CHAPTER 66

77 9 7
                                    

Makanan sudah dihidangkan, anggota keluarga Apollyon sudah berkumpul di meja makan kecuali Helene. Sudah beberapa menit menunggu, namun gadis bersurai pirang itu tak kunjung datang.

"Kepala Pelayan," panggil Marquess pada seorang pria paruh baya yang berdiri di sudut ruangan.

"Ya, Tuan?"

"Panggil Helene untuk sarapan bersama."

"Ba-"

Sang butler bahkan belum menyelesaikan kalimatnya, namun tiba-tiba Anne datang ke ruang makan itu dengan tergesa-gesa.

"M-maaf, Tuan. Nona Helene berpesan bahwa beliau tidak bisa ikut sarapan bersama hari ini, beliau minta sarapannya disiapkan di kamar."

Marquess dan Reagan secara serentak memasang wajah bingung. Apa yang terjadi pada putri bungsu keluarga ini sehingga tiba-tiba tidak bisa ikut sarapan bersama?

"Tiba-tiba? Ada apa?"

"Itu... nona mengatakan bahwa beliau merasa kurang sehat."

"Apa? Hm, sepertinya aku harus memanggil dokter. Kepala Pelayan, hubungi dokter segera."

"Baik, Tuan."

Marquess kembali memusatkan perhatiannya pada hidangan yang ada di depannya, kemudian menatap putra dan putrinya secara bergantian.

"Baiklah, kalau begitu ayo kita mul-"

"Ayah."

Cordelia tiba-tiba menginterupsi, membuat semua perhatian kini tertuju padanya.

"Ada apa?"

"Ada hal penting yang harus aku katakan pada kalian berdua."

Reagan mengernyit bingung, "Apa itu?" ujarnya.

"Ini tentang Helene. Alasan dia tidak bisa datang ke ruangan ini karena sakit itu bohong." Cordelia terkekeh pelan membayangkan betapa mulus rencananya berjalan. "Hah, tentu saja dia tidak akan berani datang ke ruangan ini," lanjutnya.

"Apa maksudmu, Cordelia?" Kedua pria itu tampak semakin kebingungan mendengar pernyataan yang diberikan oleh gadis bersurai ungu gelap itu.

Dengan senyuman percaya diri gadis itu bangkit dari kursinya.

"Selama ini Helene menipu kita. Dia bukanlah keturunan asli keluarga kita. Dia mengubah warna matanya dengan cincin ini." Cordelia berujar dengan yakin sambil memperlihatkan sebuah cincin antik dengan permata berwarna merah milik Helene.

"Cordelia, apa yang sebenarnya kau katakan?"

"Aku sudah mengambil cincinnya, jadi tentu saja dia tidak bisa mengubah warna matanya lagi untuk menipu kita. Karena itu dia tidak berani menampakkan diri sekarang."

Marquess menghela nafas berat kemudian memijat ujung pelipisnya yang terasa nyeri akibat mendengar perkataan tak masuk akal yang diucapkan oleh putrinya itu. Mengubah warna mata? Omong kosong macam apa itu? Jelas-jelas sejak pertama kali bertemu Helene ia sudah mendapati bahwa anak itu bermata merah pekat yang hanya dimiliki oleh keturunan langsung keluarga Apollyon.

"Cordelia, hentikan omong kosong tak berdasar ini," ucap Marquess yang sudah mulai frustasi.

"Ini bukan omong kosong, Ayah. Aku bisa membuktikannya. Ayo kita ke kamar Helene sekarang."

"Haah..."

Reagan dan Marquess menghela nafas berat secara bersamaan. Mereka saling menatap lalu menggeleng putus asa. Sebenarnya mereka ingin mengabaikan perkataan gadis itu, namun karena ia terlihat begitu semangat dan menggebu, pada akhirnya mereka menurutinya.

EVELIA : Behind 'The Secret'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang