Gadis bersurai ungu gelap, yang tak lain dan tak bukan adalah Cordelia, saat ini tengah duduk di meja kerja di kamarnya. Ia tampak asik menulis di atas selembar kertas dengan pena tinta di tangannya. Ia sedang menulis kejadian-kejadian penting yang terjadi di novel. Debutante Helene, kompetisi berburu, hari pemberkatan, dan terakhir pesta perayaan pendirian negara saat Cordelia melakukan rencana pembunuhan Helene.
Tok tok
Suara ketukan pintu membuatnya tersentak kaget, kemudian dengan cepat ia menyembunyikan kertas itu ke dalam laci.
"Siapa?"
"Ini Marilyn, Nona."
"Oh, masuklah."
Tak berapa lama kemudian, sosok pelayan bersurai cokelat muncul dengan nampan yang berisi teh dan makanan ringan.
"Saya membawakan teh dan cemilan karena saya pikir Nona sedang bosan."
"Ah, kebetulan sekali. Terima kasih, Marilyn," ucap Cordelia pada Marilyn yang sedang menyajikan teh di hadapannya.
Cordelia menyesap teh yang sudah disajikan oleh Marilyn. Senyuman tipis tercipta di bibirnya kala aroma teh itu masuk ke indra penciumannya. Teh buatan Marilyn memang yang terbaik. Walaupun Cordelia belum lama datang ke dunia ini, tapi dia sudah mencicipi teh buatan Marilyn beberapa kali, dan tidak ada satupun yang mengecewakan.
"Omong-omong, Nona. Biasanya di hari seperti ini Anda akan sibuk mencari kado. Anda tidak lupa, kan? Besok adalah jadwal tea time bersama Yang Mulia Putra Mahkota."
"Pft?!! Uhuk! Uhuk!!"
Teh yang sudah masuk ke mulut Cordelia langsung tersembur keluar karena terkejut mendengar perkataan Marylin barusan.
"Nona?! Anda baik-baik saja?!"
Dengan cekatan Marilyn memberikan sapu tangan pada Cordelia.
"Tadi kau bilang apa? Tea time bersama Putra Mahkota?!!"
"B-benar, Nona. Kenapa Anda terkejut seperti itu? Apa Anda lupa? Oh, jangan bilang Anda belum membeli hadiah untuk Beliau?"
Cordelia terdiam membatu hingga beberapa saat. Ia benar-benar tidak tahu ada tea time seperti itu. Selain itu, yang paling penting adalah Putra Mahkota merupakan orang yang paling ingin ia hindari saat ini, tapi sepertinya takdir berkata lain.
"Apa boleh aku tidak pergi kali ini?" Tanya gadis itu dengan nada ragu.
"Apa?! Kenapa?! Biasanya Anda selalu menantikan hari ini."
"Um..."
Cordelia terdiam lagi berusaha memutar otaknya untuk memikirkan alasan yang logis agar Marilyn tidak curiga. Namun setelah berpikir lagi, Cordelia menemukan ide agar ia tidak terlibat dengan Putra Mahkota lagi. Yaitu dengan memutuskan hubungan mereka. Pembatalan pertunangan. Ya, inilah saat yang tepat untuk melakukan itu, agar kedepannya mereka tidak perlu bertemu lagi.
"Tidak, tidak. Aku berubah pikiran. Aku akan datang besok," ujar Cordelia yakin.
Marilyn menghela nafas lega kemudian mengangguk sembari tersenyum.
"Bagaimana dengan hadiahnya, Nona? Apa Anda sudah menyiapkannya?"
"Jangan khawatir, aku sudah menyiapkannya dengan sempurna."
Kali ini, Putra Mahkota akan mendapatkan hadiah yang paling ia inginkan dariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVELIA : Behind 'The Secret'
Ficção Histórica"Mari kita bertunangan, Your Grace" "Mari kita batalkan pertunangan ini, Your Highness" Kedua gadis yang berada dalam dua kondisi berbeda, membuat mereka bertindak tidak seperti 'diri' mereka sendiri. Ivana dan Adelia menyadari bahwa keduanya masuk...