluk oleh Duke agar tidak menyentuh tanah.

"Ah!!"

"Anda tidak apa-apa?" Tanya Aeron dengan kedua mata yang sedikit melebar dan dibalas anggukan oleh Everyl.

Everyl yang menyadari hal itu, lantas tidak langsung melepaskan tubuhnya, ia masih ingin menikmati pemandangan indah yang terpampang di depan matanya itu. Terlebih tubuhnya direngkuh kuat oleh sang Duke. 

Ya, bilang saja ia sedang modus. Para ksatria disana juga ikut terkesiap, melihat pemandangan romantis tepat di hadapan mereka semua, membuat beberapa dari mereka ikut memerah dan segera memalingkan wajah. Sayangnya hal ini tidak berlangsung lama karena Aeron segera membantu menegakkan Everyl yang membuat gadis itu menggerutu dalam hatinya.

Segitu doang?

"Berhati-hatilah, My Lady."

"Terima kasih, Your Grace."

Setelahnya sang Duke bergerak mundur beberapa langkah untuk memberikan jarak antara mereka. Sorot mata pemuda itu terlihat tenang namun tajam disaat yang bersamaan, ia mengedarkan pandangan pada para ksatria yang tiba-tiba menurunkan pandangan mereka.

"Bukankah saat ini belum waktunya istirahat?"

Ujaran Aeron membuat para ksatria tersebut merinding. Mereka tersentak kaget dan semakin menundukkan kepala.

"Maafkan kami, Your Grace!!" Ucap mereka dengan serentak. Dalam hati mereka menangisi nasib yang kemungkinan akan menghampiri mereka setelah ini.

Habislah kami.. Duke akan memberikan pelatihan ekstra dengan jam istirahat yang dipersingkat selama sebulan.

"Itu bukan salah mereka."

Mereka semua termasuk Aeron yang di belakangnya ada Eric yang berdiri memperhatikan dalam diam itu kembali mengalihkan atensi pada Everyl.

"Mereka bersantai-santai dan bersikap lancang."

"Tapi itu karena Saya. Saya yang menghentikan pelatihan mereka secara tiba-tiba untuk membagikan biskuit ini. Jadi salahkan saja Saya, jangan mereka. Tolong maafkan para ksatria itu, Your Grace. Mereka sudah bekerja keras." Everyl bersikukuh untuk membela para ksatria.

EVELIA : Behind 'The Secret'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang