Cordelia yang baru saja ditinggal sendirian oleh Everyl hanya berdiri diam menatap punggung sahabatnya yang semakin menjauh dan menghilang ditelan keramaian. Gadis itu menghela nafas pelan kala menyadari ada begitu banyak orang yang menghadiri pesta ini. Wah, skala pesta ini bukan main-main, batinnya. Padahal pesta baru saja dimulai, namun ia sudah hampir kehabisan setengah energinya. Inilah alasan kenapa ia tidak ingin datang ke pesta.
"Hei, kau anak haram dari Count Fillan, bukan?"
"Berani sekali anak haram sepertimu datang ke pesta ini."
"Hei, lihat dia seperti ingin menangis."
"Hahaha... cengeng sekali! Kau ini laki-laki atau perempuan, sih? Hahaha!"
"Kenapa diam saja? Kau tidak mau menjawab perkataanku? Kau tidak tahu aku siapa, huh?"
Cordelia memijit pelipisnya yang mulai sakit mendengar kalimat-kalimat sampah yang diucapkan para pria bangsawan muda yang saat ini berada tak jauh dari tempatnya. Meskipun hanya dilihat dari jauh, sudah jelas itu adalah perundungan. Cordelia menggeleng pelan karena tak menyangka ternyata di dunia novel ini pun dia harus melihat pemandangan sampah seperti itu. Dulu dia pernah ada di posisi pria yang saat ini tengah dirundung itu.
Ingin rasanya gadis itu menghentikan aksi perundungan itu, namun di sisi lain hatinya merasa enggan karena itu bukanlah urusannya. Terlebih ia hanya orang asing di dunia ini, ia tak perlu terlalu ikut campur dengan apa yang terjadi di dunia ini. Meskipun begitu, tubuhnya malah bertindak lain. Dengan langkah anggun dan penuh wibawa, Cordelia berjalan mendekati kelompok yang sedang merundung seorang pria bersurai pirang itu. Ia berdehem pelan untuk meminta atensi para pria itu.
"L-Lady Cordelia?!"
Para perundung itu tampak terkejut akan kedatangan Cordelia. Tatapan mereka pada Cordelia pun beragam, ada yang takut, senang, dan malu. Isi pikiran mereka bisa terlihat jelas hanya dari ekspresi mereka.
"Saya baru tahu pemeran utama pesta hari ini bukanlah 2nd Prince dan Princess."
Para pria bangsawan itu tampak bingung mendengar perkataan Cordelia.
"Apa maksud Anda, Lady?"
"Saya mendengar Anda semua lebih sering membicarakan tentang Tuan Muda Fillan daripada Pangeran dan Putri, bukankah itu berarti pemeran utama pesta ini adalah Tuan Muda Fillan?" Cordelia berujar sambil tersenyum, namun tatapannya sangat dingin membuat para pria bangsawan itu seketika tertunduk takut.
"Ah... sepertinya ada hal yang harus saya urus. Kalau begitu saya pamit undur diri, Lady."
"Saya juga ada janji dengan seseorang, saya pamit undur diri, Lady."
"Saya juga pamit undur diri, suatu kehormatan bisa berbincang dengan Anda, Lady."
Satu persatu dari mereka pergi, dan kini tinggallah Cordelia berdua dengan pria bersurai pirang yang menjadi korban perundungan tadi. Pria itu sejak tadi hanya menunduk takut, sesekali ia mencoba untuk menatap Cordelia, namun beberapa detik kemudian ia kembali menundukkan wajahnya. Cordelia tentu menyadari ketakutan pria yang ada di depannya itu. Bukan hal yang mengejutkan jika mengingat siapa dan apa posisi Cordelia di tempat ini.
Karena tak ingin membuat pria itu semakin ketakutan, gadis bersurai ungu gelap itu pun memutuskan untuk pergi dari sana.
"L-Lady!"
Cordelia berbalik dan menatap pria yang saat ini tengah menatapnya takut.
Padahal dia setakut ini, tapi kenapa malah memaksakan diri?
KAMU SEDANG MEMBACA
EVELIA : Behind 'The Secret'
Fiksi Sejarah"Mari kita bertunangan, Your Grace" "Mari kita batalkan pertunangan ini, Your Highness" Kedua gadis yang berada dalam dua kondisi berbeda, membuat mereka bertindak tidak seperti 'diri' mereka sendiri. Ivana dan Adelia menyadari bahwa keduanya masuk...